Skip to main content

Puisi Kidung Sang Pujangga Bercangklong

Puisi Kidung Sang Pujangga Bercangklong

Puisi kidung sang pujangga bercangklong. Pengertian kidung menurut kamu bahasa indonesia artinya nyanyian, lagu (syair yang dinyanyikan) atau puisi, dan kata kata sang pujangga kali ini adalah tentang puisi kidung sang pujangga.

Sedangkan kata sinonim dari kidung adalah senandung, tembang, gita dan lain sebagainya.

Jadi kidung sang pujangga jika berdasarkan pada sinonim dapat diartikan senandung kata kata sang pujangga, dalam hal ini senandung sang pujangga bercangklong, atau kata kata syair pujangga atau lagu seorang pujangga bercangklong.

Dalam karya tulis terutama puisi, terkadang juga kita menemukan judul puisi dan kata kata sang pujangga malam seperti kidung cinta sang pujangga, kidung senja, kidung pujian dan lain lain sebagainya,

Akan tetapi kidung yang kita bahasa disini adalah kidung sang pujangga bercangklong dalam bentuk kata kata syair pujangga.

Sebagaimana di ketahui pengertian pujangga adalah sebutan bagi orang orang pengarang sastra baik puisi maupun prosa.

pujangga juga biasa disebut ahli sastra. atau seorang yang ahli dalam bidang sastra biasa juga di sebut bujangga.

Jadi kidung sang pujangga bercangklong adalah kata lain dari nyanyian seorang pengarang lirik atau puisi sedang bercangklong.

Apa itu cangklong, cangkalong adalah sejenis pipa lengkung yang terbuat dari bahan tertentu, yang biasa digunakan untuk mengisap tembʌkau yang salah satu ujungnya berbentuk cawan sebagai tempat tembʌkau yang akan disulut atau di bakar.,seperti yang biasa digunakan popeye. hehe....


Puisi Kidung Dan Senandung Sang Pujangga Bercangklong

Puisi kidung dan senandung pujangga bercangklong. puisi ini tulis seorang bernama Satria, nama lengkapnya ada di bawah masing masing judul puisinya

Puisi pujangga bercaklong, ada lima judul dan saling terkait dari satu puisi ke puisi yang lain, dapat juga dikatakan puisi yang berseri sebab puisinya mulai dari satu sampai lima.

Bagaimana kata kata syair pujangga dan makna kata kata sang pujangga di balik rangkaian bait bait puisi pujangga yang dipublikasikan puisi dan kata bijak.

Untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja kata kata sang pujangga malam dibawah ini, di awali dari puisi senandung pujangga bercangklong, lengkap dengan youtube penulisnya silakan disimak saja.


PUISI SENANDUNG PUJANGGA BERCANGKLONG
Karya: Satria Panji Elfalah

Aku bersandar pada angin yang berdansa
Di penghujung musim kemarau
Menggantung kiasan sajak di antara ilalang
Menjamah langit mengusap luka

Kugadaikan air mata pada ilalang
Akan kutebus nanti dengan sajakku
Yang kutulis sambil melangkah
Telʌnjang kaki di antara bebatuan

Berkeluh tak tahu malu
Pada rembulan yang bersimpuh bersama gemawan
Laraku pecah dalam hembusan angin malam
Tiada kawan selain cangklongku

Cumbuku pada udara hampa
Yang menggenang di antara helaan napas
Kuputuskan malam ini untuk menyendiri
Hanya aku dan cangklongku

Serang, 10 Oktober 2017.


KIDUNG PUJANGGA BERCANGKLONG
Karya: Satria Panji Elfalah

Malam merangkak
Di sisi jalan kopiku mentes
Cangklong tertunduk
Tembʌkau bersimpuh

Di ajalnya hari ini
Kuintip sisa langit biru yang masih bernapas
Di ujung cakrawala sana ia perlahan menghilang
Mengejar sisa mentari di antara jemarinya

Kepulan demi kepulan asap lahir
Mencari jawaban kegelisahan yang tertahan
Dari pundak Pujangga Bercangklong
Sendunya malam, ia arungi sendiri

Sesap demi sesapan kopi menelaah bibir
Basuh lidah yang kelu
Padahal tiada lisan yang mengetuk
Hanya ada sisa cumbuan dinginnya angin malam

Kiasan lampu menyenggol gelas-gelas kaku
Lalu lintas kendaraan silih bergenti
Detik hingga menit berlalu
Pujangga Bercangklong itu tetap sendiri

Serang, 26 Agustus 2017.


