Skip to main content

Puisi Demi Masa ( Al-Ashr )

Puisi Demi Masa ( Al-Ashr )
Puisi demi masa. Mari kita kembali merenung, merenungi akan segala hal yg terhampar dan dihamparkanNya. Merenungi setiap yang telah di lakukan. di dalam kehidupan yang telah kita jalani ini.

Demi masa Sesungguhnya manusia benar- benar berada di dalam kerugian, Kecuali orang-orang yg beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati tentang kebenaran serta saling menasehati tentang kesabaran.

Demi masa. Jangan pernah kita biarkan ketika berlalu begitu saja. waktu yg dengan sombongnya terus berjalan, tanpa sedikit pun memedulikan kita. waktu yg dengan gagahnya terus berkecimpung, tanpa sedikit pun memerhatikan kita.

Demi masa. Janganlah sebagai insan-manusia yg merugi. Berusahalah – semampu kita mampu – untuk tak menjadi insan-manusia yang merugi. Walau pun – sesungguhnya – manusia itu ada di dalam kerugian yg nýata

Begitulah sekilas tentang kata kata demi masa, berkatain dengan demi masa, satu dari empat puisi di kesempatan ini, berjudul demi masa, adapun masing masing judul puisinya, antara lain.
  1. Puisi demi masa
  2. Puisi doaku
  3. Puisi bila
  4. puisi demimu
Salah satu penggalan bait dari kelima puisinya. "Kemana harus kucari sisa waktu? Sedangkan diri rasa tiada arti Kini hanya sesal merasuki raga Sehingga tangis bathin menggema Yaa Robb, andai masih ada sisa waktu Beri ruang untuk taubatku". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI DEMI MASA
Oleh : Pena Usang Sang Penyair

Tertunduk malu dihadap-Mu
Ketika waktu sia-sia berlalu
Hanya catatan noda dan dosa
Mengiringi jejak langkahnya kaki

Entah, berapa catatan hitam tertulis di buku kehidupan
Sesungguhnya aku benar-benar berada dalam kerugian
Karena hati tertutup kabut kelam
Keangkuhanpun semakin menikam

Kemana harus kucari sisa waktu?
Sedangkan diri rasa tiada arti
Kini hanya sesal merasuki raga
Sehingga tangis bathin menggema

Yaa Robb, andai masih ada sisa waktu
Beri ruang untuk taubatku
Agar terkikis debu-debu dosa yang semakin menebal

Yaa robb, bila masa telah berakhir
Dekaplah dengan kasih-Mu
Jangan Engkau biarkan raga ini tenggelam dalam kekufuran
Karena sesungguhnya aku akan merugi

Jakarta : 05-03-2015


PUISI DOAKU

Ada mata yang melihat namun seolah-olah kau menutupinya
Ada bibir yang bisa berucap namun sengaja membisu tanpa kata
Apakah itu kearifan seseorang yang berilmu dan bijak?

Merasa mati sebelum ajal tiba
Merasa tuli menyalahi kodrat yang di sana
Begitukah cara pandang seseorang yang terhormat di hadapan orang-orang terhina
Ya Alloh tunjukkan kepadanya

Bahwa dia salah
Ingatkan dia Ya Alloh
Bahwa semua makhluk di dunia ini pada dasarnya sama
Yang membedakan hanyalah akhlaq
Semoga Alloh mengabulkan permohonan dan doaku

Aamiin..


PUISI BILA

Bila suara azdan telah berkumandang
Pertanda saat sholat kan menjelang
Tinggalkan segala kesibukan dan aktivitas menghadang
Tuk menghadap Alloh Yang Maha Penyayang

Bila malam telah larut
Hawa dingin menusuk serta menjegut
Mengingatkan usia yang semakin surut
Yang perlahan-lahan mendekati maut

Bila sampai detik ini masih belum sadar
Bahwa hidup ini tenyata hanya sebentar
Semoga segeralah ingat dan insaf berbuat baik dan membuang yang tidak benar
Selalu ingat kepada Alloh Yang Maha Besar


PUISI DEMIMU
Karya: Sang Mahadewa Cinta

Sungguh kutak gemetar menentang sangarnya pagi dingin membeku
meski langit merenjiskan rinai-rinai ratap embun kelabu
jiwa raga tak pernah berhenti berburu kasih sayangmu
hidup kian indah dan nikmat kala semata cinta yang dituju

Kutak gentar menantang brutalnya siang yang mengharu biru
walau teriknya tentu membakar seluruh penjuru
kuwakafkan segenap hayat dan ajal hanya untukmu
cinta sejati tempat semua bahagia bersokoguru

Sumpah, kutak undur memerangi sinisnya gelap malam bisu
pengganggu s’kaligus penolongku saat menikmati sosok ayumu
kendati cuma mata hati tempat netra bertumpu
pengorbananmu hiasan terindah dalam hidupku

Kutak kendur menengkar sʌdisnya lapar, haus, letih menderu-deru
hidup ini guru, bukan seteru
bahagia tertinggi adalah bahu-membahu
bukan mengangkat bahu

Kuikhlaskan segalanya semata demimu sebagaimana tulusmu melulu demiku
namun gebu hasratku bertemu kembali denganmu tak bakal sanggup kuhalau
elmaut t’lah merenggutmu dari mataku tapi kau bergeming di lubuk kalbu
memperlezat semua rinduku

Bumi Allah, 23 Desember 2015

Demikianlah puisi demi masa, Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.