Skip to main content

Puisi Sedih | Puisi Langit Masih Muram

Puisi Sedih | Puisi Langit Masih Muram

Puisi dan kata bijak. Puisi langit masih muram. Langit merupakan bagian atas permukaan bumi, dan digolongkan sebagai lapisan tersendiri yang disebut atmosfer. Langit terdiri dari banyak gas dan udara, dengan formasi berbeda di tiap lapisannya. sedangkan bermuram adalah bermuka masam karena sedih.

Jadi puisi langit masih muram adalah puisi sedih, yang berkisah tentang seorang yang sedih karena karna penantian langit maksud adalah hatinya, dan muram adalah kesedihannya.

Itulah puisi biasanya kosakata yang di pergunakan biasanya perumpamaan dari kejadian yang sesungguhnya, seperti puisi langit masih muram seolah menggunakan bahasa langit atau keindahan alam langit, yang akhirnya langit menjadi gelap berkelabu. karena kesedihan menanti 😄

Dan berikut ini adalah daftar judul puisi sedih yang di publikasikan blog puisi dan kata bijak, adapun masing masing judul puisinya antara lain:

  1. Puisi kau yang tetap ada
  2. Puisi langit masih muram
  3. Puisi tatapan mata itu
  4. Puisi kau yang di kelilingi

Salah satu dari bait dari beberapa puisi sedih. "Kau yang di kelilingi tetap ada bersemayam di lubuk jiwa hati tak mampu berdusta pada tatapan mata berkaca di mata kiranya Takdir, biarkanlah sesuatu yakinilah dengan pasrah cintamu masih bernyawa ketika mendungnya memisahkan kita".


Kumpulan Puisi Sedih

Bagaimana cerita puisi sedih dalam bait bait puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya disimak saja puisi-puisinya berikut ini.


PUISI LANGIT MASIH BERMURAM
Cempaka Sari

Gumpulan awan berkabut kelam
sembunyikan mentari yang gelisah
dalam penantian yang panjang
seraut wajah yang hilang

pada lirik senyumnya yang dulu
kini genang duka berkaca di mata
kiranya itu Takdir, biarkanlah
sesuatu yakinilah dengan pasrah

langit seperti mengerti
disember ini belum berakhir
apakah cintamu masih bernyawa
ketika mendungnya memisahkan kita

langit masih bermuram
gigil jasadku bukan kerana kedinginan
tapi tetap merindu sinar cahaya
mentari yang hilang di pelupuk mata

Cempaka Sari
Kelantan, Malaysia, 24 Disember 2016


PUISI KAU YANG TETAP ADA
Cempaka Sari

Di mana saja kembaraku
mengikuti sejauh netramu
menghampiri sedekat hatiku
meski tak mampu kurengkuh

kau yang tetap ada
bersemayam di lubuk jiwa
betapa hati tak mampu berdusta
pada redup tatapan mata

ke mana langkah kaki ini
meniti hari silih berganti
ku tahu kau sentiasa memerhati
kerana cinta masih bernadi

entah apa perlu kuucap
pada cinta yang berjarak
semoga aku tetap kuat
walau pahit menelan hakikat

Cempaka Sari
Kelantan, Malaysia, 24 Disember 2016


PUISI TATAPAN MATA ITU
Cempaka Sari

Tepat ke bola matamu
tajam menagih sesuatu
janji kau ikrarkan dulu
sewaktu masih bersatu

dia ada serupa bayang
keranamu jiwanya melayang
datangnya bersama dingin bayu
menghembus lembut dilehermu

tentanglah pada matanya
dulunya dipuja dan dimanja
sekarang menjelma menuntut setia
adakah kau telah bersedia?

jangan pernah ingkar janji
tak mungkin dia mempercayai lagi
tetap dia ada di sisi
menyatu roh dan hati
melepaskanmu tidak sesekali

Cempaka Sari
Kelantan, Malaysia, 22 Disember 2016


PUISI KAU YANG DIKELILINGI
Cempaka Sari

Tak mampu untuku hampiri lagi
kerana hatimu telah terbahagi
pada sang bidadari-bidadari
yang indah di duniawi laksana syurgawi

kau yang menjadi rebutan
dan juga segenap tumpuan
mungkin kerana kelebihan
menjadi pesona tarikan

dan siapalah diriku
tak pantas bersanding denganmu
biarlah saja aku berlalu
bersama sendiriku yang selalu

kembaraku masih berjalan
dan akan tetap kuteruskan
mencari erti cinta setiap langkah kaki
hingga ke satu saat kukembali

Cempaka Sari
Kelantan, Malaysia, 26 Disember 2016


Demikianlah puisi langit masih muram. salah satu puisinya menceritankan perumpaan tentang langit atau bahasa langit. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga puisinya menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.