Skip to main content

Puisi Gerbang Senja Menepi

Puisi Gerbang Senja Menepi
Puisi gerbang senja menepi. Pengertian senja ialah bagian dari waktu dalam hari atau keadaan setengah gelap di bumi sesudah matahari terbenam, saat piringan matahari secara keseluruhan sudah hilang dari cakrawala. waktu ini dimulai sehabis matahari tenggelam ketika cahaya masih terlihat di langit sampai datangnya waktu malam, ketika cahaya merah telah benar benar hilang.

Berkaitan dengan kata tentang senja, dibawah ini dari tiga puisi, bertema senja dikesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi gerbang senja
  2. Puisi senja
  3. Puisi dia
Salah satu penggalan bait dari tiga puisi tersebut, "Langitnya yang ku bilang menaungi, Kita memang berjauhan dibatasi ruang pekat penuh udara menyengat, Aku bisa terbelah seperti tanah". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisi senja berikut ini.

Puisi Gerbang Senja Menepi
Oleh: ‎Pastrana Kaldera

Ini waktu hari telah mati dimangsa sunyi
sunyi akan penat, sunyi akan hidup yang semakin berkarat
Ku lukis kamu dalam letih getar hati ringkih berselimut kabut
Biar hitam, biar ungu, biar merah, ku tak peduli
Biarkan ia mati dalam goresan warna tak tentu arahnya

Aku hanyalah yang kau sebut itu bumi
Kamu adalah langitnya yang ku bilang menaungi
Kita memang berjauhan dibatasi ruang pekat penuh udara menyengat
Aku bisa terbelah seperti tanah
Kamu bisa runtuh saat petir bergemuruh

Ini terakhir kali aku berteriak dalam sepi
Ini pula kamu kubiarkan tak berlabuh dan teruslah berlayar

Aku kan menepi
Disela jeram awan hujan
Diantara rimbun sudut penuh ilalang
Pada gerbang senja tenggelam
Untukmu masa diayun hikayat hidup
Disaat janji itu tak pernah sampai
Dikala hidup itu sudah terbeli lalu tergapai

Hiduplah untuk esok dan seterusnya wahai malaikat bintang utara...
untuknya, untuk yang kan kau sambut datang nanti petang...


PUISI SENJA

Senja itu
Limbung yang sepi
Bayu senja bertiup kencang
deru ombak seirama

Seorang pujangga menulis syair
Pena menuntun untuk menjadi kata
Mengungkap tabir hati
Entah pahit entah manis

Sajak yang indah telah tercipta
Seakan lupa apa yang dibaca
Begitu manis
Namun amat pahit dirasa

Syair mu menggʌmbar kepiluan
Namun pujangga berkata
"Tak perlu ku bersedih"
Karena syair ku ungkapan kesedihan ku

Tergopoh gopoh mentari tenggelam
Namun hati nya sedikit lega
Dia melangkah pulang
Ditemani lembayung senja

Tasikmalaya,04 Des 2015


Puisi Dia

Senja.
Kenapa cuma singgah sebentar.
Tak inginkah engkau ku dekap erat selamanya dalam hangatnya hatiku?

Senja.
Kenapa cuma sekejap berwarna.
Tak inginkah engkau melekat kuat dalam mataku.

Senja.
Pergilah dengan damainya malam.
Aku ikhlas bertemu dgnmu kembali.
-------------------

Demikianlah puisi gerbang senja. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.