Skip to main content

Puisi Perindu Musafir yang Tersesat

Puisi Perindu Musafir yang Tersesat
Puisi dan kata bijak. Puisi perindu musafir yang tersesat . Pengertian kata Musafir memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga kata musafir dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. jadi musafir artinya orang yang bepergian meninggalkan negerinya, atau seorang pengembara.

Perindu musafir yang tersesat, judul ini hanya kombinasi dua judul puisi dari tiga puisi di  kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi bait di ujung kata
  2. sajak perindu
  3. Puisi musafir yang tersesat
Salah satu penggalan bait dari ketiga puisi tersebut. "Dimana aku bisa temukan bayang-MU diantara pekatnya langit, Debu ini terbang hilang tujuan Berharap lekat pada dzat Yang Maha Sempurna Hentikan sesat seperti dahaga musafir di gurun sahara". Selanjutnya dari bait ini, disimak saja di bawah ini.

PUISI MUSAFIR YANG TERSESAT
Must Thegoeh Therealkidrock

Jika semesta sekecil ini
Dimana aku bisa temukan bayang-MU diantara pekatnya langit
Debu ini terbang hilang tujuan
Berharap lekat pada dzat Yang Maha Sempurna
Hentikan sesat seperti dahaga musafir di gurun sahara
Tapi siapa..?
Tangan ringan tunjukan jalan....
Kucari tanya dari juru kunci surga
Kucari cinta dari mereka yang tak tau lagi urusan dunia
Kucari langkah dari jejak-jejak kerelaan
Tapi dimana..?
Dunia penuh dengan pamrih
Semua berpaling seakan menjauhi
Rahasia langit terlalu mahal dibeli
Bab-bab tentang peradaban mengusirku sebagai orang terendah
Bila masa hentikan waktunya
Bila hati masih sehina ini
Bila tanyapun tersesat mencari jawab
Bila semesta yang maha luas berisi
Lalu....
Dimana aku tinggal nanti..?

Palembang,270616


PUISI BAIT DI UJUNG KATA
Must Thegoeh Therealkidrock

Letakkan keluh kesah dipangkuan malam
Tanyakan syair cinta
Puisi hati
Serumit itukah merangkai bait diujung kata

Atau tanyakan pada hatimu
Setegar itukah maksud menuntun mimpi
Bersanding bayang menahan kerinduan
Sejauh jasad tak sampai raga terjamah

Bintang jatuh bulan dihitung
Entah purnama kapan...

Palembang,220616


Sajak Perindu
Karya: Satria Panji Elfalah

Bentang alam tak mampu menyembunyikan ..
Tiap untai cinta berbalut kerinduan tak tertahankan ..
Sajak dari pujangga perindu yang terpisahkan ..
Oleh jarak dan ruang waktu memisahkan ..

Gibas ekor lembayung sore tadi ..
Memuntahkan segala air mata yang seolah bernadi ..
Hilangkan senyuman yang kini tertunduk bak padi ..
Hitam langit tiada berujung hisap sekujur rindu abadi ..

Hanyalah sajak ini yang mampu berbicara ..
Mewakili setiap sudut hati berduka lara ..
Hingga fajar menjemput pun takkan jadi perkara ..
Rindu ini berkuasa dalam cengkraman tertahan tanpa suara ..

Gumpalan gemawan berarak membawa bulir air mata ..
Yang ku titipkan hanya untukmu, cinta ..
Nun jauh disana menerawang sajakku yang buta ..
Dipeluk bentang jarak dan waktu yang seolah nista ..

'Ku tahankan segala rasa ini dalam dada ..
Ratapku pada rembulan yang kini perlahan tiada ..
Adakah kerinduanmu padaku dimanapun kau berada ..
Kekasih semata wayangku, dalam hatiku kau selalu ada ..

Serang, 28 Juni 2016.


Demikianlah puisi perindu musafir yang tersesat . Baca juga aneka puisi yang lain dengan judul berbeda yang ada di blog ini, Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.