Skip to main content

Cerita Dan Puisi Kidung Sunyi

Cerita Dan Puisi Kidung Sunyi
 Cerita Dan Puisi Kidung Sunyi | Masih kuingat... " Terus mau Mas apa sekarang? " kataku ditelepon " Mas sayang kamu, tak mungkin melupakanmu... " ucap Mas Tam diujung telepon, lalu... Kreseekkk... Kreseekkk... " Mas... Mas... " panggilku berkali-kali, akhinya aku matikan hp, lalu kucoba hubungi Mas Tam kembali, tapi dua nomornya tak diangkat. Itulah terakhir kali aku dan dia berbicara, dua minggu yang lalu. Aku dengan gengsiku tak mau menghubunginya lagi, hingga...

Masih kuingat saat pertama berkenalan dengannya, saat bersama teman-temanku, tiba-tiba Arif, temanku mengenalkan Mas Tam. Pratama namanya, wajahnya yang teduh, dengan kaca mata minus, senyumnya yang sedikit cool, hmm... Kayanya sesuatu banget deh, kataku dalam hati, hingga tiba-tiba Pras teman aku teriak " Woii... Udah bengongnya, kenapa tumben jadi kalem kamu Wi, baru lihat cowok emangnya ya ? Laahh... Kita-kita ini apa ? Ga dianggep ? " kata Pras, membuatku memerah, sehingga yang lainnya tertawa. Duuhh... Kenapa bisa begini ya? Kataku dalam hati, mana dag dig dug lagi... Parah banget sih aku nih, ucapku dalam hati

singkat kata aku dekat dengan Mas Tam, orang yang luar biasa sabar, sangat baik dengan aku, bayangin ajah setiap hari, nelpon lebih dari 5 kali, kalah minum 0bat... Hehe... Aku benar-benar takluk dengan dengan Mas Tam. Hingga dunia serasa milik kita berdua, saat telpon, Mas tidak peduli dengan teman-temannya, yg aku dengar meledek dia di kantor, uhuy... Mesranya... Semua memori itu masih aku simpan dan belum bisa aku lupakan...

Aku hanya bisa menangis kini, saat aku dengar kidung sunyi itu kembali, terbayang saat Pras menelponku, mengatakan tentang kepergian Mas Tam yang sangat mendadak. Seakan tubuhku melayang, hingga ketika aku terbangun Pras sudah disampingku sama Arif dan yang lainnya, sendu wajah mereka, melihatku menangis. Mas Tam, kidung sunyi ini masih menemani hatiku, saat aku berada di pusaramu, mengapa aku baru tahu, setelah dua minggu kepergianmu Mas, sesalku dalam hati. Namun itu semua sudah terlambat.


Aku hanya bisa menyesali percakapan terakhir aku, saat kamu cemburu dan aku marah, hingga ....
Tak sanggup aku mengingat semua itu Mas, airmataku hingga kini masih menetes kala mengingat semua tentangmu. Sayang andai waktu dapat kuulang, tak akan aku melakukan kesalahan seperti itu lagi...

Selamat jalan kekasih
Kaulah tumpuan dalam hidupku
Aku kehilanganmu
Untuk selama-lamanya

Aku cinta padamu
Ucapku lirih, walau terlambat

Perlahan-lahan aku berdiri dan meninggalkan pusaramu.
Sayang tunggu aku di surga nanti, Aamiin

KENANGAN BERSAMAMU

Bkz, 28.04.16
12:17

Demikianlah ceritan dan puisi kidung sunyi dari Dewi Rose. Baca juga karyanya yang lain yang ada di blog ini. terimaksih sudah berkunjung di blog ini, menyimak artikel artikel kami.