Skip to main content

Puisi Sayangnya Sudah Terbuang

Puisi Sayangnya Sudah Terbuang
Puisi Sayangnya Sudah Terbuang hijau cemara Dan gelombang dingin berhujan meriangkan sorot pagi hingga senja Pun malam kan berterang oleh lentera jari dan mata, Seperti berhujan malam dan setelahnya Bersenandung dan berdiam diri.

Pragraf diatas salah satu penggalan bait dari dua puisi dikesemptan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi sayangnya sudah terbuang
  2. Puisi melepas bayang
Bagaimana cerita dan makna dari kedua puisi tersebut untuk lebih jelasnya siahakn disimak saja puisinya berikut ini.

Puisi Sayangnya Sudah Terbuang

Sebentuk puji yang sempat tertoleh di keheningan malam ini
Sedikit menampar kegamangan 'tuk beralih kembali mewarnai bilah itu
Akankah mungkin, tak dapat diri berkata ya dan merajutnya

Kembali yang kau biaskan pada hati ini tak berarti bersama
Hanya se-onggok celoteh kala bersandar di keriaman antar suara
Sudahlah! Tak perlu lagi menghangatkan helai yang telah kering

Jemari pun masih mampu berhangat dengan usapan hijau cemara
Dan gelombang dingin berhujan meriangkan sorot pagi hingga senja
Pun malam kan berterang oleh lentera jari dan mata

Anda Las 28.01.2016


Puisi Malam Melepas Bayang

Malam kian larut
Masih terbasah dan genangan pun berkilau
Sudahlah temaram berpayung hujan
Lepas sembunyi rembulan dan bintang

Angin
Ya! Masih ada angin yang menemani
Derunya seirama nuansa hati dan kepala
Sedikit gerah, hangat yang timbul begitu saja

Masih kuingin bercengkrama dengan sebidang layar
Berpandang riuh dan sunyi suara-suara hati
Seperti berhujan malam dan setelahnya
Bersenandung dan berdiam diri

Anda Las 28.01.2016

Demikianlah puisi sayangnya sudah terbuang. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.