Skip to main content

PUISI WIRA

PUISI WIRA
Puisi wira. Apa itu wira, Kata wira turunan dari kata wirausaha yang artinya orang yg pintar atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya dan memasarkannya. Dan kata perwira yang artinya anggota tentara yang berpangkat di atas bintara, serta kata perwira artinya keberanian serta kepahlawanan.
Puisi wira

Berdasarkan kamus bahasa indonesia wira adalah pahlawan laki- laki yang bersifat berani, atau perwira.jadi wira berarti seorang pejuang, pahlawan, manusia yang unggul, teladan, berbudi luhur, serta gagah berani dan berwatak agung.

Mungkin begitulah sekilas tentang kata wira, judul puisi dikesempatan ini, bagaiman puisinya. Silahkan disimak saja berikut ini puisi dari Sang Mahadewa Cinta..


PUISI WIRA
Karya: Sang Mahadewa Cinta

Kibarkan Sang Saka Merah Putih bagi kaum wira
ikhlas, gagah berani mengadu nyawa hingga mancanegara
dengan luka parah di hati tulus dan sekujur hidupnya
tiap tahun menyumbang seribu trilyun rupiah 'tuk negaranya yang loba
meski harus ikhlas meninggalkan gubuknya yang nelangsa
dan mulut-mulut kecil yang tak henti menangis diterpa rindu dan gulana

Engkaulah pahlawan sesungguhnya yang hanya bertandajasa nista dan siksa
hidupmu diimingi gelimang dolar di puncak lelah, sepi, rindu, tangis duka
engkau diobral rezim gila devisa 'tuk cicil utang warisan para maling negara
di ranah industrialisasi pembʌntai kaum buruh kasar bodoh dan papa
tumbal pengʌngguran, kemiskinan massal, dan migrasi berkᥱlamin betina
hadiahmu semata pemerasan, eksploitasi, dera oleh aparat-aparat durjana

Saat dirimu gugur di medan juang, upacaramu mirip kematian seekor kecoa
tanpa penghormatan, salvo, lagu kebangsaan, apalagi tabur bunga
padahal engkaulah kusuma bangsa yang s'lalu siap mati kapan saja
demi kelangsungan hidup dua ratus juta mulut-mulut menganga

Bawalah aku, wahai pahlawanku, mengarungi medan juangmu yang penuh nestapa
walaupun kutahu persis, engkau kini tak lagi punya apa-apa
masa depanmu telah dijarah oleh negaramu yang kaya dengan janji-janji dusta
hidup dan matimu dirampok para calo dan PJTKI mata duitan bᥱjat tiada tara
kemerdekaan dan paspormu dirampas majikanmu yang berhati buaya
yang tersisa hanya cinta suci di genggam tanganmu yang penuh lara
siangmu bergelimang rodi, peluh, letih, lesu, sengsara luar biasa
malammu penuh doa, air mata, dan rindu pada tubuh-tubuh mungil di desa
yang terus mengerang pilu: "Mbok... Bopo... aku kangen... pulanglah ke rumah kita..."

Kuingin nyanyikan Indonesia Raya dengan amat khidmat bersamamu semua
walau senja kian mendekat di ambang esok yang menyisakan berlaksa tanda tanya
izinkan kusyahid dalam jihad suci bersama pahlawan Marsinah sang tumbal penguasa
dan Kurniasih, Animah, Siti Tarwiyah, Susmiyati, Munti, Fauziah, Kikim Komalasari juga
Sariah, Ernawati, Isti Komariah, Aminah, Nilawati, Sunerih, Paisri, Anita
Yayah Salsiah, Oom Komariah, Minah, Kadek dan ribuan mujahidah agung lainnya
yang terkapar musnah di lembah juang penuh misteri dan angkara murka

Bumi Allah, 12 Juni 2014
Rewritten 2 Mei 2016
-------------------

SELAMAT HARI BURUH UNTUK KAUM WIRA SEJATI, UTAMANYA PARA BMI...
FAKTA:

>> Data BNP2TKI menunjukan bahwa buruh migran Indonesia (BMI) berjumlah lebih dari 6 juta orang, 90 persennya bekerja di sektor informal, terutama pembantu rumah tangga. Mereka tersebar di Malaysia, Arab Saudi, Hongkong, Singapura, Brunei Darussalam, serta negara-negara lainnya. Sekitar 70 persen BMI ini adalah kaum perempuan baik yang bersuami, janda, maupun belum menikah.
>> Kontribusi kaum BMI bagi perekonomian Indonesia sangat fantastis. Mereka menghasilkan devisa berupa remitansi sekitar 70 milyar dollar AS per tahun atau sekitar seribu trilyun (satu kuadriliun) rupiah yang sangat leluasa untuk membayar hutang luar negeri (termasuk hutang yang diwariskan oleh para koruptor BLBI) serta untuk mengimpor berbagai barang dan jasa – yang hanya bisa dilakukan menggunakan mata uang asing (devisa), mustahil dengan rupiah – guna memacu industri dan pembangunan demi kesejahteraan rakyat di negeri ini.
>> Namun tragisnya, kebijakan pemerintah – utamanya di level implementasi – sejauh ini masih kurang ramah terhadap kaum buruh, utamanya BMI, yang notabene merupakan stakeholder utama demokrasi paling produktif bagi bangsa ini.