Skip to main content

#Kumpulan Puisi Islami Tentang Malam Terakhir Bulan Ramadhan

#Kumpulan Puisi Islami Tentang Malam Terakhir Bulan Ramadhan

Kumpulan puisi Islami tentang malam terakhir bulan Ramadhan. Selama bulan puasa puisi- puisi ramadhan yang diterbitkan di blog puisi dan kata bijak, bagi saya sendiri sebagai pengelola berharap semoga dapat menghibur dan menginspirasi para pembaca tak terkecuali puisi malam terakhir ramadhan yang diterbitkan kali ini.

Sebagaimana puisi islami ramadhan dan puisi-puisi religi tentang bulan puasa atau tentang kata kata indah bulan Ramadhan adalah kata kata puisi yang terinspirasi dari datangnya bulang ramadhan.

Dan kali ini puisi ramadhan kembali diterbitkan yang berkisah dalam cerita puisi malam terakhir ramadhan untuk menambah koleksi puisi-puisi ramadhan.

Puisi bulan ramadhan yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak adalah tentang kata kata puisi malam terakhir dan cerita tentang malam terakhir bulan ramadhan atau puisi ramadhan terakhir.

Malam terakhir bulan ramadhan dalam hal ini artinya malam-malam terakhir di bulan ramadhan yang biasanya pada hitungan kedua puluh satu keatas, atau biasa juga di sebut sepuluh hari terakhir

Sebagaimana malam sepuluh terakhir bulan ramadhan merupakan malam yang di sunnahkan untuk memperbanyak ibadah. yang secara umum, baik itu shalat, dzikir, berdo’a, maupun membaca al-Qur’an lebih giat dan bersungguh-sungguh hal inilah yang di ulas puisi malam terakhir ramadhan.

Karena di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, Allah telah mempersiapkan satu malam yang sangat istimewa, dimana malam tersebut lebih baik dari 1.000 bulan lainnya serta malam saat malaikat turun membawa rahmat dari-Nya. yaitu malam Lailatul Qadar.

Adapun masing masing judul puisinya dengan tema puisi malam terakhir bulan ramadhan yang diterbitkan puisibijak.com diantaranya:

Enam koleksi puisi ramadhan dengan tema puisi malam terakhir bulan ramadhan, atau puisi penghujung malam bulan ramadhan, untuk pembaca puisi dan kata bijak.


Kumpulan Puisi Islami Tentang Malam Terakhir Bulan Ramadhan

Puisi islami bulan ramadhan atau puisi tentang ramadhan terakhir merupakan kata kata islami ramadhan rangkai dengan berbagai kata kata puisi sehingga menjadi puisi-puisi indah dan menarik,

Nah bagaimana cerita puisi ramadhan dalam bait bait puisi ramadhan tersebut, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisi malam terakhir ramadhan berikut ini.


Malam Terakhir Bulan Ramadhan
Karya : Hanizar

Sudah tertulis didalam kehidupan
Malam - malam terakhir bulan Ramadhan
Merasuk Sukma gelora berbagi kasih
Terjurus kemuliaan termuat arti
Malam akhir- akhir Ramadhan miskin berganti gerah

Akhir Ramadhan membuat kesedihan diakhir kini
Urusan hidup menanti kediaman nista
Allah berprasangka lurus
Dalam kehidupan dunia indah

Dunia indah karena sudah tertulis
Dalam lembaran misteri kehidupan maut tertutup
Allah tetap berkesejahteraan membalut lara
Tuhan...pimpinlah kehidupan yang sudah tertulis dalam insan
Dalam keindahan dunia nyata


QIYAAMULLAIIL
Karya:  Abi Alnazumira

Ar-Rahmaan....
Masih di udara bening
Mataku kini berkabut dalam sajadah
Merajuk pada-Mu di lembah terhening
Yang pernah kulewatkan begitu saja.

