Skip to main content

Puisi Perubahan Iklim Bukan Tanpa Sengaja

Puisi Perubahan Iklim Bukan Tanpa Sengaja
Puisi perubahan iklim bukan tanpa sengaja. Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut.

Perubahan iklim bukan tanpa sengaja, judul ini satu dari dua puisi alam di kesempatan ini, adapun masing masing, judul puisinya antara lain.
  1. Puisi iklim bermusim
  2. Puisi perubahan iklim bukan tanpa sengaja
Bagaimana cerita dan makna di balik rangkaian kedua puisi tentang iklim tersebut, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI PERUBAHAN IKLIM BUKAN TANPA SENGAJA

Lihatlah
Embun yang meremis
Di atas selembar daun pisang
Mengecup mentari yang datang
Di antara butiran berlian

Lihatlah
Langit yang membiru
Di atas pandangan kelopak welas
Mengasihani ribuan pelepah lemas
Dari batang yang terkulai kandas

Matahari pagi
Yang terik menyimpan dendam
Dari bara yang tak kunjung puas
Ingin memanggang dari panas yang menggilas
Roda kehidupan bumi nan memelas

Di sana menyelinap
Beberapa hembus angin
Yang mengantisipasi
Panas yang mengkuras
Dari keringat denah yang lelah

Di sana bersuara
Bumi menyerukan
Datanglah mega-mega
Agar surya tak terlalu membakar
Panas sengatan dari murka pancaroba

Kehidupan alam
Yang tak beraturan
Merampas dan mᥱnindas
Membunuh tanpa melahirkan
Kesumberdayaan manusia

Hony
Maret, 15-2016


PUISI IKLIM BERMUSIM

Mendung menggayut mega
Di sapa para burung berkicau gema
Dalam hembusan angin sepoi meraba
Di kesenyapan siang nan gelap menyita

Sayu mata beradu di jaga
Pada sayap hitam dalam angkasa
Yang menyekat di pelupuk retina

Desir mengalun di angin musim
Kemarau berlalu berganti iklim
Pada cuaca hawa mengklaim

Laju serdadu bayu memburu
Di senandung sang perdu melagu dayu
Di hamparan cakrawala langit membisu

Peluh bercucur di keringat menyampul
Rinai mengalir di pelupuk mencair
Gerimis meremis di bening kaca mata meniris

Sapa hujan dalam kerontang
Di musim kian hawa merentang
Dalam panas nya mentari meregang
Jadi awan di sebutir melenggang

Hony. 200914. Skb/Plb/Wrk


Demikianlah puisi perubahan iklim bukan tanpa sengaja dari Hany yang bercerita tentang iklim, terimakasih telah menyimak, jika suka membaca puisinya lihat saja di halaman lain blog ini, Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi alam. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.