Skip to main content

Puisi Dia Ayunda

Puisi Dia Ayunda
Puisi dia ayunda, Apa yang terlitas di benak anda ketika membaca judul ini, Dia Ayunda, selintas seperti nama seorang perempuan, Ayu, tapi sesunggungnya jika jika kata Ayunda adalah nama panggilan untuk kakak seorang perempuan/wanita. jadi dapat disimpul dia kakak perempuanku.

Dia seperti judul puisinya yang di maksud kata ini adalah Allah yang swt, sebagiman di ketahui terkadang untung menyebut nama sang pencipta terkadang di katakan dia, tetap menggunankan huruf awak huruf kapital untuk selalu membesarkan Dia, Allah swt

Jadi Dia Ayunda, hanya kombinasi dua subjudul puisi karya dari Sang Mahadewa Cinta, seperti apa puisinya langsunag sajak kita simak, lengkap dengan catatan kaki. berikut ini puisinya.

PUISI AYUNDA
Karya: Sang Mahadewa Cinta

Abdikan seluruh hayat bagi ayunda bestari juita
yang hari ini makin bertambah usia
dia semata bahtera terkokoh menuju surga
impian terindah segenap anggota keluarga
nalamkan pula munajat cinta suci di lubuk sukma
agar di singgasana hati cuma dirimu yang bertakhta

Seberangi samudra itu meski badainya ganas menggelora
aku ikhlas berkorban jiwa bagi gigih juangmu ke asmaraloka
langgungkan s’mua ikhtiar demi mencapai benua rahmat-Nya
layari rute-rute hidayah dan karunia dengan tulus setia
yakinlah, bah’gia pasti abadi jika Dia s’lalu ada di langit atma

Kukan terus menakhodai biduk hibat ini hingga jazirah baka
hidup dan mati t’lah kupersembahkan pada-Mu melalui dia
alam semesta dan segala isinya pun tak lagi berarti apa-apa
lingkaran kasihmu itulah tempat ternikmat yang paling kudamba
fondasi terkokoh bagi fitrah muhabah bersendi iman dan takwa
ajaklah aku bertualang dalam sakralnya belantara cinta
namun manakala senja telah tiba
izinkan aku menutup mata untuk selamanya

Bumi Allah, 26 Oktober 2015

KOSAKATA:
>>asmaraloka = dunia (alam) cinta kasih
>>langgungkan = meletakkan atau menyandarkan pada
>>hibat = cinta kasih; kasih sayang
>>muhabah = percintaan; cinta kasih


PUISI DIA
Karya: Sang Mahadewa Cinta

Azan asmara membahana di tampuk menara-menara rindu membara
Lengkingnya mengoyak sukma kaum pemburu kasih sayang Sang Mahacinta
Mahasuci Engkau, ya Rabb, betapa piawai-Mu mencipta adiratna nirmala
Insan muhsanah yang memasrahkan s’mua surga pada junjungan semata
Rontok sudah segenap dengki, khianat, ingkar di sentra berangta
Aku berikrar menaklukkan hasrat dunia demi Dia dan dia

Zikir, tadarrus, doa makin menggema di batas dosa dan pahala
Aqidah, akhlak, amal shaleh kunci pembuka gerbang Azza Wa Jalla
Hamparan Firdaus pun membentang ramah di depan netra
Relakan kuberlayar dalam lautan tangismu m’nuju kesana
Apabila kelak Dia memanggilku pulang ke sisi-Nya

Bumi Allah, 21 Oktober 2015

KOSAKATA:

>>adiratna = (1) permata yg mulia; (2) perempuan yg cantik
>>nirmala = tanpa cacat cela; bersih; suci; tdk bernoda
>>muhsanah = perempuan shalehah
>>junjungan = (1) sesuatu yg dijunjung; (2) yg dimuliakan; (3) suami
>>berangta = berahi; cinta kasih; rasa jatuh cinta
>>Azza wa Jalla = (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung

Demikianlah puisi dia ayunda. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.