Skip to main content

Tiga Puisi Tentang Kata Elegi | Puisi Kesedihan

Tiga Puisi Tentang Kata Elegi | Puisi Kesedihan
Tiga puisi tentang kata elegi. Elegi adalah syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita (khususnya pada peristiwa kematian). Elegi biasa juga diartikan secara singkat sebagai ratapan, atau tangisan, seperti lirik salah satu lagi, elegi esok pagi  bisa di artikan ratapan untuk hari esok.

Berkaitan dengan kata elegi, Di bawah ini ada tida judul puisi bertema elegi, salah satu baitnya, "sampai pada masanya mentaripun tercabik dicakrawala. Bumi pun senyap terdiam tak berwajah seri. rembulan pias tak berpurnama, mentaripun tercabik dicakrawala. Bumi pun senyap terdiam tak berwajah seri".

Tiga Puisi Tentang Kata Elegi

Apakah anda mencari puisi elegi hingga sampai di halaman ini, anda tidak salah, silahkann disimak saja tiga puisi elegi di bawah ini, semoga salah satu puisinya yang anda cari 😃


Puisi Elegi Sang Surya

Sampai pada masanya mentaripun tercabik dicakrawala.
Penatnya yg memaksa rengkuh nan terlerai.
Mentari yg biasanya garangpun tak mampu menembus atmosfir yg mengilusi.

Sampai pada masanya mentaripun tercabik dicakrawala.
Bumi pun senyap terdiam tak berwajah seri.
rembulan pias tak berpurnama..

Sampai pada masanya mentaripun tercabik dicakrawala.
Sembab separuh tertutup sang fatamorgana senjakala


PUISI ELEGI BUDIMU

sepatah kata yang terucap.....
segumpal kesal terus membeku...
berlalu bertambah tahun...
menunggu waktu tuk dimulai...

siang berganti sore..
malam berganti pagi....
meskipun suaramu serasa juru dakwah...
pintar tersanjung.... tepuk tangan riuh mengolok ngolok.

jayamu tlah usai....
pintarmu smakin membusuk...
berhitung hari menuju kematian...mu.
harum bunga bangkai temani tidur kakumu...

tipu muslihat selalu disebar..
bertamu mencari dukungan....
siapa sangka siapa duga...
ternyata otakmu penuh dengan trik dan akal busuk..

genderang perang mulai kau kibarkan...
perlihatkan siapa AKU didepan saksi..
nasihatmu.... petuahmu.... saranmu....
menjerumuskan akal sehatmu.....

lebar tanah tlah kau pesan...
penggali kubur tlah kau persiapkan...
ukiran indah bertuliskan tlah dibuat...
Nama BesarMU terpangpang jelas terlihat.


Puisi Elegi
Oleh: Pastrana Kaldera

Kering hari diterpa terik matahari menyiangi
Berdebu.. Peluh... dan lemah tuk teriak

Aku bisa menatap bertahan pada langit
Pada malam terselimuti awan
Pada bulan merah berdarah yang muncul lalu menghilang

Kamu hanya melihat...
Seperti ku temui kamu satu detik berlalu lebih lambat
lalu satu detik lagi kamu beranjak

Dimana elegi yang ku miliki tak lagi temui dinding menantang
Tak lagi ungu mengharu biru
Bahkan tak lagi ku basuh dengan hujan itu yang sering kusebut kamu...

Cinta masih tenang bersanding di pusara
Diantara gerbang keindahan kepak sayap bergerak terbang
Disamping pijar api lelehkan lava waktu menunggu
Dan dipeluk hangat dalam sekam abu ditiup angin

Ia hilang... ia elegi diantara kamu,
aku, dan dimensi waktu
-------------

Demikianlah puisi tentang elegi. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.