Skip to main content

Puisi Dengarkanlah Ayah | Puisi Untuk Ayah

Puisi Dengarkanlah Ayah | Puisi Untuk Ayah
Puisi dengarkanlah ayah. Ayah artinya orang tua laki- laki seseorang anak. Tergantung hubungannya dengan sang anak, seorang "ayah" dapat merupakan ayah kandung, atau ayah angkat. Panggilan ayah juga biasa diberikan kepada seorang yg secara de facto bertanggung jawab memelihara seorang anak meskipun antar keduanya tak ada hubungan yang resmi.

Bapak serta Papa merupakan sebutan atau panggilan lain untuk ayah. Pemanggilan ayah dengan sebutan papa telah menjadi hal yg umum pada masyarakat di Indonesia. didalam bahasa gaul ayah biasanya disebut dengan Bokap.

Demikianlah sekilah tentang ayah, yang kita kenal ayah dalam keluarga yang bekerja keras, menghidupi keluarga yang dipimpinnya, berkaitan dengan ayah di bawah ini puisi ayah, bagaimana puisinya silahkan disimak saja.

Puisi Dengarkanlah Ayah
Oleh : Debi cs

Ayah
Jangan cemburu ya
Ketika aku lebih banyak bertanya tentang ibu
Ketika aku lebih perhatian pada ibu
Dan ktika aku langsung memeluk ibu Saat bertemu...

Ayah
Kau harus tahu jauh di lubuk hati ku
Aku ingin sekali memeluk ayah
Karena ketika aqu rindu ibu, bisa ku pastikan aku juga rindu ayah

Ayah
ada rasa malu ketika aqu ingin memeluk ayah
Ada rasa takut ketika aqu mencium tangan ayah
Yeah aku takut
Takut tidak bisa menahan tetesan air mata ku d dpan ayah

Ayah
Aku juga rindu ayah
Ingin peluk ayah sperti peluk ibu
Ingin cium ayah sperti aku cium ibu
Aku ingn merasakn keringnya kulit mu
Kering oleh panas matahari karena telah memperjuangkan hidup ku....

Ibu
Ayah
Ini anak mu merindukan mu


PUISI AYAH
Karya :A . WIDODO

Ayah
Katamu aku suci
Terlahir suci dari rahim suci
Kau kata tentang harap suci
Hendak menimang buah hati suci
Dan menjaga sepenuh hati

Ayah
Selalu meski detik berganti waktu
Kau tempa aku dengan kasih sayangmu
Katamu,welas asih tanam dalam jiwaku
Jadilah manusia yang memanusiakan manusia
Jika mampu manusia setengah dewa

Ayah
Meski berpuluh-puluh tahu telah berlalu
Meski dulu aku masih digendongmu
Masih melekat dalam nasehatmu,itu!
Kujadikan prinsip agar harum namamu
Aku cukup mengerti,selangkah aku salah luruhkan citramu

Ayah
Mohon ampun serta ijinkan aku mencurahkan resahku
Lewat selarik puisi meski kuragukan bentuk itu
Karena di hadapanmu aku bisu
Bukan bisu lisanku
Bisu kujaga rasamu hingga takut aku mencipta amarahmu

Ayah
Jika benar yang kau kata dulu
Sewaktu aku masih di dekap ibu
Sesungguhnya aku sudah bangga,ayah!
Sayangnya bangga ini tak mampu ku ceritakan pada cucu-cucumu
Bukan hati fakir menghargaimu pun miskin rasa sayang untukmu

Ayah
Aku tetap menyayangimu hingga kaku nadi-nadiku
Yang membuat aku kecewa
Mengapa kau besarkan aku dengan nasehat sucimu
Kau nafkahi aku dengan uang rakyatmu
Yang hatiku teriris demi memanjakan aku jutaan rakyatmu busung seperti jaman perunggu

Ayah
Sesungguhnya kaya bukan cita-citaku
Miskin-pun aku tak sesali itu
Sesungguhnya bahagiaku bukan dari ukuran hartamu
Bahagiaku, melihat ayah ciptakan dan tinggalkan harum
Hingga tanah telah memintamu untuk kembali menyatu

Bukan bui membelenggu di usia tuamu

Demikianlah puisi dengarkanlah ayah. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi ayah dan ibu. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.