Skip to main content

Puisi Ketika Jiwa Ragaku Bersimpuh

Puisi Ketika Jiwa Ragaku Bersimpuh
Puisi Ketika jiwa ragaku bersimpuh. Pengertian bersimpuh artinya duduk dengan kedua kaki dilipat ke belakang dan ditindih dengan pʌntat atau biasa juga di sebut bertimpuh atau bertelut,duduk semacam ini biasa dilakaukan ketika berdoa, kepada Allah swt, sebagaiamana pengertian berdoa adalah memohonan kepada Allah yg disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan serta kemaslahatan yg berada pada sisiNya. dengan sikap khusyu’ serta tadharru’ dalam menghadapkan diri kepadaNya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yg sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yg diinginkan.

Ketika jiwa ragaku bersimpuh, satu dari dua puisi religi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi Ketika jiwa ragaku bersimpuh
  2. Puisi engkau sang agung yang Maha mualia
Salah satu penggalan baiyit dari kedua puisi tersebut. "Disaat roh tak menyatu lagi dengan ragaku, Hanya kepadaMU sang maha penciptaku, Berharap dan meminta, karena Engkaulah sang Agung". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

ketika jiwa ragaku bersimpuh

Puisi Ketika Jiwa Ragaku Bersimpuh

Disaat jiwa dan ragaku bersimpuh
Memohon,dengan segala pinta
Dan menyadari, aku hanya dari segumpal tanah

Sayap sayap malam merangkul
Dengan kasih sayang sang maha pencipta
Dan menyadari, jika aku bukanlah mahluk yang kekal

Hanya seonggok tulang berbungkus daging
Yang masih tertatih ingin mengapai jalan-Mu
Yang masih hitam dari segala noda noda sesal

Sungguh diriku hina
Malu pada diri sendiri
Yang bergelimangan dosa

Jiwa dan ragaku bersimpu kepada-Mu
..dan memohon dengan kerendʌhan hati
Biarkan jiwa ragaku utuh menyentuh-Mu
Dengan kasih sayang dan segala rahmat-Mu

Anderline
BLPN 050116


PUISI ENGKAU SANG AGUNG YANG MAHA MULIA

Telah Engkau sempurnakan waktu-Mu
Hingga kini dapat aku nikmati kebesaran-Mu
Menikmati rahmat-Mu Karunia-Mu

Hingga malam kembali kugapai
Dan aku nikmati kembali
Setelah waktu yang berlalu kini pergi

Membawa secerah sisa kelalaian
Dari ragaku yang penuh keangkuhan
Yang tak akan mungkin menyentuh ampunan

Disaat roh tak menyatu lagi dengan ragaku
Hanya kepadaMU sang maha penciptaku
Berharap dan meminta, karena Engkaulah sang agung
..... yang maha mulia.

Anderline
BLPN 050116

Demikianlah puisi ketika jiwa ragaku bersimpuh. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label religi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.