Skip to main content

Puisi Pleidoi Pelʌcur | Puisi Oh Maya

Puisi Pleidoi Pelʌcur | Puisi Oh Maya

Puisi dan kata bijak. Puisi pleidoi maya. Berbicara tentang kata pleidoi artinya suatu pembelaan yang sering terjadi di pengadilan.

Dan kata maya, seperti pada kosakata judul puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak adalah, sesuatu hal yang tak nyata, tidak jelas, namuan terkadang kenyataannya ada.

Dan adapun masing masing judul puisi diterbitkan puisi dan kata bijak antara lain:

  • Puisi pledoi pelʌcur
  • Puisi oh maya

Salah satu penggalan baitnya. "Pelʌcur kelas teri Terdiam dari balik paling sunyi Kemudian berjalan selangkah menuju mimbar yang mulya berp0se di etalase kaca Hingga bᥱlah dada tersaji indahnya.


Puisi Pleidoi Pelʌcur | Puisi Oh Maya


Bagaimana kata kata puisi dan cerita puisi dalam bait puisi yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, apakah terdapat kata kata masalah hidup atau tentang kata kata dunia maya, untuk lebih jelasnya disimak saja berikut ini


PUISI PLEIDOI P-E-L-Ʌ-C-U-R

Pak hakim yang bertoga mulya
Sungguh kutakkan mampu membela
Apa itu salah dan dosa
Teriak Lastri dalam batinnya berontak

Lastri sang pelʌcur kelas teri
Terdiam dari balik paling sunyi
Kemudian berjalan selangkah menuju mimbar yang mulya
Diraihnya tangan yang penuh wibawa
Sambil setengah berbisik berkata

Yang mulya jika engkau rindu akan cinta
Rabalah sebelah dada ini
Mumpung kancing bajuku tinggal tersisa satu lagi

Pak Hakim pun mulai meraba
Lalu bertanya
Lastri, memang tarifmu semalam berapa
Seketika pengunjung sidang bertanyatanya
Apa yang telah terjadi di depan mata
Apakah pak Hakim tengah berc!nta

Semua hanya bisa gelengkan kepala
Tak disangkasangka

BKA
Batavia, 170716
0338


PUISI OH MAYA

Gila!
Maya merajalela
Meraba sesak dada
Merayu dalam bibir yang polesannya mengg0da
Ah, kembali aku dibuatmu tak berdaya

Mendadak gamer-gamer terlahir
Menjadi paling mahir
Belum deret gadis atau janda berp0se di etalase kaca
Hingga belah dada tersaji indahnya

Degup jantung terpompa seiring tawa
Pembagian sedekah gift mengalir dengan ikhlasnya
Rupiah dicecer padamu maya
Yang berulang kali butakan mata
Yang masih saja melukiskan fatamorgana

Belum sudah berapa puisi kubaca
Seperti berpacu dengan rasa
Ada yang memaki, ada yang berc!nta

Lalu membenihkan apa saja
Bunting pada rahim ibu siapa
Yang ayah bundanya hanyalah debu-debu
Menempel kemudian menghilang begitu saja
Saat angin meniup dari berbagai arah

Lalu kembali lagi menusuk kornea
Hingga di depan kaca
Matamata buta

Oh maya
Sungguh dikau siraja tega
Membuta rindu dan cinta
Memperk0sa batin yang masih gagap mengeja
Sampai daku dan kawan karibku terlena
Pada rebah paling dada

Sebab di dadamu
Nafasnafas kami diburu
Sedang aku merindu
Sedang kau adalah bayangbayang sisi gelapku

Oh maya
Tak cukupkah sudah
Aku terkapar tak berdaya
Atau kau kan biarkan kami
Mati pada arah yang terlupa

Gulagula
Manisnya di depan mata
Pahitnya sampai kehati
Pada kasmaran yang menipu diri

BKA
Batavia, 210716


Demikianlah puisi seorang pleidoi maya. Baca juga puisi puisi karya dari Berliana Kharisma Ayu, yang lain yang kami update di blog ini, Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.