Skip to main content

Puisi Bertahan Dan Terus Berharap

Puisi Bertahan Dan Terus Berharap
Puisi bertahan dan terus berharap. Berharap artinya berkeinginan yang kuat supaya sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. berharap biasa juga diartikan meminta supaya permntaan di kabulkan, kata berharap berasal dari kata harap artiny mohon atau ingin, dan lai sebagainya.

Berkaitan dengan kata berharapa, salah satu dari dua puisi di kesempatan ini, bertema berharap, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Ini puisiku mana puisimu
  2. Puisi bertahan dan terus berharap
Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tersebut. "Aku tak pandai mengurai dan menghapalkan teori-teori canggih, seperti yang kau banggakan, Itu saja yang pantas kusampaikan padamu Tuan dan Nyonya pujangga sastra, Berharap dengan kerendʌhan, tiada melewati batas, menikmati suguhan Pencipta". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI BERTAHAN DAN TERUS BERHARAP

Senyuman itu meluruhkan bebal guratan, menghantarkan sejuk pagi mengalir
Merendamnya dalam, membasuhnya hingga tiada seringai debu menempel rekat
Sehelai yang sudah terbasah, mengering seiring terang pun hadir

Angin membawa musim, hari pun bergerai sesuai kehendak alam
Mungkin siang akan berderai kembali, hujan datang seperti mimpi
Diinginkan dan kadang dibenci, tiada pasti dapat menduga hadirnya

Janganlah bosan, semua sudah suratan, harus tertulis lembaran waktu
Esok mungkin sudah berganti, cuaca penuh bening, kembali menguning
Berharap dengan kerendʌhan, tiada melewati batas, menikmati suguhan Pencipta

~ (Anda Las 02.04.2016 06:49)


INI PUISIKU MANA PUISIMU!

Hai Tuan dan Nyonya
Hari ini kukatakan padamu, bolehlah kalian berpandai diri
mengucilkan tulisanku
mengebiri karyaku
yang tak pantas kau sandingkan dengan buku tebalmu itu

Sudah beberapa goresan yang kutuliskan
menuangkan yang ada di kepala
dan itu pun sudah tersaring di benakku
Jadi, gʌmbaranku itu adalah bahasa jiwaku

Mungkin kau hebat mengartikan suatu kalimat
membedahnya dengan mata tajam penamu
dan seperti merajut benangnya, kau sulam kembali
Tetapi, apa kau bisa merasakan sendiri apa yang sudah merupa

Jika kau membuat suatu batasan menurut matamu sendiri
berarti kau sendiri yang harus menuliskannya, bukan aku
karena kutak mampu merangkum isi buku tebalmu
yang kutilis adalah hari-hariku, kemauanku, dan angan-anganku

Aku tak pandai mengurai dan menghapalkan teori-teori canggih, seperti yang kau banggakan
Kuhanya menulis dengan imaji dan suara hati
Itu saja yang pantas kusampaikan padamu Tuan dan Nyonya pujangga sastra
Semoga kau bisa membacanya!

~ Anda Las 01.04.2016


Demikinalah puisi bertahan dan terus berharap gabungan kosakaa dari judul puisi yang sebenarnya, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.