Skip to main content

#Kumpulan puisi tentang keberadaan yang tak dianggap

#Kumpulan puisi tentang keberadaan yang tak dianggap

Puisibijak.com - Daftar judul puisi tentang keberadaan yang tak dianggap antara lain:

Kumpulan puisi bertema tentang keberadaan yang tak dianggap adalah kata-kata puisi menggambarkan kekecewaan terhadap seseorang, kecewa pada teman, menunggu, kecewa dengan harapan cinta karena diabaikan atau merasa tidak diberi perhatian.

Puisi-puisi dalam kumpulan puisi tentang keberadaan yang tak dianggap menyajikan kata kata kekecewaan karena tak di hargai, perasaan seseorang yang merasa tidak diperdulikan dan merangkai kata-kata yang melukiskan betapa pentingnya menghargai keberadaan orang lain dalam kehidupan.

Dengan kata ungkapan hati yang kecewa dan kekecewaan yang mendalam tema puisi keberadaan tak dianggap menyoroti perasaan kecewa, sedih, sakit hati dan merana karena tidak dianggap hingga refleksi mengenai nilai setiap keberadaan diri seseorang walaupun tak diinginkan.

Kumpulan puisi tema tentang keberadaan yang tak dianggap diantaranya juga bisa dijadikan referensi menulis puisi menghargai kehadiran seseorang atau tema puisi untuk orang-orang yang merasa terabaikan.

Kumpulan puisi tentang keberadaan orang yang tak dianggap

Bagaimana kata-kata puisi keberadaan yang tak dianggap dipublikasikan blog puisi dan kata bijak yang juga bisa jadi perenungan tentang pentingnya menghargai setiap aspek kehidupan dan melihat keindahan dalam segala hal.

Apakah diantaranya bercerita seperti puisi kecewa untuk seseorang yang tidak menghargai, Untuk lebih jelasnya puisi tentang keberadaan yang sering kali tidak mendapatkan perhatian yang layak atau puisi tidak dihargai, di simak saja berikut ini.

1. Puisi Jejak yang Tersapu Waktu

Jejak langkah perlahan tertutup debu,
Tersapu waktu dalam senyap yang sunyi.
Seperti kisah-kisah yang perlahan memudar,
Jejak itu tetap terukir dalam ingatan jiwa.

Tiap langkah meninggalkan cerita tak terucap,
Seperti halaman-halaman yang berubah lusuh.
Jejak yang dulu kuukir dengan semangat,
Kini menjadi kenangan yang pelan-pelan sirna.

Namun jangan biarkan jejak itu hilang begitu saja,
Biarkan mereka menjadi bukti perjalanan kita.
Waktu mungkin mengaburkan detailnya,
Namun kenangan tak terlupakan, tetap bersemayam.

Jejak yang tersapu waktu, mereka adalah bagian,
Dari perjalanan hidup yang takkan terlupakan.
Mereka mengingatkan bahwa kita pernah berjalan,
Melangkah dengan keyakinan, meski tak selalu terlihat.

2. Puisi Hargai Aku Sedikit Saja

Di balik senyumu, cahaya yang tulus,
Namun aku terlupakan, bagai angin yang lalu.
Hargailah aku sedikit, oh sayangku,
Seperti bintang yang menghiasi langit biru.

Dalam setiap kata, dalam setiap gerak,
Aku mencari tanda penghargaanmu.
Hanya sedikit sentuhan, kata-kata manis,
Yang membuat hatiku tetap berdenyut.

Jangan biarkan aku tenggelam dalam keraguan,
Hargailah aku seiring langkah kita bersama.
Satu senyuman, satu pelukan hangat,
Mampu menghapus keraguan yang datang.

Aku tak meminta banyak, hanya sedikit,
Tapi hargailah aku, oh kekasih yang ada.
Karena setiap tindakan kecilmu,
Mampu menyatukan hati kita dalam cinta yang tulus.

3. Puisi Kecewa Terhadap Seseorang

Engkau yang dulu kukenal, seolah berubah wajah,
Janji-janji palsu, khianat dan dusta.
Kekecewaan tumbuh dalam hati yang terluka,
Terlalu banyak pengharapan yang hancur berantakan.

Kau bagai bintang jatuh dari langit biru,
Menghilang dalam keremangan kekecewaan.
Aku berusaha memahami, mencari alasan,
Namun tetap tak dapatku menghindari kesedihan.

