Skip to main content

Puisi Palmerah Selatan Dalam Ingatan

Puisi Palmerah Selatan Dalam Ingatan
Puisi palmerah selatan dalam ingatan. cerita tak reda hujan airmata terekam dalam ingatan Jantung berdentam Bersahutan dendam pahit manis mengoyak-ngoyak dalam kesepian, di antara butir butir,Buih menerjang perlahan kaki pun tenggelam.

Pragraf diatas salah satu penggalan bait dari ketiga puisi di kesempatan ini, adapaun masng masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi palmerah selatan dalam ingatan
  2. Puisi selatan panorama ketika cinta
  3. Puisi ingatan
Bagaimana cerita dan makna di balik rangkaian bait ketiga puisi tersebut, untuk lebih jelas dan selangkapnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI PALMERAH SELATAN DALAM INGATAN

Terkatung harapan
Sudut ujung jalan
Palmerah selatan

Terkoyak ingatan
Dengan butir riskan
Yang selalu hadirkan

Kisah-kisah dari
Sematan televisi
Berita tentang sedari

Cerita tak reda
Hujan airmata rekam
Sebutan bagi siperompak, geram

Jantung berdentam
Bersahutan dendam
Memburu sang pelaku penikam

Tahun-tahun mengelam
Silam pun berkutat pikiran
Rindu asa yang terlunta, sendirian

H.S
PLB. 020515


PUISI SELATAN PANORAMA KETIKA CINTA

Bergumul dalam gemuruh samudera
Di tepi pantai selatan panorama
Mengukir indah dalam kenangan masa

Kaki ku berselimut pasir di antara butir butir,
Buih menerjang perlahan kaki pun tenggelam
Dalam sapuan debur ombak yang menyapu
Ku berlari mengejar bibir pantai

Dengan tawa ceria bahagia
Menyanyikan senandung cinta
Ketika langkah berakhir di fakta

Ku terdiam hanya sendiri me'lena
Dalam tarikan lembut pesona
Kenangan lama yang terbuang di senja

Kala sang surya membius angkasa
Ku tenggelam dalam memori luka
Yang sekian lama menahta di dada
Di dalam ruang aula jiwa
Ku bahagia hanya semasa

HONY
SKB/PLB/WRK 131114


Puisi Ingatan
Oleh Nurul Aisyah Putri

Duhai kasih,
Aku ingin sejenak melupakan memory,
Yang kau isi sejuta kenangan perih,
Aku ingin membuangnya seperti sampah disungai.
Menghanyutkannya ke pusara mimpi.

Namun ingatan itu,
Masih saja melekat dikalbu,
Seakan berdiam diri disitu,
Menatap sinis aku.

Dan kembali menggores luka baru.
Harus kemana lagi aku?.
Aku sudah merasa kelu.
Mengarungi angkasa biru.

Penuh dengan belati dan pisau,
Yang hendak menikamku.
Aku tak sanggup,
Kumohon padamu kembalilah,
Kembali dan ambil kenangan ini.
--------------------


Demikianlah puisi palmerah selatan dalam ingatan. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.