Skip to main content

Puisi Barisan Abdi Tuhan

Puisi Barisan Abdi Tuhan

Puisi dan kata bijak, puisi barisan abdi Tuhan. Ruang itu sudah menjadi sangat bagiku, tekad dan niat menjadi saksi bisu iktikad luhurku kala itu, empat setengah tahun yang lalu. kala tenggelam dalam lautan angan.

Pragraf di atas adalah deskripsi dari dua puisi karya Ulianisa Aprilliani, yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak untuk kesempatan ini,

Dan berikut ini adalah masing-masing judul puisi yang diterbitkan puisibijak.com antara lain:

  • Puisi Barisan abdi Tuhan,dan
  • Puisi Senja di kereta.

Dua puisi karya Ulianisa Aprilliani

Puisi barisan abdi Tuhan adalah puisi bertema religi dan puisi kereta senja. sepertinya menceritakan pengalaman sang penulisnya.

Selengkapnya dari dua puisi tersebut disimak saja puisi-puisinya berikut ini.


Puisi Barisan abdi Tuhan
Ulianisa Apriliani

Alunan merdu menyeru bertalu-talu lantunkan syahdu
Riak simfoni ayu mendayu-dayu hilangkan pilu
Menyeruak keramaian ranah bisu
Hingar bingar riskan menyergap waktu

Ranah pongah selaksa ruang hampa tak bergema
Damai mempersunting sunyi melahirkan ketaatan... menghapus alpa
Derap langkah terhela merdu serupa niat suci yang hakiki
Ikrar mullia di 'Amini' bersama kepada Sang Maha Cipta

Pasukan terformasi rapi tanpa komando dan aba-aba
Bukan lagi peleton prajurit bahaduri siap tempur..
melainkan 'Saf' pasukan fii sabilillah yang terpancang kukuh..
Bukan yang ingin melakukan 'gencʌtan senjʌta'
Melainkan yang ingin mengabdi kepada Tuhan nya


Puisi Senja Di Kereta
Ulianisa Apriliani

Priiitttt...peluit menjerit parau nyaris memekakan telinga
Cerobong kereta menyemburkan 'bintang berekor' menyisakan jelaga hitam
Derit kayuh kereta bergerak merangkak perlahan-lahan
Angan membayang menyusur tapak langkahku
Hinggap kembali di kota perantauan

Ruang itu sudah menjadi sangat bagiku
Tekad dan niat menjadi saksi bisu iktikad luhurku kala itu
Empat setengah tahun yang lalu
Nyiur dan cere ber dada ria melambai-lambai

Langit senja oranye terhampar luas melukiskan siluetnya
Sekapuk hampa menyergap tiba-tiba
Aku tenggelam dalam lautan angan, merenda senja
Aroma arktik mendadak membiusku
Gelap seketika, perlahan Senyap


Demikianlah puisi barisan abdi Tuhan. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.