Skip to main content

PUISI FLAMBOYAN

PUISI FLAMBOYAN
Puisi flamboyan. Kata flamboyan merupakan sebuah homonim sebab arti-artinya mempunyai ejaan serta pelafalan yg sama namun maknanya tidak selaras. Arti dari flamboyan mampu masuk dalam jenis kiasan sehingga penggunaan flamboyan bisa bukan dalam arti kata yg sebenarnya.  jadi arti flamboyan jika berbentuk kata kiasan flamboyan adalah gemerlapan.

Flamboyan mempunyai arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga flamboyan bisa menyatakan nama dari seorang, tempat, atau seluruh benda serta segala yg dibendakan serta adjektiva atau adjektiva sehingga flamboyan dapat mengganti kata benda atau kata ganti, umumnya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik.

Berkaitan dengan kata flamboyan, berikut ini, kumpulan puisi flamboyan, bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahaknn disimak saja puisinya berikut ini.

Puisi Flamboyan

Guguran daun berserak
Di pangku bumi berkerak
Dahan ranting pun bergeletak

Lesu wajah sang bayu memporandak
Deru pilu menjerit tabu langkah bidak
Desau desau menyelurit pasu datar sibak

Rengkuh jatuhan paksa sedaun pasak
Flamboyan menyita kerinduan beludak
Ruah terkoyak pohon rindang berontak

Kering musim bercagak basuh benak
Lirih desak meronta daur bercak
Retak pasi dawai hirup nafas sesak

J.S 221214


PUISI FLAMBOYAN JINGGA
Oleh: Iskandar Jayusman

Aku hanyalah serpihan
Dari lapuknya ranting semusim
Terserak di antara rerimbun flamboyan
Yang tak lagi hirau akanku yang tandas

Dan kau adalah keindahan yang tak lekang
Merupa flamboyan yang tak pernah tau derita
Kau arungi semusim dalam keindahan yang nyata
Mendekap segala rasa yang menyapa

Wahai engkau flamboyan jingga
Telah kau lewati sudah semusim waktumu
Meneduhkan hati dalam rimbun daunmu
Berhiaskan indah rembulan malammu

Kini kau telah tunjukan kepadaku
Keindahan semu dari rimbun daunmu
Yang ku rasa bukan hanya untukku
Karana daunmu menerbar kesegala penjuru

Aku hanya serpihan ranting
Dengan segala debu membaur bisu
Terhempas di antara waktu
Terbiar diantara kering daunmu

Bilamana tiba masa nanti
Rimbun daunmu tak lagi berseri
Dan kau tak terlihat indah lagi
Kau akan tersadar di mana adaku

Dan aku masih di pijakmu
Dalam naungan gersangmu
Karna ku kan tetap di situ
Menunggumu dalam satu waktu


PUISI MENGAPA

Rinduku bagai di pucuk Flamboyan
Mengapa kau kidungkan bait-bait cinta
Bila diammu kini sungguh menyiksa
Selembaran daun hatiku

Mas pujanggaku
Kini dadaku makin menyesak nyeri
Menggelepar di sudut sunyi
Tanpa belaimu
Tanpa nina bobokmu

Benci, tapi rindu
Bait-bait syairmu adalah senandung tak kumengerti
Arti inginmu
dan tanyaku


PUISI FLAMBOYAN

Flamboyan merana
Menggigil dari pagi hingga senja
Hujan yang terus mendera
Buraikan kelopak tak bersisa

Flamboyan jatuh di kubang duka
Terseret dengan yang lainnya
Hanyut terbawa entah kemana
Tinggalkan tangkai bersama luka

Flamboyan tak lagi berdiri tegak
Disapu angin hingga terkoyak
Bunga yang dulu harum semerbak
Kini daya pikat hilang tercampak.


Demikianlah puisi flamboyan. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.