Skip to main content

Puisi Merajut Asa Di Bulan Kembar

Puisi Merajut Asa Di Bulan Kembar
Puisi dan kata bijak. Puisi merajut asa di bulan kembar. Merajut asa artinya berusaha, meraih impian yang dicita citakan, dengan cara mayakinkan dalam diri, bahwa tak ada perjuangan yg sia sia. semua akan terbalas sesuai amal perbuatan kita. Benih yg kita tanam, pasti akan di tuai suatu ketika nanti. Hanya soal waktu saja, bisa cepat bisa juga lambat. yg penting terus berusaha, hingga batas kemampuan yg dimiliki.

Merajut asa di bulan kembar, judul ini hanya kombinasi dari dua judul puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  • Puisi merajut asa di jantung kota
  • Puisi bulan kembar
Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tersebut. "Satu mimpi tercerabut akibat igauan kawan sebantal Kuundang sepi biar nurani tak terusik Seberkas sinar melirik dibalik hijab Bercerita panjang tentang nasib tak berpihak. Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisi berikut ini.

PUISI MERAJUT ASA DI JANTUNG KOTA
Muklis Puna

Lembaran rupiah lusuh kusut dan beku
Tergolek rebah diantara jemari kumal
Ari penutup tulang mengkilap legam
Jalanya membungkuk menanggung hidup
Tas zaman baheula berwarna
pudar melingkar di lengan

Kulihat kau merangkak di bawah siraman sinar sang surya
Jasad meringkih perih terpanggang
Bibirmu komat-kamit mengiba selamat bagi penderma
Jasadmu kau tambang ditengah rayapan mobil bermerek
Sesekali kau menggaruk tingkap mobil pada masa terperangkap

Tiba tiba lelaki gagah menyapamu
Tangan dimasukan di saku jas mewah miliknya
Dipilin- pilinnya gʌmbar Pattimura di antara tumpukan Teuku Umar dan Soekarno Hatta
Matamu menatap nanar pada gʌmbar merah merekah
Kau bangun cerita sekilas dalam khayalan
Sekilas pula sirna ketika lembaran kusam tak bersegi disodorkan

Ketika matahari mendaki tingginya siang
Kau merebah di antara pohon menua
Ketika matahari menuruni petang
Kau tertatih- tatih menuju kolong
Tas kulit beraroma amis berisi sediikit asa

Lhokseumawe, 22 Juni 2016


PUISI BULAN KEMBAR
Muklis Puna

Ketika cahaya bersimbah di kaki bukit
Kutancap telapak mungil di balik lembah dan ngarai
Kukejar asa agar takdir bisa kugapai
Kuselingkuhi nasib biar kepala tegak mendongak

Satu mimpi tercerabut akibat igauan kawan sebantal
Kuundang sepi biar nurani tak terusik
Seberkas sinar melirik dibalik hijab
Bercerita panjang tentang nasib tak berpihak

Aku membatin...

Apakah kusudahi petualangan ini?
Peluh sudah terlanjur membasuh kulit
Kehormatan kugadaikan demi cerita senja

Berada di bulan kembar menuai dilema
Bintang dicakrawala belum berwujud
Darah di nadi perlahan menyusut
Bumi berteriak memanggil pulang

Asa terhormat dihadang kebijakan
Memohon pada kebijakan agar janin harapan terengkuh
Tanpa itu, mustahil bertekstur mimpi

Lhokseumawe. 16 Maret 2016


Demikianlah puisi merajut asa di bulan kembar. Baca juga puisi puisi yang lain karya dari Muklis Puna yang ada di blog ini Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.