Skip to main content

Kumpulan Puisi Indah Tentang Bulan Ramadhan - Oleh Y.S. Sunaryo

Kumpulan Puisi Indah Tentang Bulan Ramadhan -  Oleh Y.S. Sunaryo

Kumpulan puisi indah tentang bulan ramadhan. Masih dalam suasana puisi menyambut ramadhan atau puisi tentang puasa ramadhan atau puisi marhaban ya ramadhan.

Sebagaimana diketahui Bulan suci Ramadhan merupakan bulan kesembilan pada penanggalan Hijriah.

Bulan Ramadhan juga merupakan bulan yang paling dirindukan oleh umat muslim, sebab di bulan ramadhan adalah bulan berkah, dimana amal kebaikan umat muslim akan dibalas dengan berkah pahala yang berlipat ganda.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Karena di bulan ini pertama kali kitab suci umat Islam Al-Qur’an diturunkan.

Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah karena di percaya nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukan di bulan-bulan lainnya.

Maka wajib bagai umat muslim berlomba dalam kebaikan untuk mendapatkan keberkahan di Bulan yang istimewa ini.

Dan mengenai tentang puisi bulan ramadhan, puisi islami yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak ini tentunya merupakan puisi-puisi indah yangberkisah tentang bulan ramadhan.

Puisi-puisi ramadhan ini ditulis oleh seorang Penyair bernama YS Sunaryo, menceritakan membahas tentang seluk beluk di bulan ramadhan.

Dan adapun masing masing judul puisi tentang bulan ramadhan yang diterbitkan puisibijak.com antara lain:

Tujuh koleksi puisi ramadhan, dari YS Sunaryo, yang bisa di jadikan contoh puisi untuk menulis puisi ramadhan.


Kumpulan Puisi Indah Tentang Bulan Ramadhan

Puisi ramadhan merupakan puisi-puisi indah yang terinspirasi dari bulan ramadhan dan tentunya dirangkai dengan berbagai macam kata kata puitis sehingga menyajikan bait-bait indah bulan ramadhan,

Nah bagaimana cerita puisi dan maknanya dalam bait bait puisi indah bulan ramadhan yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya, silahkan disimak saja puisi ramadhan berikut ini.


SEMILIR ANGIN RAMADAN
Karya Y. S. Sunaryo

Kadang matahari turut mengerti
Enggan buncahkan panas sepenuh api
Beri kesempatan semilir angin mendingin diri
Pada raga puasa di siang hari

Angin Ramadan di pucuk-pucuk bambu
Suaranya mengirama merdu
Iringi gadis-gadis tadarus di surau beraltar kayu
Simpuh, khusuk dan syahdu

Angin kian sejukan insan berpuasa
Mengirim semilir wangi-wangi surga
Hingga takwa kian menghunjam sukma
Kuatkan gelora jiwa dan raga

Angin Ramadan enggan murka
Melipat tanda-tanda bencana
Malah candai yang berpuasa penuh ceria
Berdamai selama manusia benar-benar taat kepada-Nya


MERINDU BULAN PERAPIAN
Karya YS Sunaryo

Aroma asap perapian telah tercium
Terbawa oleh semilir datangnya bulan
Memanggil jiwa-jiwa shaum
Untuk membakar dosa setahun

Kayu perapian adalah tubuh-tubuh lapar
Dikeringkan oleh amal kebajikan
Lalu apinya berupa ikhlas dan sabar
Dalam menjalankan perintahNya penuh ketaatan

Mereka yang tak terbakar terjauh dari perubahan
Semata seonggok tanah liat hitam
Terinjak dalam hina
Tenggelam, lalu karam

Tanah mesti matang menjadi tumpukkan bata
Berguna kuat untuk bangunan takwa
Hingga jiwa bercahaya
Bahagia sepanjang bahtera dalam nikmat surga

Dan bulan perapian itu selalu dirindukan
Disambut jamuan di sepertiga malam
Anak-anak tarawih senyum berhamburan
Marhaban ya Ramadan

Bandung, 12 Mei 2018


MENANTI BAK SEORANG BAYI
Karya YS Sunaryo

Kau melambai segera datang
Sedangkan aku belum pulang
Padahal kidung kelahiran telah berkumandang
Namun jalang masih penghalang

Aku gelap di sebelas bulan
Tikamkan ragam pengkhianatan
Hingga roboh iman dan kemanusiaan
Berserakan puing-puing kebenaran

Tuhan hamparkan ampunan
Pada nikmat puasa seakan seribu bulan
Kosongkan kotoran dalam perut
Merajut jiwa yang semerawut

Sekali ini saja beri aku kesadaran
Membasuh rindu berimbun kesombongan
Hingga Ramadan lahirkan kembali
Aku bak seorang bayi