Luka-luka ini takkan segera hilang,
Kepercayaan yang patah tak mudah dipulihkan.
Mungkin suatu hari, aku bisa melihat lagi,
Namun untuk saat ini, kecewa tetap mengemuka.

Dalam kekecewaan ini, aku belajar menguat,
Menemukan cahaya dalam kegelapan hati.
Engkau telah meninggalkan bekas yang mendalam,
Tapi aku akan bangkit dan tetap melangkah.

4. Puisi Aku yang Tak Pernah Kau Anggap.

Aku seperti bayang yang hilang dalam senja,
Tak pernah kau lihat, tak pernah kau temu.
Dalam keheningan, aku mencoba bersuara,
Namun kau lewat tanpa mendengar sepatah pun.

Setiap langkahku, setiap usaha yang kubangun,
Takkan pernah cukup untuk kau anggap.
Aku hanyalah catatan kecil di sudut hatimu,
Yang terlupakan di tengah keramaian dunia.

Namun dalam gelap, aku masih berdiri,
Mencoba untuk meraih sejumput perhatianmu.
Mungkin suatu hari, mata dan hatimu akan terbuka,
Melihat aku, orang yang selama ini tak kau anggap.

Namun, ingatlah bahwa aku juga berharga,
Tak perlu terus merasa tak dilihat.
Karena aku adalah diriku sendiri, utuh dan berarti,
Meski tak dianggap, aku tetap berdiri teguh.

5. Puisi Kecewa Karena Sikapmu

Sikapmu menusuk seperti duri tajam,
Kecewa merayap dalam langkah-langkah.
Ku harap ada pengertian, tapi tak ada,
Hanya dinginnya hembusan angin malam.

Kau berjanji, tapi tak ada tindakan,
Kata-kata hampa, seperti debu terbang.
Kecewa itu datang dengan pelan,
Merajut luka dalam di hati yang pernah berbunga.

Aku bertahan dengan harapan tipis,
Bahwa sikapmu berubah seiring waktu.
Tapi kecewa ini semakin dalam,
Seperti air yang mengalir tanpa henti.

Namun aku tak ingin biarkan diriku tenggelam,
Dalam kolam kecewa yang gelap dan dalam.
Aku kan bangkit dan melangkah maju,
Meninggalkan belenggu sikapmu yang menusuk.

6. Puisi Kekasih Tak Dianggap

Di seberang mata, dia berdiri,
Kekasih yang tak pernah terlihat.
Hati terbuka, tapi tak disadari,
Seperti bayang yang hilang di malam.

Namun dalam senyap, rasa tumbuh,
Seperti bunga yang merekah di hutan.
Kekasih tak dianggap, tapi mengisi,
Setiap celah hati dengan cinta yang tulus.

Dia adalah lagu yang tak pernah dinyanyikan,
Dalam keramaian yang tak pernah berhenti.
Namun dalam hati, dia adalah melodi,
Yang mengiringi langkah sepi di dalam jiwa.

Oh, kekasih yang tak terlihat oleh dunia,
Tapi hadir dalam doa-doa yang terucap.
Mungkin suatu hari, sinar akan menerangi,
Kekasih yang tak dianggap, menjadi berarti.

7. Mimpi-mimpi yang Tersingkir

Mimpi-mimpi terbangun dalam senyap,
Di dalam hati yang tak pernah lelap.
Mereka bersembunyi di sudut malam,
Tersingkir oleh kenyataan yang mengembara.

Mereka seperti bintang-bintang redup,
Bercahaya dalam gelap yang begitu dalam.
Namun kala fajar datang merangkak,
Mimpi-mimpi pun perlahan tergantikan.

Tapi jangan biarkan mereka terlupakan,
Mereka adalah cermin jiwa yang tak lekang.
Biarkan mereka berkisah dalam puisi,
Melukis dunia yang tak terhingga.

Mimpi-mimpi yang tersingkir dan terlupa,
Di dalam hati mereka tetap bertahan.
Mengingatkan kita pada khayal yang jauh,
Yang mungkin suatu hari akan menjadi nyata.

Demikianlah puisi tentang keberadaan yang tak dianggap, baca juga sedih kekasih yang tak dianggap dan puisi lainnya dihalaman puisibijak.com