Skip to main content

Puisi Suara Alam

Puisi Suara Alam
Puisi suara alam. Alam yang kita diami  mengajarkan banyak hal, tinggal bagaiman kita sebagai manusia yg mendiami bumi bisa mengamati serta menghayati arti keberadaan alam bagi kita, dalam menunjang hidup serta kehidupan kita sebagi mahkluk sempurna.

Alam mengajarkan kita untuk saling menghormati sesama mahkluk hidup meskipun aturan alam tetap berlaku tetapi sistem serta penerapanya wajib kita dasarkan pada rasa cinta kepada alam. kepada sesama penghuni alam semesta.
Suara Alam

Alam dan segala isinya adalah ciptaan yang kuasa yang sistematis serta kompleks. bahwa selama kita dapat menjaga keseimbangan alam maka alam pun akan baik kepada kita dalam konteks ini kebutuhan manusia terhadap alam, namun kebalikannya bila manusia tidak bisa menjaga keseimbangan alam maka sistematis serta kompleks tersebut akan berperan signifikan pada hubungan antara manusia dengan alam semesta

Alam indonesia begitu ini segala macam flora ada di hutan di indonesia, namun jaman sekarang kebanyakan sudah tak perduli dengan alam padahal alam memberikan kesujuakan pada kita ini hanya sebagin kecil manfaat alam bagi manusia.

Coba kita sesekali ke desa yang masih alami pasti akan mersakan perbedaan suasana di kota, suasana di desa yang terpelihara alamnya akan lebih sejuk di bandingka dengan suasana kota yang panas, alam desa saking sejuk dan alami, di maya seringkita temu artikel yang orang yang mencinta desa, bertema alam desaku. alam asri nan sejuk

Kumpulan Puisi tentang Alam

Berkaitan dengan kata alam di bawah ini beberapa puisi tentang alam. salah satu penggalan baitnya. "Kicau burung bersahutan Begitu merdu loncat loncatan Gemercik air telaga mengalir jernih Menggugah jiwa menghapus letih, Dan apakah kau merasakan Setetes embun membasahi daun, Kicauan indah terdengar". Selengkapnya silahkan disimak saja pusinya berikut ini.

Puisi Suara Alam

Seruling anak gembala
Mengalun lembut menggugah sukma
Menyanyikan lagu merdu tentang alam
Sayup- sayup terdengar lirih mendalam

Kicau burung bersahutan
Begitu merdu loncat loncatan
Gemercik air telaga mengalir jernih
Menggugah jiwa menghapus letih

Angin semilir membawa kabar
Mendayu dikalbu jantung bergetar
Memaku rasa usai tersiar dan terkabar
Itulah suara alam ciptaan Allah yang Maha besar...

100115


Sajak Musim Kepada Alam
Penyair Kecil

Sumur-sumur mengering
Di kaki bukit petani memanggil angin
Ayam jago menggigil dingin
Anak-anak pergi bermain layang-layang

Siulan petani tidak terhenti
Sampaikan harap di kaki bukit
Berharap musim-musim terus terkait
Bukan semua berserah diri

Ini tentang musim-musim
Sumur mengering, petani memanggil angin serta
ayam jago menggigil dingin
Bersama anak bermain layang-layang
Tak jua patah meradang
Sampai musim-musim terus terjadi di tanah orang

Jakarta 24 Juni 2015.


PUISI ALAM

Kubuka mata ..
cahaya pagi menembus kaca jendela ..
Semerbak mawar merah dan putih merekah ..
Kubuka jendela ..
Kuhirup udara segar ..

Melihat kabut tebal masih menyelimuti bumi ..
Setetes embun membasahi daun ..
Kicauan indah terdengar ditelinga ..

Angin berhembus halus menembus kulit
Kulihat awan seputih melati ..
Juga langit, sebiru lautan samudra ..
Kini kusiap menghadapi hari yang baru ..


PUISI SUARA ALAM

Begitu awan legam berkumpul
Ibarat tungku yang sedang mengepul
Berarakan menjadi satu gelap gulita
Turunlah kebumi dengan derasnya

Seiring kilat kaya setopan lampu
Gebyar gebyar ibarat mengeluarkan peluru
Petir menyambar-nyambar menggelegar
Memecah angkasa seakan bergetar

Angin ribut turut serta tak ketinggalan
Lampu juga mati tanpa meninggalkan pesan
Hanya dengan lilin kecil kumenunggu sebuah keberakhiran
Alloh senantiasa melindungi apa yang terjadi dengan suara alam.
--------

Demikianlah puisi Suara alam. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi alam. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.