Skip to main content

Kumpulan Syair - Puisi Cinta Dan Sajak Tasawuf Jalaluddin Rumi

Kumpulan Syair - Puisi Cinta Dan Sajak Tasawuf Jalaluddin Rumi

Kumpulan syair puisi cinta dan sajak tasawuf Jalaluddin Rumi. Apakah anda menyukai rangkaian kata mutiara dan kata bijak Jalaluddin Rumi atau puisi dan syair Jalaluddin Rumi yang memiliki ciri khas tersendiri dibanding dengan penyair lainnya.

Nah Blog puisi dan kata bijak menerbitkan beberapa syair Jalaluddin Rumi dan puisi Jalaluddin Rumi serta sajak tasawuf  untuk menambah koleksi puisi dan syair dari para penyair yang melegenda.

Dan berikut ini adalah daftar judul kumpulan syair puisi cinta dan sajak tasawuf Jalaluddin Rumi yang di terbitkan puisibijak.com diantaranya:

Contents

Sekitar sembilan judul Syair dan sajak Jalaluddin Rumi puisi cinta dan lain kisah cerita puisi karya Jalaluddin Rumi.


Kumpulan Syair - Puisi Cinta Dan Saja Tasawuf Jalaluddin Rumi

Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair sufi bernama lengkap Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi.

Kumpulan puisi Rumi yang terkenal bernama al-Matsnawi al-Maknawi konon adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yang cenderung melampaui batas.

Diantara puisi Jalaluddin Rumi dan syair Jalaluddin Rumi yang diterbit blog puisi dan kata bijak terdapat beberapa dari matsnawi rumi.Dan untuk lebih jelasnya kata kata cinta Jalaluddin Rumi dalam bentuk puisi dan sajak tasawuf disimak saja berikut ini. Syair - Puisi Cinta Dan Saja Tasawuf Jalaluddin Rumi

TANPA CINTA, SEGALANYA TAK BERNILAI

Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup.
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti.
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.

Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari.
Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi.
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.

Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan. Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan.
Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ?
Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”

Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan : “Bukankah Aku ini Rabbmu ?


AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU

Apa yang dapat aku lakukan, wahai umat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
Bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut,
Bukan dari Sumber Alam,
Bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
Surga atau neraka;
Bukan dari Adam, Hawa, taman Surgawi atau Firdaus; tempatku tidak bertempat, jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya adalah kehidupan Kekasihku …


ANGGUR CINTA

Dia datang, bak Rembulan yang tak pernah terlihat di langit, baik dalam jaga maupun dalam mimpi.
Bermahkota api abadi yang tak pernah mati.
Lihatlah, Wahai Paduka, dari cawan anggur cinta-Mu jiwaku berenang meninggalkan kerangka raga lempungku.

Kata pertama Pemberi buah anggur tiba, hatiku nan tengah kesepian menjadi mendapat mitra,
Anggur membakar dadaku dan seluruh pembuluhku kian sarat dengan darah;
Namun ketika citra-Nya memikat seluruh pandanganku,

Suara pun merendah:
“Sungguh indah , O Anggur nan perkasa dan Piala nan
tiada tara!”
Tangan kuat cinta merenggut dari atas hingga ke dasar tempat yang diselubungi kegelapan
Yang celah-celahnya enggan meraih sinar keemasan.

Hatiku, jika lautan Cinta tiba-tiba memasuki pandangannya, melompatlah segera ke dalam, serta “Temukan aku sekarang juga!”
Sebab, bila matahari bergerak, awan pun mengikutinya dari belakang.
Semua hati menyertaimu, O Matahari Tabriz!


CINTA: LAUTAN TAK BERTEPI

Cinta adalah lautan tak bertepi, langit hanyalah serpihan buih belaka.
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta: andai tak ada Cinta, dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta, bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?

Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri demi memperolah ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?

Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju, tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna dan naik ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah lagu pujian Keagungan pada Tuhan.


YANG MENERANGKAN CINTA ADALAH CINTA SENDIRI

Hati ngilu inilah yang membaringkan berahi telanjang pencinta:
Tiada sakit dengan hati yang menyemburkan luka seperti itu.
Cinta adalah rasa pilu karena berpisah, tanda
Dan bola kaca rahasia-rahasia Tuhan.

Apakah ia buatan langit ataupun bumi
Cinta akan membimbing kita ke Sana pada akhirnya.
Pikiran akan gagal menerangkan cinta

Seperti keledai di lumpur: Cinta sendirilah pengurai cinta.
Tidakkah matahari sendiri yang menerangkan matahari?
Kenali ia! Seluruh bukti yang kaucari ada di Sana.


CINTA WANITA

Jika secara lahir istrimu yang kauatur, secara batin
kaulah yang diatur oleh ia yang kauinginkan,

Inilah ciri manusia: pada jenis binatang lain cinta kurang
terdapat, dan itu menunjukkan rendahnya derajat
mereka.

Nabi berkata bahwa wanita mengungguli orang bijak,
sementara lelaki-lelaki sesat mengunggulinya.

Sebab dalam diri leleki melekat kekejian binatang,

Cinta dan kelembutan adalah sifat manusia, nafsu dan
angkara adalah sifat binatang.

Wanita adalah seberkas sinar Tuhan: ia bukan kekasih
lelaki yang duniawi.

Ia suka mencipta: mungkin kau saja yang berpendapat
bahwa ia bukan ciptaan.


