Puisi Perempuan Melayu Itu | Puisi Tentang Perempuan
Sunday, March 27, 2016

Puisi perempuan melayu itu. Pengertian perempuan adalah salah satu dari dua jenis kᥱlamin manusia. Dan Melayu seperti pada kosakata judul. melayu merupakan sebuah kelompok ᥱtnis dari orang-orang Austronesia terutama yang menghuni semenanjung Malaya, Lokasi ini sekarang merupakan bagian dari negara modern Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Burma dan Thailand.
Berkaitan dengan kata tentang perpuan dan melayu, di bawah ini, puisi berjudul perempaun melayu bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya di bawah ini, puisi berjudul perempuan melayu itu, berikut ini puisinya.
PUISI PEREMPUAN MELAYU ITU
Kutemukan tubuh ringkihnya penuh luka
Di antara semak-semak aksara
Di lebatnya rimba maya
Di mata puisinya
Tergenang telaga air mata
Memancar deras tiada purna
Diksi-diksinya menyayat sukma
Lahir dari rahim penuh luka
Besar dengan tetesan air mata
Duhai perempuan Melayu
Padamu, jiwaku tertuju
Ijinkan aku mendekap erat kehampaanmu
Kdr, 27/03/2016
PUISI PEREMPUAN DI LADANG JAGUNG
seperti doa
membaca sekali lagi
teruntuk langit
belahan jiwa pulang lebih pagi
membiarkan si kecil di rumah sendirian
jatuh cukup ranum
lebih hitam, tepatnya!
antara abu tua yang padat
dikʌwini hujan
juga kenangan tak padam-padam
saat tepat ia menguning kelak
harapan itu,
jangan lagi kau tanam perih
biar hujan sekali lagi datang
dan bekerja seperti mau-Nya
memanen cinta, untuk nyawa
sebab itu ladang
tualang dalam bilang besar menua
setelah ia pergi,
dan tak banyak peninggalan
kecuali harap yang terus ditanam
: pada ladang jagung milikmu.
KEPADA PEREMPUAN SENJA
Potongan cahaya siang memantik api pada karcis terusan
Saat siulan perdana membusur di bibir mungilku
Aku sudah menyulam cita untukmu, wahai perempuan setengah dewa
Ia kupapah dari terik menyengat,
ku kulum dari rinai mendera
Kusemai bunga rampai dalam vas kertas warna pelangi
Jika pagi menyapa, kusiram dengan doa kerinduan
Kini merekah di pucuk kasih
Senyum mu menempel dalam anganku
Siulan cita- cita seolah tak ada jengkal untuk kugapai
Wahai perempuan senja....
Kupikul bunga rampai dalam keranjang harapan
Kutawarkan pada taman taman bacaan di negeri ini
Lewat irama gambus mengalun, mereka menyiram dengan akki kedaluarsa
Wahai perempuan senja..
Keraguan melingkar di pinggang,
aku tak mampu melangkah
Cita telah menagih harapan, sebagai pengabdian tak berbatas
Awan jingga memnatulkan ikrar pada bumi memikul waktu
Karcis terusan menuju rumah suci telah digerus percikan sinar
Seandainya Mekkah dalam ribuan meter
Punggungku masih sanggup membopong Mu bertandang ke rumah -Nya
Biar kaki dihadang bongkah kerikil bukan penghadang dalam melangkah
Biar kerontang menghadang jalan, masih ada peluh pelepas dahaga
Jika laut memutus jarak, kan ku kulum wujudmu melewati arus
Wahai perempuan di ujung senja
Maafkan belahan jiwamu
Ia tak sanggup menunai janji
Jangan usut tetesan susu yang kutelan
Jangan tagih upah ragamu mengulumku sembilan purnama
Wahai perempuan setengah dewa
Walupun karcis terusan menuju Mekah ,tlah pudar dikunyah malam
Di jantung matahari akan kuukir harapanmu
Biarlah dalam sujud-sujud malamku
Kau kuantar menuju rumah suci
Bunga rampaiku bersujud layu dilututmu
Pucuknya tak mampu menembus angan Mu
Demikianlah puisi perempuan melayu itu. baca juga puisi puisi yang lain tentunya di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Berkaitan dengan kata tentang perpuan dan melayu, di bawah ini, puisi berjudul perempaun melayu bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya di bawah ini, puisi berjudul perempuan melayu itu, berikut ini puisinya.
