Skip to main content

#Kumpulan Puisi Hujan Dan senja

#Kumpulan Puisi Hujan Dan senja

Kumpulan puisi hujan dan senja. Bersantai di senja hari yang hujan di temani puisi- puisi hujan dan puisi senja merupakan pilihan yang indah bagi penikmat puisi.

Sambil menikmati waktu senja, rintik hujan sore menjadi irama alam menambah kesyahduan beristrahat.

Apa lagi di temani secangkir kopi sungguhlah sebuah senja yang indah, menerjamahkan pergolakan rasa yang di rasakan di senja hari yang hujan

Kepenatan yang menetap hilang perlahan tergantikan kemerduan rintik hujan dan senja membawa keteduhan menatap senja sembari menikmati rintik hujan dan hangatnya kopi.

Puisi hujan dan senja akan membawa kita mencurahkan segala kerinduan dan membayangkan hari hari indah bersama hujan dan senja, sambil menunggu waktu menjelang malam.

Lewat bait bait puisi hujan dan puisi senja yang diupdate ini cerita hujan dan senja menjadi cerita utama pada masing masing puisi, di rangkai dengan berbagai kata puisi sehingga menceritakan hujan dan senja yang indah untuk dibaca.

Jika anda menyukai puisi senja atau puisi hujan mungkin puisi -puisi hujan dan puisi tentang senja ini puisi yang jadi pilihan anda.

Adapun masing masing judul puisi dengan tema kumpulan puisi hujan dan senja yang diterbitkan puisibijak.com diantara:

Dua belas koleksi puisi hujan dan senja, untuk pembaca yang menyukai puisi tentang senja dan hujan


Kumpulan Puisi Hujan Dan senja

Puisi hujan dan senja tentunya bersumber dari inspirasi kata tentang hujan dan kata tentang senja, sehingga menjadi bait bait puisi hujan dan puisi senja

bagaimana cerita hujan dan cerita senja dalam bait-bait dua belas puisi yang terbitkan puisibijak.com, selengkapnya disimak saja puisinya berikut ini.


PUISI HUJAN DAN SENJA
Oleh: Ismi Sofia Ananda

Senja, terbalut mendung
Satu-satu rintik hujan pun turun
Mengetuk atap-atap genting
Menyirami rumput-rumput yang kering

Seakan aku melihatmu
Di balik jendela masa lalu
Berlari-lari kecil di atas kecipak air hujan
Menggenggam tanganku, erat memaku

Kemudian kau tutupkan jaket
Di atas rambutku yang basah
Kau tersenyum, kau berbisik
"Aku mencintaimu, Sayang"

Kini saat-saat itu telah pergi
Rindu-rindu menjadi puisi
Sebagian hanyut dideru elegi
Hanyalah hujan, setia berbagi

Di sana di bawah rinai air hujan
Berpayung kita, penuh mesra
Dan peluk tubuhmu,
Mampu hangatkan, nadi-nadiku yang beku


HUJAN SEBELUM SENJA
Karya: Ahmad Sholihin

Muka bocah itu cemberut
Seperti ada belenggu mengikat
Sebab hujan datang tak terduga
Menghalang asa sebelum senja tiba

Namun cita menggebu dalam sanubari
Rela berbasah-basah membelah hujan
Demi mengejar mimpi-mimpi
Terus melangkah melawan gigil nan dingin

Ada cerita yang ingin ditulis pada malam
Tentang huruf-huruf hijaiah
Tentang noktah hitam
Di barisan kertas kuning para petuah

Adalah jembatan menuju cita
Sebagai cinta bakti pada orang tua

Back to list title puisi hujan dan senja ↑

HUJAN BERSELIMUT SENJA
Oleh:Dam Hanihi Loh's

Hujan benar-benar deras menemani perjalananku kali ini
Untung saja sebelum aku melangkah, kau membekali payung
Jubah yang aku kenakan tak sampai basah
Aku tak tau jika kau tak memberiku payung
Netraku pasti akan tergenang mengalir mengikuti ritme air

Belum lagi angin berhembus membawa aksaraku yang ingin kubingkai dalam sajak rindu
Enyah dari pena yatim piatuku
Rupanya angin tak rela membiarkan sajak-sajakku terlahir
Sehingga tintaku kerontang beku diujung pena

Entahlah, hujan dan angin selalu mengekor disetiap langkahku
Lenyapkan asa-asa agar tak terlukis sempurna
Indah yang mewarnai jejakku
Memudar ternodai oleh pekat awan mendunguh
Untuk apa hujan gigilkan tubuhku dan angin gugurkan daun-daun
Tetapalah tegak berpijak, ungkapmu menyemangati

Seperti yang pernah kukatakan padamu, langkahku tetap tegak
Entah menurutmu,
Namun biarkan saja hari ini hujan deras menguyur langkahku
Juga angin yang membawa luka
Aku biarkan saja, sebab hari tak selalu cerah dan senja yang akan mengakhiri.


