Skip to main content

Puisi Kutitipkan Hujan Kemarin Sore

Puisi Kutitipkan Hujan Kemarin Sore
Puisi Kutitipkan Hujan Kemarin Sore. Hujan adalah titiktitik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan. Arti dari kata hujan dapat masuk dalam jenis kata kiasan sehingga penggunaan kata hujan bisa bukan dalam arti kata yang sebenarnya. Hujan memiliki arti dalam kelas kata benda sehingga kata hujan bisa menyatakan nama seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Berkaitan dengan kata tentang hujan dibawah ini, dua puisi tentang  hujan adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi kutitipkan hujan kemarin sore
  2. Puisi elegi rinai hujan
Bagaimana cerita dan makna di balik rangkaian bait bait kedua puisi tentang hujan tersebut, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini

Puisi Kutitipkan Hujan Kemarin Sore
Karya: NS. Asrudin

Kasih, kutitipkan hujan yang kemarin sore jatuh
Menenggelamkan akar-akar
Tempat dimana kita menari
Yang sebelumnya kita sendiri dan hujan belum melihat ketakutan

Lalu lihatlah sungai yang airnya bermuara bening
Saat itu kita benar-benar kacau
Melihat burung bersuara nyaring dan ranting sama-sama tuanya
Bila kepedihan dan kesendirian hanyalah menunggu esok

Kasih, wajahmu memerah
Bukan sebab kau gelisah

Lintang dan rembulan sudah sama-sama meninggi
Dengan sayuh kukalungkan burung-burung kertas
Bilamana hujan turun serupa kemarin sore
Ikatkan saja mereka ke tempat yang paling sunyi

Bilamana aku kebingungan mendengar siul burung dan gagak hitam mengembalikan ketakutan
Biarkan saja, sebab ketakutanku sudah menjalar ke kening
Lalu aku dan ranting sama tuanya

Tegal, 2-5-2016


Puisi Elegi Rinai Hujan
oleh: Eva Fauziana

Hujan sore ini tak mampu hapus jejakmu.
Secangkir kopi dingin dan sebatang puntung rok0k serta serpihan abunya,
menggelayut manja di teras rumahku.

Batang pakis serasa sia-sia menghisap sisa-sisa asap rok0k yang kau kepulkan menderu-deru.
Gerimis sore ini begitu mendayu-dayu.
Menyambut kepulanganmu atau menanti kepergianmu, entahlah.
Keduanya kurasa sama getir mengalir dalam relung kalbuku.

Tangis atau tawa, bagiku kini sama saja.
Hadirmu atau kepergianmu, itupun sama saja.

Karena semuanya hanya hadirkan elegi semu antara rinai hujan, di mana janji-janji suci bagai tak perlu lagi kau tepati...
Aku merindu kepada hujan,
Yang setia kepada awan putih, meski menggelap dan sirna setelah hadirnya...

Aku merindu kepada hujan,
Yang setia kepada ilalang,
Meski menjadi layu setelah diguyur hujan...

Aku merindu kepada hujan,
Meski tak selalu ada pelangi setelah hujan,
Namun kuyakin, hujan akan selalu hadir basahi bumi yang mulai gersang ini...

Bekasi, 19 Maret 2016


Demikianlah puisi kutitipkan hujan kemarin sore. baca juga puisi puisi yang lain yang ada di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.