Skip to main content

Puisi Benih Berduri | Puisi Gejolak Jiwa

Puisi Benih Berduri | Puisi Gejolak Jiwa
Puisi benih berduri. Benih merupakan sesuatu yang dipersiapkan, untuk ditanam, apa bila benih yang di tanam bagus dan unggul akan menghasilkan sesuatu hal yang memuaskan begitupun sebaliknya, apa bila bening yang ditanam terbut kurang baik, maka hasilnya pun tidak akan memuaskan.
Puisi Benih Berduri

Dan bagaimana ketika yang di tanam benih berduri, yang namanya duru pasti akan menusuk, jadi pengertian benih berdunri disini adalah hal yang di mulai dari awa yang tak bagus, ketika terus di kembangkan akan terus menusuk. jadi benih berduri merupakan perbuatan yang tak baik.

Puisi benih berduri, satu dari tiga judul puisi yang menceritakan tentang kata hati, atau puisi kehati yang di update dikesempatan ini, nah bagaimana cerita puisi dari tiga puisi tersebut, selengkapnya dan makna puisi dari ketiga puisi silahkan disimak saja puisinya berikut ini.


Puisi Benih Berduri
Karya MS sang muham

Kau yang memesan rindu
terlantar dikotamu
isyarat pun layu tak temukan alamat

Tak mampu kueja nalarmu
selalu buyar dipersimpangan rasa
akhirnya kita kehilangan waktu dan kesempatan

Jarak dan usia tak mampu memberimu warna
bahkan tak satu pun berbuah kebajikan
padahal batang usia telah meninggi
dan kau terus saja sibuk mengumpulkan biji
sayang sekali biji terkumpul dari benih penuh duri

‪#‎Belantaraibukota‬, Kamisdinihari, 28/2016 = 02:02 wib


Puisi Gejolak Jiwa
Oleh: Sriwijaya

Ada benci bersemayangkan peri
benih benih amarah tersirami tumbuh
menjadi semak berduri, dendam bergejolak racun jiwa meyesakkan dada

Paras bertopeng
bukak dulu topengmu
biar tahu aku atau kamu
yang bermuka batu

Jeruji besi tiada penghuni
rantai perhiasannya
kalau kamu memang brani
lari selamatkan jiwa

Merah jingga membakar dada
kamu penyebabnya
lepas rantai pebelenggu musnahlah
seperti musim berganti
biarkan alam menjadi saksi
hitam pekat
rona rona semu berhamburan
menghias alam berjatuhan
diwali


PUISI KUPINJAM CATATAN LANGIT
Oleh: putri aditya

Semilir angin pelan berembus
Gemerisik pelepah daun berayun
Saksikan tentang bincang kita semalam
Pada serambi sunyi, setilam bijak kita gelar

"Aku hanya ingin mendengar sekali saja jawaban, adakah rasa sayang telah tumbuh untukku?"

Degup nada jantung bergemuruh di sela hening
Kutatap semburat samar purnama
Kucari kata antara kerlip kejora
Barangkali indah kejujuran kutemukan di sana

Tuan ...
Aku inginkan matahari tetap bersinar
Melebur debu sisa pembakaran berarang hitam
Jika mungkin jejak kemarin mampu engkau hapuskan

Seperti janji dalam pertaruhan
Apabila erat jemarimu menggenggam
Merengkuh sepanjang titian waktu ada damaiku
Apalah imbas rasa nan tumbuh kutanggung kemudian

Sekian hari telah terhitung
Benih sabar telaten kautanam
Percikan tawa kerap membahana
Menggema hingga runtuh tiang keangkuhan

Dan kau Tuan
Di antara terik mentari dan lukisan rembulan
Senantiasa kaubawa serta aku dalam hiruk, pun kepenatan
Memanggil, mengajakku mencabut liarnya rumput berduri setajam belati

Melapanglah seladang dada
Meski kemudian tiap pematang bertabur tuduhan
Menjegal langkah menuju saung yang kita bangun
Kau tetap menjagaku dalam tersenyum

Akankah lalu masih kaupertanyakan seberapa banyak kutumbuhkan rasa?
Duhai bulan dan matahari
Sampaikan pijar dari warna di hati
Jadikan semburatmu sebagai aksara perwakilan kata
Barangkali mampu nuansamu menunjukkan itu

Pahamilah lelakiku ...

Demikianlah puisi benahi diri. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.