PURNAMA SETELAH HUJAN
Oleh: Kepodang Kuning

Hujan yang merimbun tak bersela runtuhnya berdekatan
Surya menipu diri baranya tak hingar kuncup melayu
Sepucuk pesan terjatuh lewat lengan pena
Cinta nan hujan rintiknya meriuh sedang malam merindu pada purnama

Selepas senja hujan terdiam kelu tanpa suara
Cahaya serupa suar lewat bibir langit raut purnama penuh
Ada yang menanti setelah hujan teduh mengering
Dalam purnama beberapa jengkal malam tercekik sunyi

Purnama setelah hujan bintang pula bermain mata
Sekira rindu menepuk bahu sekilas ada lalu hilang
Dengan suara tuli dan selarik pesan kosong
Bicaralah cinta yang diam agar malam mengerti pagi

Telah kucabik sajak-sajak di atas kertas buram
Helai cinta membakar ruang hati dalam pejam
Andai tatapmu menembus langit meski hujan meraung
Tunggulah purnama tetap datang dan tahu kau menanti

Back to list title puisi hujan dan senja ↑

HUJAN DAN SEBUAH PERMINTAAN
Oleh: Ifadli Marid

Berhentilah hujan...
Karna kau terlalu lama mencuri mimpi ku.
Beralih sejenak kesisi hening malam yang tinggal sepotong.
Gemercik mu menghela rindu.
Aku tak tahan menghantarkan renyuh untuk kau basuh.

Berhentilah hujan mengeja sunyi..
Malam ini terlalu riskan menyimak derai tawa mu.
Memperolok-olok jantung ku yang kau tikam.
Untuk jatuh cinta pada nyanyian kasmaran yang kau peluk dalam basah mu.

Bila memungkinkan aku bisa belajar rima yang sering kau endap pelan-pelan.
Pada sayap pelangi tadi sore di kaki senja.
Tentang aku dan kau yang sama-sama mengabai beban berat sebuah renjana.
Aku meminta di setiap bulir mu agar tak menyertakan resah.

Hujan..
Aku berharap kau tak menertawakan kebodohan ku kali ini.perihal aku menunggu kekasih pada saat kau berhenti mempermainkan hujatan sepi.
Dengan menghilangkan jejak ku menuju kekasih.
Sebelum sempat aku mendekapnya erat-erat.
Nakal sekali tubuh mu menerpa malam yang beranjak menjemput lelap ku.


AKU, HUJAN DAN SENJA
Oleh: Lika Alvionita

Isyarat awan meniti hujan dan diam
Merajam kayuh yang pelan
Kian lemah dan aku tertikam
Nikmat pikat cengkraman kebasahan
Majas tertuang dan bertahan
Kurung rontaan terpendam
Jauh, jatuh dalam buaian
Jaket hitam?
Rangkulan?
Hanya bualan . . .

Sendirian, menjalin perjuangan
Teduh persinggahan
Adalah impian tanpa kenyataan
Hingga sampai pelataran
Aku tetap seorangan


Antara Aku dan Hujan
Oleh: Nurul Syafika Lestari

Senja temaram ... Hilang.
Malam menjelang.
Dedaunan bergoyang, sepoi-sepoi
Merdu terdengar suara bisikan
Alam memanggil ... menuntun jiwa

Pada ketinggian puncak keabadian
Mengiring langkah bersama keegoisan
Tahta dan nama adalah pemberian
Malapetaka yang berbalut sanjungan

Antara aku dan hujan
Berada pada satu titik kesamaan

Aku ...
Rasa ke-aku-an yang tinggi
Yang ingin selalu diakui
Bersamanya nama mengiringi
Tahta mendampingi
Dan rasa bangga menguasai diri

Tak tampak olehnya kerendahan
Samar pada langkah yang dipijak
Terbutakan oleh pujian
Hʌwa nʌfsu yang semakin menggebu
Tak mampu dikawal dengan bijak

Hujan ...
Iapun turun dari ketinggian
Jatuh dan melebur pada kerendahan
Bahkan pada kenistaan

Ia tak memihak, pun ia juga tak memilih
Pada kebaikan ia tak meminta balas sanjungan
Pada keburukan ia tak kembali dengan kenistaan
Ia akan tetap sama, tiada tahta dan tiada nista.
Meski terjatuh pada aras yang terendah