PUISI PEREMPUAN MELAYU ITU
Bulan Ryandhani
Kutemukan tubuh ringkihnya penuh lukaDi antara semak-semak aksara
Di lebatnya rimba maya
Di mata puisinya
Tergenang telaga air mata
Memancar deras tiada purna
Diksi-diksinya menyayat sukma
Lahir dari rahim penuh luka
Besar dengan tetesan air mata
Duhai perempuan Melayu
Padamu, jiwaku tertuju
Ijinkan aku mendekap erat kehampaanmu
Kdr, 27/03/2016
PUISI PEREMPUAN DI LADANG JAGUNG
Oleh: Kiara vi
seperti doamembaca sekali lagi
teruntuk langit
belahan jiwa pulang lebih pagi
membiarkan si kecil di rumah sendirian
jatuh cukup ranum
lebih hitam, tepatnya!
antara abu tua yang padat
dikʌwini hujan
juga kenangan tak padam-padam
saat tepat ia menguning kelak
harapan itu,
jangan lagi kau tanam perih
biar hujan sekali lagi datang
dan bekerja seperti mau-Nya
memanen cinta, untuk nyawa
sebab itu ladang
tualang dalam bilang besar menua
setelah ia pergi,
dan tak banyak peninggalan
kecuali harap yang terus ditanam
: pada ladang jagung milikmu.
KEPADA PEREMPUAN SENJA
Oleh: Muklis Puna
Potongan cahaya siang memantik api pada karcis terusanSaat siulan perdana membusur di bibir mungilku
Aku sudah menyulam cita untukmu, wahai perempuan setengah dewa
Ia kupapah dari terik menyengat,
ku kulum dari rinai mendera
Kusemai bunga rampai dalam vas kertas warna pelangi
Jika pagi menyapa, kusiram dengan doa kerinduan
Kini merekah di pucuk kasih
Senyum mu menempel dalam anganku
Siulan cita- cita seolah tak ada jengkal untuk kugapai
Wahai perempuan senja....
Kupikul bunga rampai dalam keranjang harapan
Kutawarkan pada taman taman bacaan di negeri ini
Lewat irama gambus mengalun, mereka menyiram dengan akki kedaluarsa
Wahai perempuan senja..
Keraguan melingkar di pinggang,
aku tak mampu melangkah
Cita telah menagih harapan, sebagai pengabdian tak berbatas
Awan jingga memnatulkan ikrar pada bumi memikul waktu
Karcis terusan menuju rumah suci telah digerus percikan sinar
Seandainya Mekkah dalam ribuan meter
Punggungku masih sanggup membopong Mu bertandang ke rumah -Nya
Biar kaki dihadang bongkah kerikil bukan penghadang dalam melangkah
Biar kerontang menghadang jalan, masih ada peluh pelepas dahaga
Jika laut memutus jarak, kan ku kulum wujudmu melewati arus
Wahai perempuan di ujung senja
Maafkan belahan jiwamu
Ia tak sanggup menunai janji
Jangan usut tetesan susu yang kutelan
Jangan tagih upah ragamu mengulumku sembilan purnama
Wahai perempuan setengah dewa
Walupun karcis terusan menuju Mekah ,tlah pudar dikunyah malam
Di jantung matahari akan kuukir harapanmu
Biarlah dalam sujud-sujud malamku
Kau kuantar menuju rumah suci
Bunga rampaiku bersujud layu dilututmu
Pucuknya tak mampu menembus angan Mu
Demikianlah puisi perempuan melayu itu. baca juga puisi puisi yang lain tentunya di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.