Skip to main content

Puisi Tepian Langit Rindu | Puisi Tentang Rindu

Puisi Tepian Langit Rindu | Puisi Tentang Rindu

Puisi dan kata bijak. Puisi Tentang Rindu | Puisi tepian langit rindu. Terkadang kata rindu memang susah untuk diartikan, dan rasa rindu juga susah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Tapi bagaimanapun, segala sesuatu pasti memiliki arti dan ada sebab serta alasan kenapa itu bisa terjadi.

Jadi adalah ungkapan perasaan yang timbul didalam hati, dalam artian keinginan untuk bertemu, untuk melihat, untuk mendengar, untuk merasa kepada objek tertentu, kepada  yang didamba, atau kepada yang dipuja

Tepian langit rindu adalah kombinasi dari dua judul puisi dipublikasikan blog puisi dan kata kata bijak kesempatan ini, adapun masing masing judul  puisinya antara lain.

  1. Puisi pelancong rindu pantai karang hawu
  2. Puisi tepian langit mimpi

Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tersebut. "Gerimis kecil yang menuai Keindahan Sinis paras cakrawala mengais Seberkas sinar cahaya lembayung menyinari Sirnalah harapan, hasrat telah robek di buang".


Puisi Tentang Rindu

Bagaimana kata kata rindu dalam bait puisi tentang rindu yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, selengkapnya disimak saja puisinya berikut ini.


PUISI PELANCONG RINDU PANTAI KARANG HAWU

Waktu yang hujan
Basah tanah lembab
Pasir berbuih percik
Pelabuhan ratu

Ketika senja tak bertamu
Karang-karang berdendang
Mengundang gelombang
Hanya debur yang menyapu

Tidak, walet tak datang
Hanya sayup nyanyian gitar
Dari para si pelancong ujung jari
Mendayu-dayu

Di sapa gerimis kecil yang menuai
Keindahan pantai karang hawu
Sinis paras cakrawala mengais
Indung mata yang tengadah mencari

Seberkas sinar cahaya lembayung menyinari
Namun tampaknya matahari tak berkenan
Untuk hanya sekedar menyembulkan senyumnya
Yang pucat di bawah rinai mata langit

Hujan di waktu itu
Membawa hingar kecipak percik
Ke dalam suasana lautan berkabut putih
Mendanaukan sehampar pemandangan yang menagih
Sebersit rindu yang tenggelam lalu

Hony
Juli, 12-2016


PUISI TEPIAN LANGIT MIMPI

Pucuk angkasa bertaburan bintang
Sehingga malam begitu terang
Tak terasa gelap adalah perlambang
(Malam tentunya)

Semilir angin menepi
Di sepanjang gulir waktu menyepi
Tak bergeming, sehingga nadi seakan terhenti
(Tidak abadi tentunya)

Kesendirian hidup
Mengatasnamakan pilihan
Dari kegagalan yang pernah tercatat
Di atas lembar kegigihan
(Putus asa)

Tidak, sekali pun memikirkan
Apa yang menjadi keinginan
Sirnalah harapan, hasrat seakan sepatu yang telah robek di buang
(Duniawi yang hilang)

Hanya mengepalkan segenggam pasrah
Biarlah, sehingga berjalan seadanya
Untuk apa berlari, sehingga melukai
Biarlah tetap berdiri
(Patung yang hidup)

Hony
18, July 2016

Catatan

-hidup membutuhkan ruang yang kosong
Karena bila terlalu penuh, penat akal tidak berjalan

-namun hidup tetap memerlukan keramaian
Sebab sepi yang melebihi, akan mengosongkan kehidupan duniawi

Porsilah hidup sesuai kebutuhannya
-Menepilah di bawah naungan langit yang teduh (bila kepanasan)
-Bergegaslah kembali setelah rehat sejenak, (supaya tidak terlena)

Tidurlah dan bangunlah
Wujudkan mimpi dalam lelapmu menjadi kenyataan
Hangat mentari adalah semangat

Yang ketika hujan mengguyur Separuh musim kembali di ingat
Hujan akan berhenti
Dan panas pun tak akan terus menguliti


Demikianlah Puisi tepian langit rindu. Baca juga karyanya yag lain yang kami update di blog ini, Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.