Skip to main content

Puisi Perempuan Di Perempatan Jalan | Puisi Tema Campuran

Puisi Perempuan Di Perempatan Jalan | Puisi Tema Campuran

Puisi dan kata bijak. Puisi pria hujan di perempatan jalan. Hujan malam ini bunga gugur dan rumah tua si perempuan, dari balik jendela lipatan kayu, seorang pria heningkan denting hujan musim gugur. Menceritakan kegelisaan yang nelangsanya, mengembalikan rindu yang berlayar.

Pragraf diatas salah satu penggalan bait dari empat puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak di kesempatan ini, dan perempuan di perempatan jalan adalah satu dari empat judul puisi di terbitkan puisi dan kata bijak.

Dann adapun masing masing judul puisinya antara lain:

  1. Puisi seorang pria dan hujan
  2. Puisi perempuan di perempatan jalan
  3. Puisi bunga yang gugur
  4. Puisi rindumu

Empat puisi menceritakan hal hal tertentu dirangkai dengan kata kata puitis indah dan menarik.


Kumpulan Puisi Tema Campuran

Bagaimana cerita dan makna dari keempat puisi tersebut, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.


Puisi Perempuan Di Perempatan Jalan
ILENE A

Perempuan di perempatan jalan
Diikat rambutnya melihat luka
Sampai kapan tangannya meminta-minta
Melihat ketimpangan berjalan sama

Perempuan di perempatan jalan
Dipukul panas dan hujan
Sampai kapan luka dibawanya

Tegal, 1-10-2016


Puisi Seorang Pria dan Hujan
ILene

Hujan di malam ini
Menceritakan kegelisaan yang nelangsanya seorang pria
Di balik jendela dan rumah tua
Bila esok tak jumpa

Di balik jendela dan rumah tua
Menghitung garis-garis lurus dari lipatan kayu
Asik sendiri mendengar detak jam dan denting hujan
Berbagi rindu bersama suara hujan di atas genting yang membawanya debu berlalu

Hujan di malam ini
Dilihatnya semut-semut ikut turut mendengar hujan
Kegelisaan apa yang dicari
Sebab rindunya telah dicuri

Malam sudah menunjukkan angka pukul delapan
Bersama hujan mendengar kegelisahan
Biar rindu tak bertuan
Mengapa malam ini hujan
Hujan di malam ini

Tegal, 1-10-2016


Puisi Bunga yang Gugur
ILene

Ketika bunga-bunga yang gugur
Dijaga oleh angin
Melihat bunga coklat warnanya

Mengikuti perjalanan musim yang lebih adil dari sebelumnya
Sore itu menjelang pertunangan siang dan malam
Dijaga matahari yang sinarnya berjalan mengarah barat

Aku adalah nakhoda tanpa kemudi
Bagaimana aku harus menyebrangi
Ketika bunga-bunga yang gugur

Tegal, 2-10-2016


Puisi Rindumu
ILENE

Engkau heningkan denting-denting hujan yang mengalirkan kesesalan
Dari jiwamu yang kosong mengembalikan rindu yang berlayar di samudra
Wajahmu memancar luput dari sebuah musim yang disaksikan
Datang lebih awal dari yang engkau kira

Rindunya berlari seperti ombak yang disapu angin
Kau menjaganya hingga luput bahwa langit telah menenggelamkan awan
Di jiwamu telah menjadi keabadian yang terlukis di sebuah musim
Karena rindunya engkau tiada terlaksana

Dalam jiwamu akan bertemu
Ketika angin kepada ombak yang bersatu membawanya pulang

Tegal, 2-10-2016


Demikianlah puisi perempaun di perempatan Jalan. Simak/baca juga puisi puisi yang lain dari Ilene (penyair kecil) di blog ini. Semoga puisinya di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.