Skip to main content

Kumpulan Puisi Pujian Untuk Wanita | Puisi Gadis Kemuning

Kumpulan Puisi Pujian Untuk Wanita | Puisi Gadis Kemuning

Puisi dan kata bijak. Kumpulan Puisi Pujian Untuk Wanita | Puisi Gadis Kemuning.Memuji kecantikan wanita adalah hal yang manusiawi, karena pada umumnya memuji adalah mengagumi. dalam hal ini mengagumi tentang cantiknya wanita.

Dan puisi untuk wanita yang dipublikasikan blog puisi dan kata bija adalah tema puisi gadis kemuning, Jadi apa itu kemuning? kemuning adalah sejenis tumbuhan perdu bunganya berwarna putih, banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias.

Kemuning juga biasa diartikan dengan warna,yaitu warna merah keemasan. akan tetapi jika dalam puisi biasanya kata kemuning di gunakan sebagai kata kiasan untuk memuji keindahan atau kecantikan seorang wanita atau perempuan.

Puisi Gadis kemuning adalah salah satu judul dari puisi pujian untuk wanita di terbitkan puisi dan kata bijak, adapun masing masing judul puisinya antara lain.

  • Puisi gadis kemuning
  • Sajak entahlah
  • Puisi kemuning

Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tersebut. "Bersama rangkaian gemintang di angkasa kerlingnya yang tak lekang oleh zaman Manakala panah-panah cintamu membuat diri terkapar berguling-guling kuhanya mampu bisikkan dahsyatnya rindu".


Kumpulan Puisi Pujian Untuk Wanita | Puisi Gadis Kemuning

Bagaimana cerita puisi rayuan untuk wanita dan kata kata puisi untuk seorang yang dikagumi dalam bait kumpulan puisi pujian untuk wanita yang dipubllikasikan blog puisi dan kata bijak,

untuk lebih jelasnya, selengkapnya disimak saja berikut ini puisi puisi pujian untuk wanita.


PUISI GADIS KEMUNING

Gadis itu melangkah ketepian jendela
Ketika purnama bersarang dimata
Perlahan tirai terbuka
Sekelebat bayang tersentuh menyapa

Gadis menghela dalam sirna menepis
Bayang bayang seroja mengais
Dibawah siraman purnama menangis

Bias menerpa di senyum manis
Gadis menegur suara miris
Di pendar cahaya menggiris

Peluk bulan dalam tatapan merintih
Dalam malam sang purnama merepih
Dibalik kabut duka menyandera di sepi

Sinar terang memancar di hening
Rembulan memantul kaca di bening
Jendela memukau gadis yang ramping

Lenting angin menyibak di ranting
Daun daun bergugur di kering
Gadis sungging dalam keping
Kemuning menyanding.

230814. J.S


Sajak Entahlah
Karya: Satria Panji Elfalah

Pagi ini kantuk menjaring pandangan mata ..
Semalam suntuk tiada sepicing pun terpejam ..
Melanglang buana dalam untaian aksara buta ..
Mengawang tinggi menghindari padang kejam ..

Tandas sudah kopi gelas keempat ..
Ingin mata terpejam namun hatiku enggan ..
Tertuanglah aksara dalam sajak bermata berat ..
Terbungkam oleh mata yang lebam tiada berjumpa dipan ..

Membuang waktuku semalaman ..
Bersama rangkaian gemintang di angkasa ..
Menyusun kerlingnya yang tak lekang oleh zaman ..
Membentang garis demi garis berjuntai asa ..

Mentari pun mengintip malu-malu ..
Di ufuk menanjak lurus dari timur hingga barat ..
Keemasan warnanya membelah gemawan yang kelu ..
Berumbai gerimis membelai rindu yang berkarat ..

Teringat sajakku semalam yang berbalut gulana ..
Tentang napak tilasku di Kota Semarang ..
Ah, kesunyian memang memancing jiwa durjana ..
Mengangkat bangkai masa lalu busuk yang meradang ..

Jalan panjang menuju langit biru ..
Alunan lagu "Stairway To Heaven" mengalun gontai..
Temani sajakku yang lebam membiru ..
Tentang perasaan hati yang telah dibĘŚntai ..

Bandung, 10 Juli 2016


PUISI KEMUNING
Karya: Samanta

Kusembahkan sekuntum kasih di lubuk hati bening
semata-mata demimu, wahai kemuning...
kala cakrawala asmara kian disoleki mambang kuning
Dewa Amor termanggut-manggut mengangkat kening
ribuan bidadari beterbangan di puncak awan bakat kuning
planet-planet riuh bersenandung hibat di belantara hening

Manakala panah-panah cintamu membuat diri terkapar berguling-guling
kuhanya mampu bisikkan dahsyatnya rindu lewat lengking-lengking seruling
datanglah padaku sekadar menatap mataku, biarpun cuma sekerling
tak sanggup lagi kubendung derai-derai tangis renjana setajam beling
dan galaksi penantian yang kian berputar-putar sepusing baling-baling
menghitung purnama-purnama hampa yang tak henti berpaling

Tidak, takkan kubiarkan kemuningku tertawan resah di menara gading
kukan terjang belenggu amarah, curiga, di merindingnya perang tanding
kar’na cinta, rasa, cita-cita, di pelaminan ajalku tak punya tolok banding

Ah, tapi mengapa manggala-manggala damba masih nyenyak terbaring
padahal ikrar-ikrar rasa di pelataran nestapa terus berteriak-teriak nyaring
walau karsa-karsa asa lentur meredam segemulai para penari piring
gugat-gugat jodoh dan takdir semakin ramai berdering-dering
bersama kafilah-kafilah benci dan kasih sayang yang mesra beriring-iring
namun kuyakin, kemuningku tetap subur merekah kendati hara mulai mengering

Tolong katakan kepadanya, aku pasti datang kendati mentari t’lah menguning
demi Tuhan, sungguh kukan datang dengan seperangkat janur kuning
bukan lampu kuning

Bumi Allah, 10 Juli 2016


Demikianlah puisi gadis kemuning,  Semoga puisi kemuning di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.