Skip to main content

Prosa Munajat Dari Tanah Hitam

Prosa Munajat Dari Tanah Hitam
Prosa munajat dari tanah hitam. Pengertian dari prosa adalah suatu jenis tulisan yg dibedakan dengan puisi sebab variasi ritme yg dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yg lebih sinkron menggunakan arti leksikalnya. istilah prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus danjelas"

Berikui ini dua prosa di kesempatan ini, karya dari seorang bernama pena Kemilau mata bening, adapun masing masing judul prosanya, antara lain.
  1. Prosa perjalan hati
  2. Prosa munajat dari tanah hitam.
Salah satu penggalan bait dari kedua prosa tersebut. "langitMu tampakkan cahayanya. Beriku air dalam ronggaku yang dahaga. Beriku putihMu pada paruku yang menghitam hembuskan napas tak segar. Matikan bara sesatku". Selengkapnya disimak saja prosanya berikut ini.

PROSA MUNAJAT DARI TANAH HITAM

Melakon di sisa duniaMu. Menyambung napas keluarkan peluh. Terkadang pun tertawa dalam tangis. Terpurukku pada kubang dosa sadar. Terantai, terhujam, tertusuk, pedang perisai hawa napsu membelunggu, penuhi masa. Melupa, suci itu telah menjadi tanah hitam berkabut.

Tibalah hening, serasa kematian mendekati. Gemerlap tadi dan kemarin, tak lagi berarti. Embunku terserap tanah, siangku gersang, mataku lamur. Sujudku, sebatas tunduk tanpa ruh. Butakan kalbu angkuhku. Kaburkan cahayaMu ketika ku merengkuh. Bahkan, sejengkal pun aku terseok tuk meraih. Yaa Robb...sejauh inikah aku dari lingkarMu?

Kala bumiMu masih menerbamgkan dedaunan, bunga memekar, buah memerah, langitMu tampakkan cahayanya. Beriku air dalam ronggaku yang dahaga. Beriku putihMu pada paruku yang menghitam hembuskan napas tak segar. Matikan bara sesatku. Selamatkan jiwaku dari khilaf badai lalu dan kini. Jadikanku bidadari di bawah tulang rusuk yang telah Engkau ciptakan untukku.
Inilah selarik munajat dari tanah hitamku.

Duhai Engkau Pemilik Cinta dari segala cinta...hidayahkanlah!
Sebelum nyawa engkau lepas dari ragaku.

Kemilau Mata Bening
SAA Mksr, 12/05/2016


PROSA PERJALANAN HATI

Waktu, cermin kenangan perjalanan hidup. Kisah hitam putih takdir terlewati. Aku pernah menjadi matamu tuk kau melihat. Kakimu tuk kau melangkah. Perbedaan laksana satu pendengaran bisikan hati terkasih. Aku embunmu di wajah pagi hingga siang serap tetesku. Bergelut di mentari, pacu dirimu kalahkan teriknya. Tiba senjamu, adaku rebahan lepaskan letihmu hingga beralih malam, aku ada di peraduanmu.

Waktu, titian memulakan temu dan merenggut manisnya romansa. Ia isyaratkan tentang kematian. Ragamu terpanggil ke surga. Tinggallah sepenggal kisah. Wasiatkan indah alunan doa cinta. Yang entah kapan berakhir, perjalanan hati yang terus hidup di namamu.

Kemilau Mata Bening
SAA Mksr, 04/05/2016


Demikianlah prosa munajat dari tanah Hitam.Baca juga karya/puisi Kemilau Mata Bening yang lainnya di blog ini. terima kasih.