Skip to main content

Puisi Uang Tikus Uang Tebus Sayang

Puisi  Uang Tikus Uang Tebus Sayang
Puisi Uang Tikus Uang Tebus Sayang. Mungkin pembaca bertanya jika meihat judul ini, secara bahasa memamg membingunkan, namun jika dalam bahasa puisi memang begitulah adanya, sebab terkadang kalimat yang di gunakan seseorang menulis puisi hanya perumpaan saja. itulah kenapa kadang orang mengatakan yang paling mengerti puisi yang yang di baca, hanyalah penulisnya senidiri, pemabaca terkadang hanya menerka, nerka.

Uang tikus uang tebus sayang. ini di ibaratkan, kata tikus biasa di sematkan kepada para koruptor, yang seprti tikus sembunyi sembunyi, mencuri uang rakyat, yang notabenenya harus dia jaga, tetapi karena nafsu serakah, yang ada dalam jiwanya, makan uanga rakyat yang di jaga, diambil sedikit demi sedikit dengan cara sembunyi.

Uang sayang, maksud, uang ini di pergunakan untuk sayang-sayangan, dengan wanita, uang dari hasil korupsi, di pergunakan untuk menyangngi wanita atau memacari bahkan memperistri. dengan uan tikus tersebut.

Mungkin begitulah sekilas tentang uang tikus uang tebus sayang, salah satu judul puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  • Pusi uang tikus uang tebus sayang
  • Puisi tak serasem akil balig
  • Puisi menilik para calon cempiang
Bagaiman makna di balik ketiga puisi tersebut, agar tak penasaran silahkan disimak saja puisinya berikut ini.

Puisi Uang Tikus-Uang Tebus Sayang

Di taman Hambalang direlakan uang berenang
juga sirkus yang nyalla-nya berlari kecil-kecil
bermain kejar-kejaran bolanya terkucil

di pesisir Tawi-tawi ada sepuluh kepala mati suri
ini tuan asik main layang-layang
dipeluknya uang tersayang.

Blt, 310316


PUISI TAK SERESAM AKIL BALIG

Ayun menunjal ancang intrinsik meraih jemawa
jari-jemari menari iringi gerakan syaraf
liuk pelik sejuta warna bersetubuh di atas plano hitam
menajam jelas meraba uju di setiap lekuknya

garis sintalnya memantul tumpasan di wajah
membentuk tubuh tanpa busana
hilang-halang menatap hitam kebenaran
kuas lucah telah menghunjam mata kanun.

-Jon Blitar-080416-


Puisi Menilik Para Calon Cempiang
Karya : Jon Blitar

Saling sikut
tusuk pʌntat lempar umpat
sembunyi uang beli suara
satu tersungkur dalam bui
dendam bergulir sudah

biar mengepul itu nafsu
lalu menatap, liur menetes
siul berkoar harap pasti
kursi tingkat satu di bibir saku

dan kami...
tertawa-tangis di pucuk Monas.

Blt, 130416


Demikianlah.puisi Uang Tikus Uang Tebus Sayang  Baca juga puisi yang lain yang ada di blog ini Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.