MENYATU DALAM CINTA

Berpisah dari Layla, Majnun jatuh sakit.
Badan semakin lemah, sementara suhu badan semakin tinggi.
Para tabib menyarankan bedah, “Sebagian darah dia harus dikeluarkan, sehingga suhu badan menurun.”

Majnun menolak, “Jangan, jangan melakukan bedah terhadap saya.”
Para tabib pun bingung, “Kamu takut?
Padahal selama ini kamu masuk-keluar hutan seorang diri.

Tidak takut menjadi mangsa macan, tuyul atau binatang buas lainnya.
Lalu kenapa takut sama pisau bedah?”
“Tidak, bukan pisau bedah itu yang kutakuti,”
jawab
Majnun. “Lalu, apa yang kau takuti?”
“Jangan-jangan pisau bedah itu menyakiti Layla.”
“Menyakiti Layla? Mana bisa? Yang dibedah badanmu.”
“Justru itu. Layla berada di dalam setiap bagian tubuhku.
Mereka yang berjiwa cerah tak akan melihat perbedaan antara aku dan Layla.”


Itulah beberapa kata kata jalaluddin rumi dalam bentuk syair dan puisi cinta Jalaluddin Rumi selanjutnya adalah sajak tasawuf jalaluddin rum, selengkapnya disimak saja berikut ini.

20 SAJAK TASAWUF

(1)
Sssttt! Diamlah! Dengarkan suara dalam dirimu. Ingatlah firman pertama-Nya: “Kita melampaui setiap kata.”

(2)
Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai.
Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi.
Kau senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorang pun melihat-
Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu.
Dan “Penglihatan Agung” inilah yang menjadi inti dari seniku.

(3)
Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi bumi.
Namun, kasih-Nya tidaklah berasal dari berbagai bentuk yang ada di bumi.
 Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yang ada dinbumi, sebab bumi ini dan segala isinya tercipta sebagai perwujudan dari kasih-Nya.

(4)
Jika kau ingin melihat wajah-Nya, maka tengoklah pada wajah sahabatmu tercinta.

(5)
Sekian lama aku berteriak memanggil nama-Mu sambil terus-menerus mengetuk pintu rumah-Mu. Ketika pintu itu terbuka, aku pun terhenyak dan mulai menyadari sesungguhnya selama ini aku telah mengetuk pintu dari dalam rumahku sendiri.

(6)
Demi Allah, ketika kau melihat Jatidirimu sebagai Yang
Maha Indah, maka kau pun akan menjadi menyembah dirimu sendiri

(7)
Karena Cinta segalanya menjadi ada. Dan hanya karena
Cinta pula, maka ketiadaan nampak sebagai keberadaan.

(8)
Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan.
Maka, aku akan memeluk kasih-Mu dan berkata kepada mereka: “Mintalah apa pun; mintalah atas namaku.”

(9)
Aku ingin melihat wajah-Mu pada sebatang pohon, pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa warna.

(10)
Ketika aku mati sebagai manusia, maka para malaikat akan datang dan mengajakku terbang ke langit tertinggi.
Dan ketika aku mati sebagai malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku?
Kau tak akan pernah dapat membayangkannya!

(11)
Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kaulemparkan sembarangan seperti sebutir batu.

(12)
“Mintalah sesuatu kepada-Ku,” begitu Kau berkata suatu ketika. Aku tertawa dan berkata: “Aku telah cukup bersama-Mu. Tanpa kehadiran-Mu, seluruh dunia ini hanyalah sebatang kayu yang mengapung dan terombang-ambing di samudera-Mu.”

(13)
Yakinlah, di Jalan-Cinta itu: Tuhan akan selalu bersama-Mu.

(14)
Sufi adalah seorang lelaki atau seorang perempuan yang
Telah patah hati terhadap dunia.

(15)
Segalanya yang kau lihat mempunyai akarnya di dalam dunia yang tak terlihat. Bentuk akan berubah, namun intisarinya tetaplah sama.

(16)
Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi. Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap sendiri. Ketika aku diam dan tenang seperti bumi, tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan surga di langit tertinggi.

(17)
Aku tidak tahu siapa sebenarnya “Aku”. Tetapi, ketika aku berjalan ke dalam diriku sendiri, maka aku pun terkejut: ternyata “Aku” adalah suara milik-Mu, gema yang terpantul dari “Dinding-Keilahian”.

(18)
Setiap orang yang tinggal jauh dari sumber-Nya, dari Jati dirinya, maka ia akan selalu rindu untuk kembali ke masa ketika ia masih dipersatukan dengan-Nya.

(19)
Ketika kami mati, jangan cari pusara kami di bumi. Tetapi,temukan di dalam hati para pecinta.

(20)
Kematianku adalah perkawinanku dengan keabadian.


JALAN TASAWUF

Sumbatlah telinga nafsumu, yang bagai kapas menutupi kesadaranmu dan membuat tuli telinga batinmu.
Jadilah dirimu tanpa telinga, tanpa rasa, tanpa pemikiran,
Dan dengarkanlah seruan Tuhan, “Kembalilah!”

Atas perjalanan lahir, kata dan tindakan kita,
Di atas langitlah perjalanan batin kita
Tubuh berjalan di atasnya yang berdebu
Ruh berjalan, bagaikan Yesus, di atas lautan.


Demikianlah Kumpulan puisi Jalaluddin Rumi dan syair Jalaluddin Rumi serat sajak tasawuf Rumi, Semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan, Baca juga artikel puisi dan syair lainnya di halaman lain puisibijak.com atau blog puisi dan kata bijak.