Skip to main content

Puisi Ini Kulihat Pada Zamanku

Puisi Ini Kulihat Pada Zamanku
Puisi Ini Kulihat Pada Zamanku. Debu jalanan selalu merobek mimpimu kelak Gerobak muatan kardus perlahan jalan melepasjejaknya Aku lihat dari sisi jauh, tertuang kisah nyata dimalam hari kota jakarta Inilah Zamanku.

Pragraf diatas salah satu penggalan bait dariketiga puisi tentang lihat, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi ini kulihat pada zamanku
  2. Puisi lihat lebih dalam
  3. Puisii lihatlah
Bagaimana cerita dan makna dari ketiga puis tentang lihat tersebut, untuk lebihjelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.

Puisi Ini Kulihat Pada Zamanku
Penyair Kecil

Masih bau sisa-sisa keringat, aku keringkan dengan setapak jalan lelah
Berjalan serasa asik terkadang lelah sangatlah payah
Aku melihat balita menghilangkan rasa haus di atas tumpuk gerobak kardus bekas
Terkejut dalam tatap embun mata yang membias

Hari sudah malam nak, kenapa kau tak tidur ditempat yang layak
Sedangkan debu jalanan selalu merobek mimpimu kelak
Gerobak muatan kardus perlahan jalan melepasjejaknya
Aku lihat dari sisi jauh, tertuang kisah nyata dimalam hari kota jakarta
Inilah Zamanku.

Jakarta 21 Mei 2015.


Puisi Lihat Lebih Dalam

Semoga waktu menidurkanku lebih lama
Dan meninggalkan batasan yg ada
Kau dan aku segala perbedaan
Memulai mengakhiri perdebatan

Siapa aku dan siapa kamu
Lihatlah,pemahamanmu tentangku terlalu dangkal
Kau tak mencoba melihat lebih dalam
Ukiran namamu kini tinggalah kenangan

Yang ku rasakan hanyalah melawan arus
Ku tahu seluk beluk dirimu
Ku coba terus mengurai tentangmu
ku melihat lebih dalam perasaanmu

Kau membutuhkan setetes rasa untuk percaya
Cinta adalah sebuah keajabain
Merubah gelap menjadi terang
Namun kau tak meyakini yg nampak didepanmu

-Karno-


Puisi Lihatlah
Oleh: Zagita-

Aku melihatmu
Ya, dibawah sinar bulan
Kau terlalu dekat
Sampai hembus nafasmu terdengar

Aku melihatmu
Ya, diantara dentum jantungku
Kau begitu dekat
Sampai aku tak dapat menyentuhmu

Aku melihatmu
Ya, ketika kau bersamanya
Kau begitu dekat, dengannya
Sampai aku merintih sendiri

Astaga
Aku yang menghalangimu bersamanya
Tapi,
Bukankah dia penyebab perpisahan kita?

Ya, aku melihatmu
Tersenyum padaku sebelum dia mendekat
Ya, aku tahu
Kemudian senyummu menghilang
Berganti tawa
Seiring langkahmu bersamanya


Demikianlah puisi ini kulihat pada zamanku. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.