Skip to main content

Sajak Tentang Pak Tuaku

Sajak Tentang Pak Tuaku
Sajak Tentang Pak Tuaku. penegrtian sajak adalah gubahan Sastra yg berbentuk Puisi atau bentuk Karya sastra yg penyajiannya dilakukan dalam baris- baris yg teratur serta terikat, dapat juga dikatakan gubahan karya sastra yg sangat mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik kesepadanan bunyi, kekontrasan, juga kesamaan.

Berkaitan dengan sajak, di bawah ini, ada beberapa sajak, salah satunya berjudul sajak pak tuaku, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Sajak tentang pak tuaku
  2. Sajak tentang nenek tua
  3. Puisi budak budak sajak
  4. Sajak balita
  5. Sajak terinjak
Salah satupenggalan baitnya. "Dan nenek daki menunggu Sejenak kita menegur tetesan air mata Nanti kita petik dari kilas peristiwa di tepian trotoar kota, Pak tuaku bercerita pada daun-daun kering yang mengatakan angin tiba Tidak peduli keriput tubuh terus mencaci". Selengkapnya dari bait ini, silahkan di simak saja kelanjutannya berikut ini.

Sajak Tentang Pak Tuaku
Karya : Penyair Kecil

Dengan jinjingan anyaman kayu, pak tuaku
mengayun sepeda butut dari zamannya
Melihat tepian desa, kereta muncul dari utara mengikuti arus kali
Pak tuaku bercerita pada daun-daun kering yang mengatakan angin tiba
Tidak peduli keriput tubuh terus mencaci

Pak tuaku menjemput riangnya cicit-cicit anak burung
Dengan titipan wajah syahdu, pak tuaku serasa dimadu
Rupanya pak tuaku sedang dimabʋk rindu
Entah kepada semut kecil atau cicitan burung
Jauh sudah pak tuaku mengayun sampai dihinggapi jenuh bersetubuh

Dengan jinjingan anyaman kayu, pak tuaku berecerita penuh
Kepada selembar daun-duan muda di pinggirnya
Kini pak tuaku hanya sekedar cerita dari kedua
orang tua

Tegal, 9 September 2015.


Sajak Tentang Nenek Tua
Karya : Penyair Kecil

Kemarin kita bertemu di sini, ada nenek tua
berselempangkan bakul di tepian trotoar
Kita berdiri lebih lama mendiami tentang seribu tanya
Dengan seikat kain di pinggulnya, ia duduk lalu
sesekali mengibaskan wajah tangannya
Entah kita sudah berdiri lama atau kita sudah lupa usia?

Kita membiarkan daki-daki menunggu
Sejenak kita menegur tetesan air mata
Nanti kita petik dari kilas peristiwa di tepian trotoar kota
Kiranya kita tidaklah layu sayu

Kita berdiri lebih lama lagi, bukan pertama kali
Sesampainya kita tahu, ada langkah kecil
Dengan berselempangkan bakul, ia mematikan kejamnya dunia
Sampai lupa keriput tubuh tak jua melelahkan raga yang dimiliki

Tegal, 9 September 2015.


PUISI BUDAK-BUDAK SAJAK
oleh: boiem

lirih tertoreh..
Aksara dalam tarian pena..
Bergelut dengan tinta..
Untaian kata pun tercipta..

Mencumbu karya, dalam tikaman nada berbelatikan kata,.
Rona aksara, payungi nada nada tanpa suara.
Bergulir syair dalam dekap tabir tertafsir, senyum memuisi tangis dalam derai-derai rima.

‪#‎RAJAMANDALA080315‬


SAJAK BALITA
Karya : Lufty

Kau pasti tak tau apa yang ku tuju...
Kau pun tak akan mendengar suaraku...
Ini bukanlah makananmu...
Dan ini punyaku...

Menurutmu itu adalah ini...
Pengantin kata saja tak kau kenali...
Sesudah menetek, berceloteh saja kau ini...
Seperti beo yang masih diajari...

Balitapun bisa aiueo dengan makna...
Mengecap kecapi asam asam manis rasanya...
Biarlah mereka memakannya dengan cara mereka...
Jangan beri aturan yang kaupun tak tau caranya...

Sajak ku sajak mahabarata...
Hancur tak ada makna...
Tapi biarlah tak perlu kau risau...
Karna itu bukan urusanmu...

(030515)


SAJAK TERINJAK

Teriak pastinya kala telapak mendepak
imajinasi larut di sungai kering
lolong tak tertolong jerit melengking
mesti menolak masih ada kata bijak
keping serpih sulit pulih
biarlah pilu menjinjing pedih

Mata kaki picak tak mampu lacak
tata kata dimakna sesuai selera
nada tak enak sumbang memekak
derap injak peradaban yang tertera

Tak perduli kanan kiri seperti apa
sikat tak perlu basa basi
yang penting diri sendiri
lunturkah sudah yang luhur
tentunya runtut tak surut
walau hingar bingar datang dari luar

LL2709151532

Demikianlah sajak tentang pak tuaku, Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.