Dan menikmati dunia baru
Tanpa sekutu debu nafsʋ
Pada seluruh waktu yang telah hantu
Karena aku tak kuat lagi kering dari air wudu

Ciamis, 6 Mei 2018


DALAM PENANTIAN RAMADAN
Karya Y.S. Sunaryo

Sejak tengah Mei musim bersemi
Hidangkan hangat di hamparan bumi
Seolah beribu tahun dinanti
Kedatangan Ramadan percikan wangi

Lapar ditunggu, diminati, dilumati
Bukan soal nasi mahal dibeli
Ini ketaatan kepada Yang Maha Suci
Di bibir fajar, Ramadan berjalan menuju pagi

O, anak-anak bersuka hati
Mengumpul makanan untuk buka nanti
Para orang tua membeli melati
Ziarahi famili sambil mengaji

Semua mandi di sepanjang kali
Telʌnjang tubuh mengusir daki
Keramas kepala dengan debu bakaran padi
Masjid-masjid mengusir sepi

Mesti riang bagi yang beriman
Walau lebaran dicemaskan
Oleh para pemudik yang tak mampu membeli kemewahan
Oleh para tuan yang takut tak mampu memberi tunjangan

Fajar Ramadan tak dapat dihentikan
Melenggang penuh keberkahan
Siapa merasa, siapkan amalan
Cumbui Tuhan, membela kemanusiaan


RAMADAN YANG TERSAKITI
Karya Y. S. Sunaryo

Ke mana engkau hendak pulang
Sedangkan aku, Sang Ramadan, belum genap sebulan
Maukah kau ingat nanti di jalan
Jika memelukku sudah direnggangkan

Bagaimana kau melipat kerinduan saat mengarungi lautan
Saat melambai menaiki tangga pesawat terbang
Saat tertidur lelap di dalam mobil kesayangan
Dan ketika kau suapkan makanan di tengah siang

Kau lupakan air mata bahagia saat menjemputku di awal bulan
Padahal di akhir bulan tubuhku ada ampunan Tuhan
Dan di kakiku ada sejuk kefitrian
Tetapi, duh, engkau suguhkan pengkhianatan

Berhentilah kau sakiti aku dengan makan dan minum di perjalanan
Seolah aku sudah tiada dibenam lebaran
Padahal aku ingin setia di ujung yang kau harapkan
Membagi fitri, bahagia di kampung halaman


MEMBACA SERIBU BULAN
Karya Y. S. Sunaryo

Langit malam dibalut awan
Purnama belum mau berkawan
Angin mengeram terdiam
Menjelang Alqur'an turun di tengah malam

Inilah titik malam yang dijanjikan
Awali perburuan malam seribu bulan
Ketika pintu surga dibukakan
Bersama Alqur'an dipijarkan di tengah Ramadan

Tunduk khusuk jiwa-jiwa yang dibersihkan
Meleleh air mata tiada tertahankan
Tersebab setumpuk dosa amat mengerikan
Dibakar rona puasa dalam tungku pertobatan

Sesal nian bagi insan tiada didekap malam turunnya Alqur'an
Melewatkan Tuhan membacakan awal kalam kebenaran
Siapa merasakan getar-getar keagungan
Niscaya debu silam tersucikan

Bacalah tanda-tanda seribu bulan penuh pengharapan
Pada amalan Ramadan yang kian ditingkatkan
Tanpa lena oleh tidur kesia-siaan
Apalagi tidur selamanya tanpa selimut kebaikan


RAMADAN DI RAHIM KOTA
Karya Y. S. Sunaryo

Kota tetaplah hiruk pikuk
Bergesekan rupa-rupa periuk
Sajikan berbagai nikmat lauk pauk
Ramadan menyapa jiwa-jiwa terantuk

Dengarlah wahai para pejalan kaki
Lantunan mengaji satu jam sebelum zuhur sudah berbunyi
Berduyun-duyun simpuhkan terik matahari
Sembahyang sucikan hati

Warung-warung ditutupi
Ramadan lahirkan rasa malu
Bibir-bibir terkunci
Ramadan buahkan mulut tawadu

Sore hari kota berbahagia
Pedagang kaki lima hidangkan menu berbuka
Sesak di mata, nikmat di dalam dada
Ramadan hadirkan khas budaya warga

Kota terasa bersendi nilai agama
Lupa tentang kekerasan yang acapkali menimpa
Puasa telah membalut luka-luka
Haruskah Ramadan di kota ada sepanjang masa?


Demikianlah kumpulan puisi indah tentang bulan ramadhan, baca juga puisi islami ramadhan yang lian di blog ini, semoga puisi tentang ramadhan diatas dapat bermanfaat, dan menghibur di bulan penuh berkah ini, terima kasih sudah berkunjung di blog puisi dan kata bijak.