Skip to main content

Puisi Percikan Hujan Desember

Puisi Percikan Hujan Desember
Puisi percikan hujan desember. Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, hujan merupakan proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan atau muka bumi. hujan memiliki ragam ukuruan mulai dari pepat , butir besar, hingga butir kecil.

Percikan hujan di bulan desember, Judul ini hanya gabungan dari kosakata dua judul puisi di kesempatn ini, Tapi jika diartikan berarti hujan di bulan desember, atau hujan diakhir tahun pada bulan desember.

Adapun masing masing judul dari dua puisi di kesempatan ini, antara lain
  • Puisi desember berganti juni menanti
  • Puisi puisi percikan hujan di bulan juni
Salah satu penggalan bait dari kedua puisinya. "Telah kering daun kembang berganti dari judul daun kemarau tungkai rapuh menadah Retaknya dahan tak lekat kembali, kelopak segarnya mulai tertunduk Segera luruh tak terbantah di tepian tanah". Selengkapnya dari bait ini, di simak saja puisinya berikut ini.

PUISI PERCIKAN HUJAN DI BULAN JUNI

Rintikan tabu
Yang mengantungi
Butiran hujan yang datang
Membasahi bulan kering

Benarkah..?
Hujan ini membasuh debu
Dari lara kerikil kenangan
Yang ketika itu luruh di bulan juni

Hujan..
Adakah dinginmu
Menggilas bara panas

Hujan..
Adakah sejukmu
Mengubah kemarau ganas

Yang lalu..
Menghantarkan kedamaian
Di perbatasan musim
Antara dingin dan panasnya suhu

Percikan itu terdengar jelas
Memukau telingaku
Di antara gemericiknya air
Yang berdesakan di ruas daun-daun bambu

Wajah itu ..
Masih tergʌmbar
Di dalam sketsa kerinduan
Yang bersiluet perih kepedihan

Hujan..
Di bulan kering
Memangkas kemarau
Menyabotase cuaca

Hujan..
Di bulan kering
Membasuh cerita
Menyegarkan juni kembali menata

Hony
Mei, 21-2016


PUISI DESEMBER BERGANTI JUNI MENANTI

Merah kembang itu telah menghitam
Di peraduan senja matahari tenggelam
Melumerkan sebongkah siang yang kembali meleleh
Di perpaduan warna oranye kehitaman

Daun-daun mawar itu telah menguning
Bukan lagi hijau ketika cantik mula tersunting
Kini kelopak segarnya mulai tertunduk
Segera luruh tak terbantah di tepian tanah

Layukah kembang itu kini
Hanyalah tungkai rapuh menadah
Retaknya dahan tak lekat kembali, lengah
Kuntuman sang mawar pun terjatuh bak pasrah
Di kaki-kaki angin yang sibuk menebas, lemah

Kembang itu telah mengering
Di perbatasan musim
Yang kemarau menitikan kesedihannya di bulan juni
Desember telah berganti
Hanyalah kenangan yang memenuhi ruang
Aroma di hati

Hony
Mei, 21-2016


Demikianlah puisi percikan hujan desember. Baca juga puisi hany yang lain yang ada di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.