KIDUNG PUJANGGA BERCANGKLONG (2)
Karya: Satria Panji Elfalah

Kukabarkan langit
Laraku terendap di antara bulir ampas kopi
Getirnya langkah bisikkan gulana
Hinggap hingga peraduan

Jelaga berbisik
Di antara sembilu di padang ilalang
Secawan sisa lembayung berguguran
Kutip pilunya ratapan senja

Tiada biru di langit
Hitam legam suaka segala kesunyian
Peluh membeku
Di tepi telaga hitam aku terdiam

Tiada gemintang yang berdansa
Rembulan pun enggan menyapa
Hanya ada secarik awan dari asap tembʌkauku
Menyudut di kegelapan malam

Hitam legam mengelilingi
Peraduan malam ini di atas tanah
Bersama akar ilalang di tepi telaga hitam
Kututup mata, menjemput bunga tidur

Serang, 27 Agustus 2017.


KIDUNG PUJANGGA BERCANGKLONG (3)
Karya: Satria Panji Elfalah

Sisa senja bersimpuh
Cakrawala menguning
Lahirlah malam
Dalam lipatan sajak

Kujemput gemintang
Kugandeng rembulan
Kuajak gemawan
Dengan asap cangklongku

Bunuh aku
Dengan bisingnya keheningan
Kubur aku
Dengan hancurnya angin malam

Tak lekang juga
Sepinya malam di kutub pilu
Tak hilang juga
Sendunya malam di kitab kelu

Pusaraku menanti
Di penghujung malam
Tempat kubaringkan jutaan air mata yang gugur
Tempat kupejamkan mentari kembar

Tidak!
Jangan sekarang!
Kopiku belum tandas!
Tembʌkauku masih penuh!

Serang, 28 Agustus 2017.


KIDUNG PUJANGGA BERCANGKLONG (4)
Karya: Satria Panji Elfalah

Aku beranjak
Dari sepatah lisan
Untuk kubuahi
Dengan batu nisan

Kutuang nyawa
Ke dalam cawan
Biar iblis meminumnya
Yang penting jiwa ini tetap milikku

Getir darah menjunjung tawa iblis
Yang tertawa di teraju malam
Sepah mengendap di antara jemari kaki
Hidup bersama bunga kamboja layu

Cangklongku bergetar
Gemelutuk gigi membantunya untuk goyah
Jiwa meronta
Ingin pergi

Kupaksa bungkam
Namun jiwa tetap meronta
"Lihatlah aku di sini, melawan getirnya takdirku sendiri!"
Sampai saat ini, selalu saja tentang kesendirian

Serang, 29 Agustus 2017.


KIDUNG PUJANGGA BERCANGKLONG (5)
Karya: Satria Panji Elfalah

Senja merona
Menjemput kisah di keabadian
Bersama lembayung
Mengiringi setiap denyut nadi
Cangklongku masih menggantung
Asap masih menari
Di antara kekosongan senja
Kuhibahkan air mata ini pada bumi

Edelweiss
Menatap punggungku
Lukisan darah
Memasung matanya

Edelweiss
Menyeret mataku
Tatap nanar potret kesendirian
Bermukim di tiap mili dirimu

Edelweiss
Kutuju haribaannya
Sekedar ingin mengetuk daun jendelanya
Mungkin, kesendirian ini akan luruh

Maya
Bahkan bayangmu begitu maya
Tak mampu kugapai dalam napas
Tak mampu kugapai dalam cahaya

Perlahan
Nadi terikat
Putus, lebur berkeping-keping
Memaksa nyawa melenggang keluar kamar

Serang, 31 Agustus 2017.



Demikianlah puisi kidung sang pujangga bercangklong. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semogakeenam puisi bercangklong diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih anda kunjungan anda.