Skip to main content

Puisi Pita Hitam

Puisi Pita Hitam
Puisi pita hitam. Hitam artinya warna yg melambangkan keanggunan, kemakmuran, percaya diri, kuat, dramatis, maskulin, misterius serta tegas. akan tetapi dalam budaya barat warna hitam melambangkan kematian serta kesedihan yang bisa menimbulkan perasaan tertekan. pada simbol kekuasaan dan ketangguhan, warna hitam dipergunakan untuk menampilkan kesan jahat. Sedangkan dalam Fashion, hitam seringkali dipergunakan untuk memberikan kesan kurus dan langgeng.

Orang yang menyukai warna hitam umumnya merupakan orang orang yg suka diam dan senang berahasia. Bila mereka berada di tempat yg tak disukai, maka mereka pun akan menjadi murung . Penyuka warna hitam adalah orang yg unggul di beberapa hal tertentu saja. Mereka tegas serta percaya diri. untuk penampilan, mereka selalu berusaha tampil menarik serta rapi. akan tetapi dalam pergaulan mereka adalah orang yg cuek serta tak memikirkan pendapat orang lain tentang dirinya.

Mereka yang menyukai warna hitam bila berdasarkan mereka itu nyaman dan ia sukai, maka akan terus dijalankan. Mereka jua cenderung mempunyai sifat temperamental sebab kebebasannya hal hal-hal baru. dan jika masalah pertemanan penyuka warna hitam merupakan orang yang enak diajak berteman dan bisa memberikan solusi untuk masalah yg dihadapi temannya.

Mungkin begitulah sekilas tentang warna hitam. Berkaitan dengan warna hitam, salah satu dari tiga puisi di kesempatan ini, bertama hitam adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi pergi
  2. Puisi terkunci rapat
  3. Puisi pita hitam
Salah satu penggalan bait dari ketiga puisi, "kau terkunci dalam pepita ke kata hati Kerinduan yang tertahan berbuah luka yang mendalam,menyemai benih cinta yang telah mati ditelan jerit".  Selanjutnya dari bait ini, di simak saja puisinya di bawah ini.

Puisi Pita Hitam
Satria Panji Elfalah

Pita hitam pada karangan bunga mawar merah ..
Mengenang senyummu yang kini lindap tenggelam ditelan tanah ..
Tiada lagi rona senyum dan binar matamu yang megah ..
Membahana merajut kenangan yang kita lalui serapih kemeja bos besar berkerah ..

Skenario kehidupan bergulir ke depan ..
Takkan bisa diputar kembali ke masa lalu meski dipaksakan ..
Namun, bohong rasanya jika diri ini tak ingin kembali dipertemukan ..
Dengan sosokmu yang mewarnai hariku tanpa bosan ..

Batu nisan pisahkan dunia kita ..
Ada suka dan ada duka yang telah kita arung berdua ..
Lintang pukam menerabas pahit manisnya kehidupan dunia ..
Hingga terjungkal dalam lubang bersama-sama ..

Di dalam lubang dua meter dalamnya ..
Kau terlelap untuk selamanya ..
Kembali ke tanah dimana kau dilahirkan ke dunia ..
Meninggalkan segala kenangan yang hanya bisa dinikmati untukku seorang saja ..

Takkan mampu ku lupakan segala tentangmu ..
Sorot mata teduh dan keanggunan pesonamu ..
Meski terkadang kita bertengkar berebut haru ..
Namun sering kali kita berdansa penghujung langit biru ..

Tak banyak yang mampu ku untai lewat kata-kata ..
Namun rasa sakit ini begitu nyata ..
Selamat jalan dan sampai jumpa di alam sana ..
Kau adalah segalanya ..


Puisi Pergi
Satria Panji Elfalah

Tak mampu ku lukiskan bayangmu ..
Kala kau menghilang diterpa rintik hujan haru ..
Tersedu di bawah gemawan hitam berlalu ..
Lukis sajak duka dihempas sedu ..

Gumpalan gemawan hitam beriring menutupi langit ..
Perlahan namun pasti pandangan menyempit ..
Punggungmu kala menjauh melarikan separuh nafas dari raga ini yang sakit..
Sesak tercekat menohok dalam dada mengiringi rasa yang pahit ..

Gemuruh menadakan langit kelam ..
Kerinduan yang tertahan berbuah luka yang mendalam ..
Menyemai benih cinta yang telah mati ditelan jerit malam ..
Guyonan mengejek jin di rawa tempat ia buang anak menghujam ..

Tiada lagi kata indah dalam jiwa mengisi relung hati ..
Semua karam bersamaan dengan jiwa yang mati ..
Jujur, sejuta senyummu membayangi tiap langkah kaki ..
Mengiris hati yang pilu merindukan sajakmu yang selalu menemani ..


Puisi Terkunci Rapat
Satria Panji Elfalah

Terkunci rapat setiap huruf penggʌmbaran hidupmu ..
Di dalam hati yang rapuh penuh tambalan dan luka baru ..
Enggan kau curahkan pada setiap pasang telinga yang menantimu ..
Ku pendam sedalam-dalamnya di relung hati biru ..

Warna-warni hidupmu, benderang hingga gulita ..
Terperangkap dalam mulut yang rapat terkunci oleh derita ..
Namun, kau tetap diam membisu seribu bahasa ..
Hidupmu seolah hanya sebatas ulat hina ..

Lukisan air matamu membayangi kantung mata di tiap fajar ..
Rentetan duka yang kau pendam berjajar ..
Lebamnya hatimu pertanda dihajar ..
Namun lagi, kau kunci rapat mulutmu dan kau buang kunci itu ke dalam kantung semar ..

Tiada sepatah kata pun yang kau tuturkan ..
Setali tiga uang seperti batu kali yang membisu dihantam badai yang menghancurkan ..
Sampai kapan mulutmu terapatkan?
Mungkin sampai matipun takkan kau bagikan ..
----------------


Demikianlah puisi aku pergi hitam terkunci rapat. Baca juga puisi-puisi yang lain yang ada di blog ini.  Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.