Skip to main content

Puisi Apa Aku Kalah

Puisi Apa Aku Kalah
Puisi apa aku kalah. Kalah adalah biasa akan tetapi semangat semangat tetap menyala artinya seutau perjuangan tanpa menyerah, dan beruhasa memperbaiki dikesempatan yang lain. di dalam suatu kekalahan wajib tetap semangat karena ketika tak semangat maka disitulah akan  muncul yang namanya putus harapan. Apapun yg terjadi jangan berkecil hati, sebab ada saja orang yang bersedia membantu didalam memperjuangan sesuatu yang diingkan. asla berusaha.

Bersikaplah kukuh tetap pada pendirian berjuang  tak putus- putus adalah sikap seorang yang tak mau terlena dalam kekalahan. walaupun serasa berombak. itulah sebuah perjuang untuk mengapai sesutu yang diingakan, seorang petarung sejati kehidupan, kalah adalah hal biasa dan dari kekalahan itu dia dapat mengintropeksi diri dari kesalahan yang di lakukuan,

Berkaitan dengan kata kalah, di bawah ini puisi berjudul kalah, bagaimana puisinya silahkan di simak saja berikut ini.

Puisi Apa Aku Kalah

Wahai langit jingga. . .
Kata kan pada ku apa aku kalah. .
Kenapa hati mulai terbelah.
Antara cinta dan cita-cita.
Kenapa aku tak setanguh kapal pinisi.
Tak sekuat Hulk. .lagi. ,

Apa aku kalah dalam pengejaran cita-cita.
Memang hebat getaran yg kau tuju kan padaku.
Begitu gigih kau takklukan hati ku.
Harus kah ku kembali mundur selangkah.
Haruskah satu langkah yg kemarin mendahuluimu.
Ku henti tuk mundur selangkah kembali biar sejajar pd mu.

Apakah ku harus kalah dgn cita-cita.-
Dan menang dalam cinta.
Atau ku bisa dapati ke dua-dua nya.

Jawab lah wahai langit jingga.
Aku tanya padamu.
Apa aku kalah dalam petualangan ini.

Baon. .


PUISI GERIMIS BULAN MEI
Oleh: Gading Kuning

Dik, ingatkah kamu kisah gerimis bulan Mei saat matahari datang?
Aku dalam perjalanan pulang
Semalaman melangkah di kegelapan
Aku biarkan badanku basah
Tiba di rumah kantuk menyerang aku kalah
Rebah seperti mati
Kemudian aku kehilangan janji pagi

Dik, aku memandang tubuh gerimis
Bagai serabut benang halus yang terulur dari awan
Ribuan berjatuhan di ruang pandang
Tersambung berjalinan tak hendak lepas ikatan

Dik, aku mendengar suara gerimis
Sayup-sayup lembut bagai sapa jemari melambai
Simfoni yang membuai
Rasanya tak ingin terbengkalai

Dik, aku rasakan sentuhan gerimis
Bagai rindu yang mengelus syahdu
Teringat janji bertemu yang tak tentu
Namun tak bisu tak ingin kaku

Sang pendaki hanyut mengenang gerimis pagi.
Bulan Mei datang lagi.
Jejaknya berganti tanpa gerimis yang dinanti.
-------

Demikianlah puisi apa aku kalah. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.