Skip to main content

Puisi Tentang Mati

Puisi Tentang Mati
Puisi tentang mati. Mati adalah suatu hal yang pasti bagi tiap makhluk yg bernyawa, begitulah janji Allah. Kehidupan yg kita jalani di dunia ini hanyalah sementara sebagai tempat persinggahan untuk sementara saja, sebab masih ada rentetan perjalanan panjang yg akan kita lewati sesudah kehidupan ini.

Didalam kepercayaan Islam, akan kehidupan sesudah mati. yg dimaksud kehidupan sesudah mati dalam Islam bukanlah seperti yg kita jalani di dunia ini, bukan pula sebuah reinkarnasi. akan tetapi yg dimaksud kehidupan sesudah mati dalam Islam artinya kehidupan yg akan dijalani dengan abadi tak pernah mati di akhirat. kelak

Akan tetapi, sebelum menuju kehidupan abadi di akhirat, kehidupan kita di dunia ini. kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk beribadah serta berbuat amal baik, karena hal itu akan bermanfaat di akhirat kelak amal baik yang akan menjadi penilong dan di taman setelah mati.

Dua Puisi Tentang Mati

Berkaitan dengan kata tentang mati, berikut ini, dua puisi dengan kosakata mati, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi mati obor
  2. Puisi mati
Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tersebut. "Serumpun menyemak belukar Bersekatsekat pada kelompoknya Walau salah satu harus mengingkari Tapi hati ini masih sangat menginginkanmu, Malam itu hening tanpa cerita. Tiba-tiba suara tangis mengelegar". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI MATI OBOR

Serumpun
Terlupa rumput pada akarnya
Menjelma seribu rupa
Rupa bentuk rupa warna
Rupa sifat perangainya
Ruparupa

Serumpun menyemak belukar
Bersekatsekat pada kelompoknya
Topografi membeda
Gununggunung menghalang
Selatselat memisah
Lautlaut membelah
Adatistiadat mengikat
Tradisi memasung
Aksara membeda

Serumpun tak seladang
Menggerigi kebhinekaan
Menggulma kampung halaman
Serumpun padang ilalang
Tersemai persada alam
Bolehlah kuncupkuncup merekah
Tetaplah rimpang pada akarnya
Bumi pada pijaknya
Pun langit pada junjungnya

Adhy Saputra, 050315


Puisi Mati
Karya: Gau

Malam itu hening tanpa cerita.
Tiba-tiba suara tangis mengelegar di telinga, bangun 'kan aku dari tidur.
Dan aku buka mata, nampak kakak sedang menangis, di depan jazad.
Yang berbaring berbalut kafan.

(Sepertinya kakak sedang menyanyikan tidur lelapnya dengan tangis).

Rupa itu 'pun nampak tak jelas, begitu banyak darah berceceran di sekujur tubuhnya.
Kain kafan putih 'pun memerah.
Kak.. siapa? jazad itu kak, kenapa kakak menangis?
Keras dan semakin keras.
Kak... jawab aku kak, kenapa kakak tak mau mendengarku?.
Dan itu seperti aku, apakah itu aku kak?.
Kak, kak.

 mkssr 050315
-----------

Demikianlah puisi tentang mati. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.