Ar-Rahiim....
Masih di sepertiga malam terakhir
Peluk aku ya Robbii...agar lega kuhela nama-Mu di dzikir sunyiku
Hingga terakui ucapku sebagai tasbih abadi
Pada pilar-pilar Firdausi

Akhir Ramadhan-Mu
Karya : Hanizar

Garis - garis kebesaran-Mu wahai Allah
Cinta untuk-Mu terukir dalam garis Ramadhan-Mu
Aku ingin hidup dalam cinta Ramadhan penuh berkah
Ya Allah...Aku ingin hidup dalam kesucian cinta Ramadhan

Akhir Ramadhan jangan pernah sunyi
Sesunyi hati, sesunyi jiwa aku hadapkan kepangkuan-Mu wahai Allah
Lindungi akhir Ramadhanku ini dalam tempat yang penuh kesucian
Hidup dalam keelokan cinta terindah

Tuhan...dukung cinta
Tuhan ...dukung garis hidup
Tuhan...dukung kehidupan, Tuhanku
Aku ingat Ramadhan tak sesunyi ciptaan illahi

Allah...beri kehidupan akhir Ramadhan dengan kesunyian hati yang empuk
Kungin menyerahkan hidupku diakhir Ramadhan-Mu untuk melunasi utang Ramadhanku
Ramadhanku suci sudah dalam kelengkapan ikhtiar
Aku tutup dengan aroma keindahan....
Ramadhan sunyi sesunyi hati yang bersih


GERIMIS DI TEPI RAMADHAN

Tenggelam pilu, di genangan pelupuk mata..
Kering hikayat ku, mengelupaskan embun ingatan..
Hari ini hampir lebaran..
Berharap langkah, menegas arah..
Harap perantau, menuju pulang..
Mengemas harapan, supaya lunas terbayar kampung halaman..
Mengangkut perih, setahun perjalanan mencari penghidupan..

Kini batin bertanya, apa kabar ibu..
Terngiang pula raut sepuh wajah bapak..
Uap - uap dapur terasa sedap di ujung nadi..
Derik timba menjelang hari, terasa bergetar getar di hati..
Dekur burung dara, berselisih di tempurung kepala..

Senyuman pun segera saja tiba, di gerbang halaman..
Namun nalar sadar belum terlerai sedari bermimpi..
Hingga melangkah kaki, sebelum salam berucap..
Pintu tua kenalan lama, diam tak menjawab suara..
Terbuka, tapi kenapa tiada sesiapa..
Kosong masih sunyi..
Udara gelap tetap sepi..

Tersengat kemudian kesadaran ku..
Pecah suara tangisku..

Bapak, ibu aku pulang...
Berbalik badan kutemukan senja ramadlan..
Menitipkan gerimis..
Sepertinya sudah pula kaki kaki berlari..
Hendak berhamburan isi hati..
Merapal tergugu..
Mengucap salam rindu..
Pada Dua nisan yang selalu hijau..
Setia di rawat pagi..

Karya Di tulis oleh rekan (MTSB - Ponorogo di secarik kertas menuju kota Surakarta). dipost oleh: Fariz Immaduddin


Di Penghujung Malam Bulan Ramadhan
Karya: Ma'rufal Azis

di 2/3 malam ini
di pengujung malam bulanmu ini
ku bangun dari lelapku
ku bersihkan hadast kecilku
ku bentangkan sajadahku
lalu ku dirikan qiyamul lail
untuk mencurahkan hati yang beku

dalam qiyamul lailku
ku gerakkan tubuhku
dari takbir ke ruku
dari ruku ke i'tidal
dari i'tidal ke sujud
sampai ke tahiyat akhir
di akhiri dengan salam
seperti yang tertera dalam tuntunan shalatmu

selepas itu
ku angkat kedua tanganku
ku tundukkan kepalaku
lalu ku curahkan hati yang beku
yang berisikan segala kesalahanku

mulai dari bulan rajab
pada bulan rajab
ada peristiwa bersejarah
isra mi'raj namanya
di mana kau perjalankan utusanmu yang mulia
dari masjidil haram ke masjidil aqsa
dari masjidil aqsa ke sidratul muntaha
hanya untuk memberi peritah shalat
singkatnya begitulah yang ku tau
teman-temanku yang alim
memaknai dan mempringati hari bersejarah itu
tapi diriku sendiri tak memaknai dan tak mempringati bagai orang yang tak tau
atau bahkan tidak mau tau

