Skip to main content

Puisi Tentang Angin

Puisi Tentang Angin
Puisi tentang angin. Puisi angin yang biasa kita jumpa dalam puisi semisal puisi angin malam Puisi agin pagi, puisi senja dan lain sebagainya, jadi apa itu angin, Angin artinya gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin merupakan aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara, angin biasa juga di sebut hawa atau hampa.

Berkaitan dengan kata kata tentang angin berikut ini dua puisi tentang angin adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi aku dan angin
  2. Puisi bisikan angin
Salah satu penggalan bait dair kedua puisi tenatang angin tersebut, "riuh bisikan angin menggaduh berderak menghujam pada setiap hembusnya merapalkan mantra dalam nafsu sekujur tubuh". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI AKU DAN ANGIN
Created By Pena Omega

sepercik asa dari kejauhan
menekuk rindu yang tak patut
pada malam, rekata tak runtut melukis anyelir
savana itu hanya fatamorgana; tidak nyata!
seperti menyajikan setetes air di sahara
entah berapa lama rumusrumus ini tersingkap
entah berapa lama gurungurun ini mengecap

riuh bisikan angin menggaduh
berderak menghujam pada setiap hembusnya
merapalkan mantra dalam nafsu sekujur tubuh
duhai nalar yang ditebus selayang pandang
kau bawa tabir terikat sejuta bayang
dan aku hanya pemeluk sejuta pesonamu
dilangkahnya yang pandir mengeja senyuman nan mungil
lalu kita tak habis bercerita tentang sekumpulan rasa separuh gigil
hingga lesap
hingga senyap

Jakarta, 21Juli 2015


Puisi Bisikan Angin
Husain Ismail

Hari berganti kisahpun berganti
hembusan angin selalu bawa berita baru.
Harum cendana hingga sepatah kata penuh luka.

Semua berlalu seiring waktu
mereka berlalu tanpa ketuk palu.
Hujan datang merasuk dingin sampai ke tulang
bekukan kasus yang dianggap usang.

Dimana,? dapat ku temui hangatmu mentari
agar tak beku nurani kami
agar tak pilu hati kami

Tuhan dengarlah jerit jiwa ini
tuan dengarlah suara kami
padamu negeri kami berbakti
pada siapa tuan mengabdi

Dulu moyang kita sama belah samudera
untuk ciptakan satu daratan
mengapa tuan belah daratan demi ciptakan satu lautan

Lautan sukma yang berorasi
menuntut satu nama tuk diadili
lautan hati yang berorasi
tuntut bersatu nya negeri.

Jakarta,181116, Husain Ismail.
--------------

Demikianlah puisi aku dan angin. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.