Skip to main content

Puisi Tinta Buram Penyair

Puisi Tinta Buram Penyair
Puisi dan kata bijak. Puisi tinta buram penyair. Tinta buram adalah ketika hasil cetakan tidak bercahaya, tidak bening atau bahkan tak kelihatan. Dan penyair adalah sebutan bagi pengarang syair; pengarang sajak; pujangga. Padan kata penyair atau persamaan kata penyair adalah bujangga, pujangga, penyajak, sastrawan, penulis.

Tinta buram penyair, judul ini hanya kombinasi dari dua judul puisi dikesempatan ini ada pun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi kau dan penyair
  2. Puisi tinta buram
Salah satu penggalan baiy dari kedua puisi tersebut. "Luntur dan kabur Imajinasi tumpah ruah menyiram kertas Diksi diksi pedas meliuk-liuk sampai berpeluh Bait-bait silang menyilang mengungkapkan kepiluan negri". Selengkapnya dari bait inidi simak saja puisinya berikut ini.

PUISI TINTA BURAM
Muklis Puna

Secuil tinta luntur dan kabur
Sebagai senjʌta menggelitik negeri
Mencolek setiap sudut ruang publik
Sebagian mencibir dan menggelitik

Secuil tinta luntur dan kabur
Imajinasi tumpah ruah menyiram kertas
Diksi diksi pedas meliuk-liuk sampai berpeluh
Bait-bait silang menyilang mengungkapkan kepiluan negri

Secuil tinta luntur dan kabur
Mengoceh tentang kejujuran akar akar serabut
Menyalurkan suara serak bercampur dahak
Meludahkan asa ditengah kemarau kejujuran

Secuil tinta luntur dan kabur
Berteriak dalam keheningan
Menangis dalam riang
Membisu di keramaian
Memberontak pada keadaaan

Secuil tinta luntur dan kabur
Memeras kebenaran pada sekat sekat gelap
Membongkar makna di balik makna
Mendendangkan senandung damai

Lhokseumawe, 22 Maret 2016


PUISI AKU DAN PENYAIR
Muklis Puna

Aku penyair kampung jauh di lubuk negeri
Puisiku modar-mandir di alam bermaya
Penaku tajam beracun menoreh ketidakadilan
Bibir mencibir menyunging pahit menyindir
Para penikmat temparamen kelimpungan

Aku penyair kampung jauh di ujung negeri
Baitku dibasahi darah di atas kertas buram
Temaku membongkar borok borok bernanah
Pesanku terbalut indah dalam lautan aksara
Syairku berdendang tentang gunung tak berdentang

Aku penyair kampung tak paham bahasa bergaya
Aksaraku bau mesiu meracuni udara berpolusi ilusi
Titimangsaku merabunkan para penikmat alam maya
Jumlah baris dan larik bukan hal keramat
Arahnya tak berhaluan dan tertata

Aku penyair kampung jauh dari ibukota negeri
Syairku ditel@njangi di ruang ruang penasaran
Isinya berkisah tentang mana suka tanpa ragu
Bersendawa dengan jeroan dari usus kembung
Menatap degan kilatan pedang menghujam

Aku penyair kampung jauh dari hiruk pikuk negeri
Mencabut jenggot macam terlelap di teras persada
Ketika mengaum terpelanting karena bau bangkai
Mengelitik dengan bahasa cadas di tengah curam
Menyuarakan suara-suara parau tak berludah

Aku penyair kampung tak punya komunitas
Membakar jiwa laksana lilin agar keadilan ditegakkan
Bersorak dengan diksi diksi sumbang tak konvensional
Melayat pada tulang terbuingkus kain lusuh dan kumal
Membangunkan batin-batin lelap dalam syurga maya

Aku penyair kampung tapi tak jangkung
Mengadi pada jiwa resah dalam mengasah hidup
Mengiba pada angin bermaterai badai biar bumi tak berselimut mendung
Menengadah pada ombak ganas agar negeriku sunyi dari riak-riak kebatilan
Memberontak pada ketidakadilan dengan pena kemarau tinta

Aku penyair kampung tapi tak kampungan

Lhokseumawe, 24 Juni 2016


Demikianlah puisi tinta buram penyair. Baca juga puisi puisi Muklis Puna yang lain yang ada di blog ini Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.