Skip to main content

Puisi Tiada Gelap

Puisi Tiada Gelap
Puisi tiada gelap. Mari kita bayangkan sejenak ketika listrik mendadak mati di malam hari, apa yg pertama kali kita cari. Jawabannya kalau bukan senter, umumnya lilin. yg jelas, kita akan segera berusaha mencari hal yg bisa membuat terang.

akan tetapi sayangnya, ketika terang sudah kita dapat, saat kita bisa melihat dengan jelas karena adanya cahaya atau sinar, kadang kita lupa bersyukur. Kita hanya merasa biasa-biasa saja matahari bersinar membuat kita bebas melihat apa saja tanpa bantuan lampu atau lilin. tidak jarang, malah kita mencaci matahari saking panasnya bersinar.

Begitupun kehidupan ketika kita di berikan jalan terang, namun terkadang kita menyukai jalan gelap dengan menjauhi larangan, dan mejalankan perintah Allah, dengan menjalankan perintahnya, ototmatis kita di berikan jalan terang, namun manusi terkadang lebih memilik jalan yang gelap, dan itulah manusi,

Berkaitan dengan kata gelap dan terang berikut ini puisi berjudul tiada gelap bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahakn disimak saja berikut ini.

PUISI TIADA GELAP

Sejatinya gelap itu tiada
Adanya karena ketiadaan cahya
Memekat hati melegam perangai
Butakan hati dan pikiran
Terantuk jejakjejak kaki tersesat
Terbentur isi kepala oleh luapan ambisi
Hanya secercah cahya meredup
Yang hampir padam
Di antara hʌwa nʌfsu yang meraja

Hakekatnya malam itu tiada
Hadirnya karena terhalang cahya sang surya
Oleh bumi yang merotasi tertatih
Sungguh melelah dalam kerentaan
Istirahatlah barang sebentar
Mungkin gununggunung yang kau bawa berputar
Akan meluruh amarahnya
Atau samudera yang kau hamparkan
Akan menenang riak gelombangnya

Hitam bukanlah warna kehidupan
Sungguh dirimulah yang memulas beragam warna
Berbaur larut mewarnai hidupmu
Hingga menghitam jalan yang kau pilih
Pun memutih hidup yang jadi tujuan

Benderang adalah suatu keniscayaan
Anugrah Tuhan yang sejatinya jadi fitrahmu
Yang tlah kau ikrarkan dalam gelap rahim ibumu
Agar kelak terlahir dan hidup bermandikan cahya
Lantas mengapa
Ketika mata memandang
Telinga mendengar
Serta kaki yang melangkah
Di bawah sinaran surya bermandikan cahya
Hatimu justru memekat hitam
Tersesat tak tahu arah tujuan
_________________

Sementara si buta menyeberang perlintasan jalan
Menuju jalan pulang

Adhy Saputra, 280615


≠=========================
Dari Ibn Abbas ra berkata : Diantara Doa Nabi saw : “Wahai Allah jadikanlah pada hatiku cahaya, dan pada penglihatanku cahaya, dan pada pendengaranku cahaya, dan dikananku cahaya, dan dikiriku cahaya, dan diatasku cahaya, dan dibawahku cahaya, dan didepanku cahaya, dan dibelakangku cahaya, dan jadikan untukku cahaya”. ( Shahih Al Bukhari )