Skip to main content

Puisi Wajah Lembayung Bercadar Putih

Puisi Wajah Lembayung Bercadar Putih
Puisi wajah lembayung bercadar putih. Wajah adalah aset cerminan hati dan jiwa merupakan aurat bagian depan dari kepala, pada manusia, Wajah terutama digunakan untuk ekspresi wajah, penampilan, serta identitas sesorang.

Berkaitan dengan kata wajah, wajah lembayung bercadar putih, judul ini kombinasi dari dua puisi tentang wajah, adapaun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi wajah lembayung
  2. Puisi wajah hitam bercadar putih
Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tentang wajah tersebut. "Merah dan kuning cakrawala itu menaunginya, Lelaki di batas impian yang menanti, Menunggu kehadirannya, rindu yang tak bertepi". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI WAJAH LEMBAYUNG

Tertunduk wajahmu sore itu
Di sapu bayu, berdesir menyenandung
Wajah yang sayu, berp0se rindu
Di kala merah cakrawala, memotretnya

Dan sehampar awan mengelilingi
Pijakan matanya, yang sendu
Mengukir impian, di batas mentari
Yang lalu terduduk diam
Tanpa suara..

Sepoi angin, membelai indah telinganya
Di dalam bisikan sepi hangat, tanpa dingin menyentuhnya
Bersama lembayung ungu
Yang hantar kesendiriannya

Menelusuri segenap angan
Yang pernah singgah di dalam hari-harinya
Menyematkan sebuah kerinduan hadir, akan tentangnya

Begitu indah, polos matanya
Yang hidup bagaikan jely
Jernih warnanya, meronakan bibir langit yang bening

Merah dan kuning cakrawala itu menaunginya
Lelaki di batas impian yang menanti
Menunggu kehadirannya,
rindu yang tak bertepi

Hony
Mei-16-2016


PUISI WAJAH HITAM BERCADAR PUTIH

Lihatlah
Telʌnjang bulan
Di kaki langit
Yang hidup
Serupa mati
Bersinar
Hanya untuk
Memudar

Langit-langit
Bercakap
Kemudian
Bintang pun jatuh
Di antara
Sesak-sesak
Awan kelabu

Lenguh
Angin yang panjang
Memberangus
Asma yang kian akut
Di rongga-rongga
Paru-paru bumi

Telʌnjang bulan
Mengitari gi-la
Bercongkak
Di antara mega-mega
Bersuara lantang
"Akulah sang penguasa"
"malam yang pemberani"
Walau dengan sabitnya
Yang mencelurit

Tak indahkan..

Cekikan
Lolong hening bergerilya
Di antara semak-semak hitam
Merangkak
Menyusupi
Lorong-lorong sempit
Yang kotor
Menumpahi penciuman
Bau darah tumpah

Merah bulan
Di kalang pasi
Menelanjangi
Kerakusan, putih awan
Menjadi hitam
Bernoktah legam

Hony
Mei, 13-2016


Demikinlah puisi wajah lembayung bercadar putih. Baca juga karya Hany yang lain yang ada di blog ini.. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.