Back to list title puisi hujan dan senja ↑

Ditengah Rinai Hujan
Oleh:Tri Astuti

Hujan disenja menawan
Rintik demi rintik jatuh ke bumi
Memberi kehidupan baru
Membawa kesejukan

Rinai hujan disenja hari
Membawa anganku terbang jauh
Mengembara dalam buaian matahari senja
Berbagi kisah pada semesta

Ditengah Rinai hujan senja
Mencoba berbagi kisah
Kepada air
Kepada angin
Kepada dingin
Dengar dan dengarlah rintihan hati


PUISI HUJAN
Karya : Eko Sutrisno

Hujan siang ini sesaat hilangkan terik
Angin sore bertiup sejukkan raga
Tanah terhampar basah oleh air hujan
Daun-daun terlihat segar menghijau

Hujan turun tiba-tiba siang hari
Langitpun kini berawan mendung
Matahari bagai enggan bersinar menjelang senja
Tetes-tetes air masih terlihat dari atap rumah

Hujan di awal September
Seakan ingin mengakhiri kemarau panjang
Untuk menemui rintik air tiap hari
Sampai musim semi bagi pepohonan kelak

Hujan sebentar hilangkan gerah di tubuh
Panas di muka bumi sejenak tersirami kesejukkan air


LAGI HUJAN
Oleh: Ifadli Marid

Berkacalah pada hujan kali ini . Karena aku telah menyediakan sebentuk pelangi .
Akan ku hadirkan setelah tetes terakhir hujan terhenti .
Sebelum kau memperhitungkan garis-garis sunyi .
Kau dan pelangi adalah dua sisi dari matahatiku yang terus menjajakan puisi .

Berkacalah pada hujan yang bersenandung saat ini .
Nyanyian lirih penghantar nada letih kepada senja mendekap senyap .
Berapa lama kau ingin meniadakan gerimis .? diantara matamu yang paling menghujan .

Kembalilah kedalam pelukan hujan Februariku sebentar saja .
Ada ritme dari sang mata Dewa tercurah .
Hendak ku terjemah ribuan moksa .
Pada dinding-dinding jiwamu yang terbaca resah .

Senja kali ini aku tak melihat hujan membasahi lembayung yang kau lukis dengan tergesa-gesa .
Sepertinya kau ingin cepat-cepat menyalin jingga bagi soremu terus meramu sepi .

Hujan kali ini adalah cara aku mengikuti kemana langkahmu berlari .
Agar aku selalu menghuni sebuah ruang di dadamu yang tak menginginkan aku pergi .


PUISI HUJAN DAN SENJA
Oleh: Kepodang Kuninig

Hujan menitipkan rindu pada tepi jendela perlahan jatuh tersapu angin.
Senja sedikit resah menjumput silam dari sela rinai yang berhamburan, tempias air memburam kelabu ... kolaborasi senja dan rinai, serasa sekat membekap napas mungkin tersisa jasad tanpa rasa umpama raga tak bernyawa.

Aku telah pulang tanpa menggulung cinta, sepanjang perjalanan hingga tepat di gerbang senja masihkah kau menungguku?
Atau lalumu bermuara pada lambaian tanpa pesan?
Ingatlah ... waktu telah mengubahku sepenuh lipatan jemari.


Back to list title puisi hujan dan senja ↑

HUJAN DAN SUNYI
Oleh: Drupadi Sukma

pada bunga yang kau kirim lewat sesabit pesan, kelopaknya berjatuhan di atas potongan kata, riuh mengatma memeras air mata langit, jiwa yang sunyi

hujan yang lahir dari rahim kenangan, telah melukis sebias pelangi, tujuh warna yang kita ramu dalam tujuh purnama, walau kita tak mungkin berbaring di bawah selimut panca warna, karena kita adalah sunyi

antara hujan dan sunyi kadang memaksaku pergi, betapa aku tak sanggup melihat senja yang basah, sedang mentari tak kunjung menyeka sisa luka, karena desau bayupun tak abadi

setidaknya pelangi itu masih menggantung di langitku yang terlanjur menyamudra, walau warna itu kelak kan pupus dari mindamu yang nirwana, dan saat itu biarkan aku tetap bersama sunyi, sampai masa yang entah


Demikianlah kumpulan puisi hujan dan senja. baca juga puisi puisi tentang hujan atau puisi tentang senja yang ada di halaman lain blog ini semoga puisi hujan dan senja yang diupdate kali dikesempatan ini menghibur dan bermanfaat. terima kasih sudha berkunjung di blog puisi dan kata bijak.