Skip to main content

Puisi Raibnya Sebuah Hati

Puisi Raibnya Sebuah Hati
Puisi raibnya sebuah hati. Hati adalah kunci hidup, mengapa demikian ketiak hati rusak maka rusak semualah organ tubuh yang lain, ini menurut kesehatan. tetapi secara logika dalam kehidupan sehari-hari pun kita bisa bayangkan serta mengambil dari diri sendiri. contoh yang simpel, ketika kita berpikir baik baik saja, makan hati akan tenang- tenang saja. begitulah juga sebaliknya, ketika pikiran negtif kita akan merasakan efek bagaimana, yang terjadi pada diri sendiri.

Jadi jika hati ingin bersih, bersihkan pikiran, dengan cara mendekatkan diri kepadang Sang pencipta. jangan selalu berpikir negatif, karena sesungguh pikiran negatif itu adalah suatu penyakit hati yang mungkin tanpa kita sadari.

Berkaitan dengan kosakata hati, dibawah ini, dua puisi tentang hati, adapun masing masing judulnya antara lain.
  • Puisi raibnya sebuah hati
  • Puisi buta hati.
Salah satu penggalan baitnya. "Aku kehilanganmu Diatap langit-langit pelafon itu yang menjadi saksi bisu, sirna nya sebuah hati yang lebur didalam catatan kabur, sirna nya sebuah hati yang lebur didalam catatan kabur". Selengkapnya dari bait ini disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI RAIBNYA SEBUAH HATI

Masih tentang kamu
Didalam harian buku diary itu
Yang mengembarakan tinta merah hatiku

Disana tetesan-tetesan mengalir basah, dari rinai sudut-sudut hatiku
Yang menganak sungaikan tulisan-tulisan rindu
Saat kehilanganmu yang menjadi wajah pasi kertas dipangkuan lenganku

Aku merindukanmu..
Dibatas hari-hari lalu yang mengindahkan cerita-cerita manja kalender penanggalanku,
Aku kehilanganmu
Diatap langit-langit pelafon itu yang menjadi saksi bisu, sirna nya sebuah hati yang lebur didalam catatan kabur

Masih tentangmu, dalam buku harian hidupku
Mencatat elegi dilema hatiku, yang terjerat lingkaran waktu
Aku masih merindukanmu, pada putaran hari yang lalu, dibatas raibnya hatiku

Hony
Dec, 24-2015
PLB


PUISI BUTA HATI

Dia selalu melihatku,
takpernah memalingkan matanya,
walau sejenak.
Elang bagi mangsanya
Tapi aku tidak sama sekali.

O, sungguh butanya aku
tak pandai membaca diri
Kemana pun aku berlari,
Ia selalu ada di sampingku.

Betapa Ia mencintaku
Kehadiran itu yang tak kurasakan
Sungguh hatiku tlah buta karenanya.
Cinta-Nya kepadaku,
melebihi cintaku kepada-Nya.

Pulo Tiga, Aceh Tamiang
16-01-2016

Demikianlah puisi raibnya sebuah hati. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi tentang hati di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.