Skip to main content

Puisi Pena Dan Asmara

Puisi Pena Dan Asmara
Puisi Pena dan asmara. Pena adalah alat tulis yang biasa digunakan untuk menulis, dan asamara adalah perasaan senang dikarenakan adanya rasa cinta kepada sesuatu hal, sebagaiama arti cinta adalah rasa suka atau sangat menginginkan sesuatu.

Berkaitan dengan asmara dan pena, judul ini salah satu judul puisi dari dua puisi di kesepaan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain,
  1. Puisi pena dan asmara
  2. Puisi emosi dijung pena
Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tentang pena tersebut, "bersonata dalam sungkawa jiwa. ketika abjadnya bersetʋbuh antara siang malam nya takdir penaku membisik nadir luapkan segala Emosi di dada, Otak ini seolah berhenti berfikir dan jemari pun seakan enggan untuk menari lagi". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI PENA DAN ASMARA
Oleh: rangga warsita.

anyir dan syair...
basuh dan baris ketujuh..
"spasi dan ingkarnasi
selaksa kusumat menusuk kalimat..
..di antara garis nan bengis..
di antara lengkung yang mengungkung..

Pena dan asmara...
bersonata dalam sungkawa jiwa..
ketika abjad abjadnya bersetʋbuh antara siang malam nya takdir..
penaku membisik nadir.


PUISI EMOSI DI UJUNG PENA
Karya; Sastra Arsyifa Peningit

Aku berhenti menggoreskan pena
menorehkan tinta dilembaran asa
berdiam diri sejenak
merenenungi akan sebuah dilema

Aku berjalan menelusuri sisi gelapku
memperhatikan sisa-sisa masa itu
Otak ini seolah berhenti berfikir
dan jemari pun seakan enggan
untuk menari lagi

Aku tiada bisa dihentikan...
Aku tiada dapat dibatasi
oleh sebuah titik dan juga koma
Aku diam layaknya si obor tua

Aku bimbang hendak menulis apa
Aku kesal,Aku ingin teriak meredam
agar sang pena takut akan diriku
akankah selamanya Aku begini..

Aku tersesat dipusaran waktu
dan mencari jalan di sandaran langit yang biru...
sang mata ajna pun perlahan redup
Aku semakin tenggelam dalam asa

Entahlah mungkin mereka pun dapat menilainya...
Aku sendiri pun tiada dapat mencernanya...

Entah emosi yang berlebihan..
atau Aku yang tiada dapat kembali berpijar...
layaknya besi berkarat di tempa bara
Aku pasrah dalam setiap tempaan
meski pun Emosi bagai Api di tungku si Empu..
Namu Aku yakin kelak akan menjadi
layaknya keris berpamor Nogososro

Sudahlah kata tiada lagi dapat diolah
Imaji tertahan oleh sejuta problema
Kiranya Nona mau meminjamkanbahunya...
agar Aku bisa bersandar merebahkansegudang penat...
kiranya Nona mau tersenyum
dan mengajakku memutari hari-hari
agar Aku tiada merasa sendiri

Ku lemparkan semua beban ini
ku tanggalkan semua cerita
luapkan segala Emosi di dada
ku kerahkan semua di ujung pena
kiranya Nona dapat mengartikan
maka Aku akan menanti satukehadiran...
tentang sebuah jawaban dalam ilusi
datanglah dan temani sepi ini
dikala semua sudah dapat dipecahkan
------------------

Demikianlah puisi pena dan asmara. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.