Skip to main content

Kumpulan Puisi Cinta Sedih | Puisi Luka yang Berselimut Embun

Kumpulan Puisi Cinta  Sedih | Puisi Luka yang Berselimut Embun

Kumpulan Puisi Cinta Sedih | Puisi cinta luka yang berselimut embun. Keindahan cinta seringkali membuat kita larut dalam indahnya pesona cinta yang bersinar bak lentera kehidupan.

Sehingga terkadang kita lupa bahwa keindahan cinta tak selamanya indah, sebab dibaliknya ada luka yang menanti apa bila salah melangkah tentunya akan membuat cinta sedih mengharukan dan bahkan menyentuh dihati.

Oleh karena selalu waspada dan jangan saling menyakiti ketikan menjalani cinta sehingga cinta luka tak hadir dalam perjalanan cinta yang di jalani.

Tak ada insan yang menginginkan cinta luka, namun itulah resiko cinta berani bermain cinta harus berani menganggung luka dari cinta itu sendiri.

Walau memang menjanjikan kebahagian, akan tetapi bila cinta melukai hati. Tentunya sakit hati patah dan kecewa merupakan hal yang tak dapat di hindari,

Dan berkaitan dengan kata cinta luka, puisi sedih yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak adalah puisi cinta sedih bertema cinta luka yang berselimut embun.

Adapun masing masing judul puisi cinta sedih tentang luka yang diterbitkan puisi dan kata bijak antara lain:

  1. Puisi perempuan gerimis
  2. Puisi mengadu pada embun
  3. Puisi lupa harmoni
  4. Puisi lelaki berselimut embun

Empat puisi sedih tentang cinta, yang bertema cinta luka yang berselimut embun, menceritakan kata kata kesedihan karena cinta yang luka.


Kumpulan Puisi Cinta Sedih

Bagaimana cerita puisi sedih dan kata kata kesedihan cinta dalam bait puisi cinta yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya disimak saja berikut ini empat puisi tentang cinta sedih.


PEREMPUAN GERIMIS
Oleh: Minang Maimbau (R.A)

Berkaca pada beningnya embun pagi
Sama halnya ia melihat rintik yang jatuh di pelupuk
Ia, perempuan gerimis yang tak lepas dari luka yang mendera
Menyayat setiap inci terhulu
Jadi irisan pilu paling legam

Jauh sudah ia coba mengubur segala lara
Namun tumbuh lagi menjadi benih derita
Seumpama tiada akhir dari segala luka yang lebam di dada

Air yang tumpah dari langit November kesekian
Tak jua bisa jadi pembasuh segala darah yang mengalir
Pada setiap pori-pori kepiluan

Tetap saja bekas goresan yang tersisa jadi ladang kenangan
Sedikit saja benih luka tersemai
Dengan subur tumbuh menjadi batang batang derita
Berakarkan kesedihan mendalam


Puisi Mengadu Embun, Ainun
Penyair Kecil

Dalam diri yang menyangga lamun
Simak rerimbunan embun
Di bawah remang fajar kota ini
Menyambut nyanyian margasatwa dari ujung timur yang menanti

Ainun namamu
Gadis belia baru mengenal cinta
Cinta tentang kasta, tahta yang meronta
Pada dirinya anak belia desa
Sungguh riuh bicaramu
Serupa mengambang di antara angin

Dan kau tak tahu telah dikhianati
Di saksikan bukan air mata, bukan luka
Hanya relung mengabdi duka
Tentang dia yang menyambut cintamu dalam remang fajar pagi
Karena telah menodai sucinya hatimu ini

Jakarta 2 Mei 2015.


PUISI LUPA HARMONI
Karya: Subchan

Telah raib titahmu pada bumi gentir korban amukan kertas
Setelah senyum melumat dinding penantian dalam panggang matahari meninggi
Serupa nyanyian ilalang di antara dedebuan; kaulah rimbanya, Tuan
Menyemai kasih di antara nyanyian angin, entah luka yang 'kan kau belai?

Dalam kerlik buram kau timang rerinduan paling palung
Bersembunyi di antara kabar yang disorakkan oleh beberungan
Ranting yang patah, tak seteguh janjimu pada embun
Ketika serapah kau pintal wajah dalam tangisan musim

Tuan, di dadamu berlangsung pesta tanpa jamuan
Sebuah harmoni yang kini hanya lupa siapa yang memulai
Padahal darah dan peluh tetap membasahi koko dan peci
Adalah waktu berapi yang meretas ego lebih pendek dari sebuah mimpi.


PUISI LELAKI BERSELIMUT EMBUN
Oleh: Jangkung Asmoro

Pada kerut dahinya
Ia gantung semua beban
Juga cekung matanya
Yang kian dalam

Mengunyah luka lebam sendirian
Membinasakan lelahnya
Yang sempat ia titipkan pada cita citanya
Tergantung diatas langit malam itu

Lelaki berselimut embun
Menukar malam menjadi siang
Sepanjang perjalanan yang tak berujung
Merangkai nyanyian bintang yang ia pinjam

Sambil memeluk malam buta
Ia hela nafasnya sedalam palung samudra
Mesti tak seganas ombak
Terus dia liarkan semangatnya

Mengeja nyanyian hatinya
Yang beranjak mati
Menjelang dini hari
Ia masih berselimut embun


Demikianlah puisi cinta luka yang berselimut embun. Simak/baca juga puisi puisi cinta yang lain di blog ini. Semoga puisi tentang cinta dan luka di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.