Skip to main content

Puisi Penantian yang Tak Usai

Puisi Penantian yang Tak Usai
Puisi penantian yang tak usai. Penantian ada kalanya memang sangat dinantikan. sebab terkadang penantian merupakan sesuatu hal yang diharapkan. Ketika dalam penantian tentunya wajib siap dengan segala efek yang akan muncul akibat dari sebuah penantian tersebut, semisala harus siap untuk suka, gembira serta juga harus siap unuk kecewa bahkan sedih sekali pun, karena terkadang penantian itu adala sebua misteri tang tak pernah usai

Kategori dari penantian juga ada banyak macamnya. penantian akan cinta serta penantian akan seseorang. dua macam dari aneka ragam penantian. dan dapat di pastikan bahwa semua orang pernah mengalami yang namanya penantian, cuma terkadang, porsi dan pandangan akan arti sebuah penantian berbeda berdasarkan berasal masing masing dari orang yang sedang didalam penantian.

Penantian yang tak usai, judul puisi dikesempatan ini. Salah satu penggalan baitnya. "Di pangkuan lelangit runtuh Yang beraroma Ada bau melati yang mengencani penciumannya Yang di raihnya, kuntuman rambut mawar yang melilit punggung pipinya Di belai angin". Selanjutnya dari bait ini, di simak saja puisinya berikut ini.

PUISI PENANTIAN YANG TAK USAI

Matahari telah condong
Bahkan tak terlihat lagi
Menyusup kebalik lautan awan
Yang datang menutupi sinarnya
Sore kian beranjak
Pudaran cahaya senja telah tak nampak
Kini hanya sisakan sejejak bayangan hitam yang bergaris
Di ufuk sebelah barat

Deru angin menyapu
Awan-awan itu perlahan terberai
Melarikan asap-asap tipis yang menjulang
Sore berganti, petang pun datang
Menyapa pergantian waktu
Tamu malam kini segera singgah, menghampiri

Desau..
Dedaun, berulang-berulang mendecak
Seringai kelelawar pun berteriak
Di langit beludru kawanan burung hitam itu mengepak
Membiarkan sayapnya bersetubuh dengan angin

Sore, kian tenggelam
Menghantar perawan senja
Kebalik peraduannya
Yang di lilit kelambu, kehitam-hitaman warnanya

Gadis itu masih berdiri
Di pangkuan lelangit runtuh
Yang beraroma
Ada bau melati yang mengencani penciumannya
Yang di raihnya, kuntuman rambut mawar yang melilit punggung pipinya
Di belai angin

Sajak.. aroma mati yang menyengat
Membakar panasnya ribuan lilin yang meleleh
Mencairkan duka puisi yang menyayat
Di balik tulisan megahnya tinta yang terhormat

Adalah ia si gadis itu
Yang berdansa di pelabuhan biru
Berkidung pelaminan waktu
Masa telah menciptakannya
Lewati kisah dan cerita-cerita
Tentang ia dalam berbentuk aksara

Rupa yang tak di pinjami
Kisah yang menjadi kontroversi
Antara kebenaran dan bualan semata
Yang di tanam kepada era
Masa perubahan zaman yang tak mengubahnya

Ialah gadis itu
Yang masih berdiri kaku
Di tepian sore yang telah berakhir lalu
Tetap-tetap.. ia berada di sana
Tanpa tahu menghitung waktu
Ia tetap menunggu
Menanti kekasihnya yang telah menjadi bubur waktu

Hony
Mei, 13-2016


Demikianlah Puisi penantian yang tak usai. baca juga puisi Hany yang lain yang ada di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.