Skip to main content

Puisi Renungkanlah

Puisi Renungkanlah
Puisi renungkanlah. Renungkanlah berasal dari kata renung ayang artinya berpikir atau memikirkan sesuatu hal, jadi renungkanlan dapat di kata disuruh untu menrenung, memikirkan, umumnya dalam hal seperti ini, sesutu hal yang di rasa salah dari seorang yang menyuruh merenung.

Berkaitan dengan kata renung, salah satu dari puisi dua puisi di kesempatan ini, berjudul renungkanlah, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi tersapu raut menghiba
  2. Puisi renungkanlah
  3. Puisi tersipu raut mengiba
Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tersebut. "Hasrat, Jerembabkan diri mengikat memikat,Dalam sela malam, Lunglai langkah membenam, Setiap kesalahan kelam". Selengkapanya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

Puisi Renungkanlah

Saat Untain kata tak Lagi Berguna
Ratapan jiwa tak Lagi Bermakna
Harta tak bisa Membela
Keluarga tak Lagi Bersama
saat Para Raja tak Lagi Berkuasa
Semua Manusi Menunggu keputusan nya

Penuh Harap dan penyesalan
Saat sang pencipta Menepati janji
Membalas Mereka yang Mengingkari
Saat sang pencipta Memberi Naungan
Hanya Bagi yang di Atas Kebenaran

Saudaraku,..
Renungkan Lah...

04-05-2015
Basdian


PUISI TERSAPU RAUT MENGIBA
oleh: boiem

dunia..
Sajikan candu indahnya..
Hasrat..
Jerembabkan diri mengikat memikat..

Dalam sela malam..
Lunglai langkah membenam..
Setiap kesalahan kelam..
Diantara kalam kalam tak bersalam..
Pualam rupa terkubur tenggelam..

Terdiam..
Kini duniamu menikam..
Terpental dalam medan laga..
Tak berdaya, hapus lah rupa mengiba..


PUISI JAGA UCAP DAN TINGKAH
Nia Ain Nya (EK)

Kembali mengeja waktu
Mencairkan suasana yang menyita peluh
Bahkan hitam tertulis atas nama yang mengalungkan perih
Dan pemberian luka begitu dalam

Hanya waktu yang menenangkan
Agar sesal tak menghadang
Tika marah, diam ini emas
Mata telʌnjang taklah silau
Bahkan mata hati tak sedikit pun gentar

Sudahlah, jangan lupa mawas diri
Saat melangkah tengok kanan kiri
Siapa tau pijakan menumpahkan sayat
Renungkanlah!

Mencintai bukan menguasai, hingga buta mata hati
Hanya sementara kehidupan ini
Menanam dengki jiwa yang merugi, sempitnya jalan kebaikan


Demikianlah puisi renungkanlah, baca juga puisi puisi yang lain yang ada di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.