Skip to main content

Puisi Hiruk Pikuk

Puisi Hiruk Pikuk
Puisi hiruk pikuk, Pengertian hiruk pikuk adalah keadaan atau situasi dalam kondisi yang ramai sekali dari berbagai aktivitas contoh kalimat hiruk pikuk, hiruk pikuk suara orang dalam pelelangan ikan itu terdengar dari jauh. Hiruk pikuk suara dari pasar terdengar, jadi inti dari arti hiruk pikuk, biasa ketika dalam keadaan gempar/ribut suara gaduh yang ramai serta suara yang ribut sekali atau riuh rendah ataupun riuh dan bising.

Danberkaitan dengan kata hiruk pikuk, berikut ini puisi bertema hiruk pikuk, yang menceritakan dan membahsa tentang berbagai permasalah yang dialami oleh penulisnya, bagaiman cerita dan makna puisinya silahkan untuk lebih jelasnya disimak saja berikut ini.


Puisi Hiruk Pikuk

Derik malam sembunyi di balik sepoi
Dingin gemeretak tulang begetar
Seakan hilang sum sum semalam
Nyanyian nyamuk memekakan kuping
Seakan tak mengerti capeknya hidup

Kuingin belari di puncak jayaan
Apalah daya ku teperangkap di kubangan rawa
Kugapai ranting mencoba menanjak
Ranting patah dua lapuk tak berbekas

Tangan lembut menggapai lengan
Rupanya ia bayangan diri
Datang menghampiri memberi asa
Bahwa esok khan besinar cemerlang

-Awie Batam-

KISAH BULAN LUKA
Oleh: Kiara

Malam ini bulan sedang berduka, Tuan.
Menangis tak henti-henti ditengah hiruk--pikuk keadaan langit beserta penghuninya.
Mata yang semerah darah itu, lihatlah! Adakah yang lebih lebam dari yang ia rasakan? Juga dada yang nyaris pecah diterpa cacian mata hari sepanjang musim, tak sedikitpun ia mampu bergeming.

Malam ini bulan sedang meratapi nasib, Tuan.
Melanglang ingatannya ke sebuah padang tandus di mana kekasihnya dikuburkan, lalu segenap kenangan itu kerontang mencacah nadinya, menumpahkan segala yang tersisa.

Malam ini bulan tak ingin berbicara, dengan siapa saja.
Bahkan tidak juga denganmu.
Tidak dengan angin, atau Tuhannya.
Ia marah. Ia merutuk kepada nasib juga doa-doa yang terselip begitu saja di reruntuhan debu, terbang kesegala penjuru dan tak seorangpun perduli.

Malam ini. Malam bulan yang sekarat.
Malam ia menghujat siapa saja yang ada di antaranya, tak terkecuali Kamu.
Maka--menepilah! Biarkan darah itu tumpah dan langit yang akan bersaksi tentang tunggalnya.
Tentang abadi deritanya.
------

Demikianlah puisi hiruk pikuk. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.