rajab pergi sya'ban pun datang
pada bulan sya'ban
ada malam yang sangat mulia
di mana segala dosa kau ampuni
malam nisfu sya'ban namanya
kawan-kawanku yang alim mempringati malam nisfu sya'ban
berkumpul di masjid
berzdikir membersihkan diri tuk menyambut ramadhan yang dirindukan hati
diriku pun mempringati malam nisfu sya'ban
berfikir bembersihkan diri tuk menyambut ramadhan yang suci
tapi tak sampai hati

sya'ban pergi ramadhan pun datang
ramadhan yang suci
ramadhan yang berkah
menarik hati sahabat-sahabatku yang alim tuk adakan pawai ramadhan
sambil mengucapkan
marhaban ya ramadhan
marhaban ya ramadhan
begitulah syiar mereka
tetapi diriku sendiri tidak ikut serta dalam pawai ramadhan

ramadhan yang mulia
ramadhan yang agung
ramadhan yang qur'anni
disaat yang lain sahur dengan nyaman
diri ini sahur dengan tak nyaman

disaat yang lain berbuka dengan manisan
diri ini berbuka dengan dendam
disaat yang lain sibuk dengan ibadah
diri ini sibuk dengan dunia yang indah lagi fatamorganah

disaat yang lain tadarusan
diri ini bermalas-malasan
disaat yang lain tarawih
diri ini berdunia-duniawih

disaat yang lain qiyamul lail
diri ini berlail-lail
disaat yang lain sibuk dengan malam seribu bulan
diri ini bergemerlapan

ya allah hamba macam apa aku ini
aku mengerti tapi tak ku jalani
ya rasul umat macam apa aku ini
aku faham tapi tak ku amalkan

nyatanya ramadhan tahun ini tidak lebih baik dari tahun kemarin
atau bahkan lebih buruk dari taun kemarin

dan karna semua itu
di malam ini
di malam seribu bulan yang terakhir ini
ku dirikan qiyamul lail
ku curahkan kebekuan hati
semoga kau luluhkan hati ini
semoga kau mengampuni segala kesalahan ini
semoga kau panjangkan umur ini
tuk ku bertemu kembali
dengan bulan ramadhan yang suci
di tahun depan nanti
dengan keimanan dalam hati


PUISI NANAR
Karya: Ifadli Marid

Aku menatap langit ramadhan berharap sepotong malam sudi menyerahkan sketsa kerinduan. Pada bulan yang memeluk awan seraya memilah kesunyian. Kepada samar bayang mu nanti cara mencintai mu di perhitungkan.

Setiap malam aku bertutur menyapa nestapa yang kau tawarkan. Pada ketiadaan yang terus menyentuh dinding dada ku melamur perih. Kau tak pernah hadir saat jemari waktu mengusap penantian ku yang mulai merapuh.

Di penghujung ramadhan yang bergegas meninggalkan pesan. Biasanya sebuah pelukan beserta senyuman bersenyawa dengan damai yang kau rangkum dalam sebuah upeti. Besoknya kau hantarkan cinta mengecup pagi.

Di langit ramadhan kali ini aku melihat kau tak meninggalkan satu kedipan bintang genit yang mengisyaratkan perjumpaan. Tampak bulan limbung dengan warna keemasan kuning menua. Lalu aku memaknai kepergian mu dengan kehilangan yang tak menghendaki bantahan.

Kau tau Na...
Pada langit ramadhan yang sering kau titipkan senandung pemujaan pada sang kekasih yang slalu kau nyanyikan. Aku slalu meminta agar nada-nada yang mengikat sukma lahir dari tarikan nafas mu menghela. Kali ini aku berpacu mengejar potongan terakhir dari do'a mu yang belum sempat kau selesaikan. Karena aku kehilangan jalan menuju mu. De kapan mu bermakna kesunyian yang panjang. Kepergian ramadhan mengingatkan aku memulai pencarian yang melelahkan. Bahwa kau telah terhenti di ruang gelap dan sepi.


Demikianlah kumpulan puisi islami tentang malam terakhir bulan ramadhan, baca jug puisi-puisi tentang cerita ramadhan yang lain di blog puisi dan kata bijak ini semoga puisi malam terakhir ramadhan atau puisi terakhir ramadhan di atas dapat menghibur dan bermanfaat bagi pembaca, tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak puisi-puisi indah dan menarik yang kami update