Skip to main content

Puisi Renungan Di Rawa Rawa

Puisi Renungan Di Rawa Rawa
Puisi renungan di rawa rawa.  Renungan berasal dari kata renung yang artinya memikirkan sesuatu hal, jadi renungan dapat di katakan pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal

Renungan merupakan suatu perasaan yang manusiawi, setiap manusia bisa melakukannya entah itu sengaja atau secara tidak sengaja. sebab manusia tak bisa ditebak kapan dia akan melakukan renungan, manusia mampu saja melakukan renungan saat mereka terdiampun atau melamun,

Renungan di rawa-rawa, salah satu dari dua judul puisi tentang renungan di kesemptan ini, adapaun masing masing judul puiisnya, antara lain.
  • Puisi renungan di rawa-rawa
  • Puisi renungan kelam
Salah satu penggalan bait dari kedua puisi renungan tersebut."sungguh porak poranda Ditengah gegap gempita bahagia mereka Sendiri disini merenung dalam kelam, dirundung duka Ilalang-ilalang coba berikan ketegaran Dandelion terbang mencari kebahagiaan". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI RENUNGAN DI RAWA-RAWA

Belati menyayat hati ...
Rindu disayat sembilu ...
Senyum direnggut embun
Bahagia pergi ... enggan mendekat

Pada siapa mengaitkan asa ?
Saat dia yang tercinta telah tiada
Dirangkul pilu terus-menerus
Disapa lara sepanjang kala

Aditya saksikan seluruh derita
Hidupku kini sungguh porak poranda
Ditengah gegap gempita bahagia mereka
Sendiri disini ... dirundung duka

Ilalang-ilalang coba berikan ketegaran
Dandelion terbang mencari kebahagiaan
Lavender bersiul berikan ketenangan
Teratai putih mencoba menguntai kesabaran

Di rawa-rawa ini kuberlayar ...
Bersama biduk usang... entah kan kemana
Tiada arah tujuan selain meminta
Memohon pada-Nya tuk hentikan air mata

Vikry,
Lembang,
7 Agustus 2015


PUISI RENUNGAN KELAM
Rony Del Bachty

Senja menapak pulang.
Malam datang dari sebelah timur jauh.
Sekali memandang relung yang tandus.

Sejenak mengenang,
Bulan purnama di beri sudah tidak berarti lagi.
Seraya bintang jatuh menghunjam bumi.
Mungkin kelam akan menjemput tujuan.
Bilasaja malam tak bisa berbicara.

Pulo Tiga, Aceh Tamiang
07.11.2015

Demikianlah puisi renungan di rawa rawa. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.